Data Loading...

rangkuman buku HERMENEUTIK - tugas PAK Flipbook PDF

rangkuman buku HERMENEUTIK, Basic Bible INTERPRETATION

penulis: Roy B. Zuck


111 Views
89 Downloads
FLIP PDF 155.66KB

DOWNLOAD FLIP

REPORT DMCA

rangkuman Hermeneutik, Basic Bible Interpretation by Roy B.Zuck

Tugas Rangkuman Buku

HERMENEUTIK Basic Bible INTERPRETATION

penulis: Roy B. Zuck

1

rangkuman Hermeneutik, Basic Bible Interpretation by Roy B.Zuck

Bab 1 Ada apa dengan penafsiran Alkitab?

Dalam Kis 8:27 kita melihat bahwa pembaca Alkitab tidak serta-merta langsung memahami apa yang dibacanya. Pembaca perlu dibimbing untuk menafsirkan apa yang dibacanya dalam Alkitab. Untuk menafsirkan Alkitab kita perlu untuk mengobservasi apa yang tertulis lalu berusaha mengartikannya dan akhirnya semua nya itu harus bisa diaplikasikan. Dalam menafsirkan Alkitab sendiri kita memiliki beberapa kendala seperti :kesenjangan waktu, kesenjangan geografis, kesenjangan budaya dan bahasa. Langkah dalam penafsiran: 1. Observasi : Apakah yang dikatakan? 2. Interpretasi : Apakah artinya? (ini adalah bagian yang paling sulit) 3. Penerapan: Bagaimana penerapannya buat saya?

Observasi

Interpretasi

Apa yang dikatakan?

Apa artinya?

Mengamati

Menggodok

Menemukan

Mencerna

Menggambarkan apa yang

Menentukan apa maknanya

2

rangkuman Hermeneutik, Basic Bible Interpretation by Roy B.Zuck

ada disana eksplorasi

menjelaskan

Tujuan sejati pemahaman Alkitab adalah supaya penyesuaian hati, bukan hanya pemahaman dalam pikiran. Hanya dengan cara ini orang percaya dapat bertumbuh yaitu dari penerapan semua pemahaman kita tentang Tuhan dan FirmanNya pada kehidupan kita sehari-hari. Proses pemahaman Alkitab dan penerapannya dalam hidup kita adalah proses seumur hidup. Banyak tantangan dalam usaha dalam penafsiran. Salah satu contoh, bagaimana kita tahu bahwa ayat tersebut hanya ditujukan kepada orang-orang kepada siapa ayat tersebut pertama ditujukan ataukah juga untuk generasi-generasi selanjutnya? Beberapa tantangan dalam menafsirkan Alkitab: 1. Kesenjangan Waktu (kronologis) Kesenjangan waktu yang sangat besar antara waktu penulisan dan masa sekarang. 2. Kesenjangan Ruang (Geografis) Banyak kejadian-kejadian di Alkitab berjarak ribuan mil dari para pembaca. 3. Kesenjangan Budaya (Kultural) Perbedaan budaya yang besar antara pembaca dan kejadian di Alkitab. 4. Kesenjangan Bahasa (Linguistik) 3

rangkuman Hermeneutik, Basic Bible Interpretation by Roy B.Zuck

Alkitab ditulis dalam bahasa Ibrani kuno, Aram dan Yunani. Banyak dari para pembaca yang tidak memahami bahasa asli Alkitab. 5. Kesenjangan Penulisan (Pustaka/Sastra) Gaya bahasa yang berbeda dengan kebanyakan pembaca. Banyak bahasa kiasan yang digunakan. 6. Kesenjangan Rohani (Supranatural) Cara Allah melakukan sangat berbeda dengan cara kita melakukan hal. “Hermeneutika” sendiri berasal dari kata Yunani yang berarti menerjemahkan, menjelaskan. Belasan kali di PB digunakan dengan pengertian menerjemahkan. Maka hermeneutik adalah ilmu dan seni menafsirkan Alkitab.

HERMENEUTIK Ilmu dan seni yang digunakan untuk menentukan makna dari suatu tulisan di Alkitab. EKSEGESIS Penentuan makna dari suatu tulisan Alkitab dalam konteks historis dan kepustakaannya. EKSPOSISI Penyampaian makna dari tulisan bersamaan dengan relevansinya dengan pendengar di masa kini.

4

rangkuman Hermeneutik, Basic Bible Interpretation by Roy B.Zuck

Syarat untuk menafsirkan Alkitab: 1. Lahir baru Hanya orang lahir baru yang mempunya kapasitas untuk menyambut dan menyesuaikan kebenaran-kebenaran rohani yang terkandung dalam Alkitab. 2. Memiliki rasa hormat akan Allah dan FirmanNya. 3. Pendoa yang rendah hati. 4. Kesediaan untuk mematuhi isinya. Keinginan untuk menerapkannya pada kehidupannya sehari-hari. 5. Bergantung pada Roh Kudus Roh Kudus lah yang memimpin pada seluruh kebenaran. 6. Hidup dalam kebenaran Seorang Kristen yang hidup dalam dosa tidak memiliki hati dan pikiran yang sesuai dengan Roh Kudus. Oleh karena itu cenderung membuat interpretasi yang tidak akurat.

5

rangkuman Hermeneutik, Basic Bible Interpretation by Roy B.Zuck

Bab 2 Penafsiran Alkitab – Dahulu dan Sekarang Sepanjang sejarah berbagai pendekatan dilakukan untuk menafsir Alkitab. Selain pendekatan harfiah ada juga: pendekatan alegoris yang mencari makna dasar tersembunyi tapi pada kenyataannya tidak berhubungan dengan makna dari tulisan tersebut, pendekatan tradisional menaruh tradisi gereja sebagai otoritas tertinggi dan bukan Alkitab, pendekatan rasionalistis yang menjadikan nalar manusia menjadi penentu benar atau salahnya suatu penafsiran dengan demikian mengabaikan makna adikodrati Alkitab itu sendiri dan pendekatan subyektif. Alegorisasi Alegorisasi adalah usaha mencari makna dasar atau tersembunyi tetapi pada kenyataannya berbeda jauh dan tidak berhubungan dengan makna yang lebih jelas dari tulisan tersebut. Alegorisasi Yahudi sendiri banyak dipengaruhi oleh filsuf Yunani. Karena budaya Yunani begitu kuat dan filsafat dari Plato sendiri sangat berpengaruh pada masa itu. Banyak bapak gereja yang terseret dalam penafsiran alegorisasi. Sekalipun mereka sadar berusaha untuk menafsirkan lebih baik tapi tidak dapat terlepas sepenuhnya dari jerat alegorisasi. Hermeneutik di jaman Reformasi Pada era ini Alkitab menjadi satu-satunya otoritas yang harus dipercaya dan dipraktekan. Para reformator mulai membangun pendekatan harfiah.

6

rangkuman Hermeneutik, Basic Bible Interpretation by Roy B.Zuck

Luther : “Alegorisasi adalah spekulasi kosong dan benar-benar adalah sampah bagi Kitab Suci”. “Mengalegorisasi sama dengan memainkan Kitab Suci”. Calvin : “Kitab suci men-interterpretasikan Kitab Suci” Pada akhirnya kita harus tetap pada pendekatan historis, gramatikal dan harfiah yang memampukan orang percaya untuk memahami Firman Tuhan dengan baik dan benar.

7

rangkuman Hermeneutik, Basic Bible Interpretation by Roy B.Zuck

Bab 3 Pandangan Siapa yang benar? Alkitab adalah kitab yang ditulis manusia yang juga adalah ilahi. Dua hal ini adalah kebenaran yang tidak bisa dibantahkan. Jika kita hanya memandang Alkitab sebagai kitab manusia maka kita hanya akan melakukan pendekatan rasional terhadap Alkitab. Tapi karena Alkitab juga bersifat ilahi makai kita mengakui Alkitab tidak pernah salah. Lebih dari itu kita juga mengakui otoritas Alkitab atas kita. Sebaliknya jika kita mengabaikan sifat kemanusiaannya maka kita akan cenderung memperlakukan Alkitab sebagai kitab mistik.

Memahami Alkitab sebagai tulisan manusia Ada enam pertanyaan yang bisa memandu kita untuk melakukan pendekatan untuk mengerti Alkitab: 1. Apa yang disampaikan oleh kata-kata dalam tata bahasa para pembaca mula-mula? 2. Apa yang disampaikan kata-kata itu kepada pembaca mula-mula? 3. Bagaimana latar budaya mempengaruhi pada apa yang dituliskan? 4. Apa arti dari kata-kata tersebut menurut konteksnya? 5. Dalam bentuk sastra apakah bahan tersebut dituliskan dan bagaimana hal ini mempengaruhi apa yang dikatakan? 6. Bagaimana prinsip-prinsip komunikasi yang logis dan normal mempengaruhi artinya? Memahami Alkitab sebagai Kitab Ilahi 8

rangkuman Hermeneutik, Basic Bible Interpretation by Roy B.Zuck

2 Tim 3:16 kata diilhamkan dalam bahasa Yunani adalah theopneustos yang secara harfiah berarti “dihembus Allah”. Allah sungguh-sungguh memasukkan hidup-Nya ke dalam Alkitab sehingga kata-kata itu sungguh-sungguh adalah kata-kata Allah sendiri. Karena Alkitab adalah Kitab Ilahi maka muncul beberapa kesimpulan logis: 1. Alkitab tidak pernah salah Yang dimaksud tidak pernah salah adalah manuskrip asli, bukan Alkitab terjemahan. 2. Alkitab memiliki otoritas Karena ini adalah kitab ilahi maka Alkitab memiliki otoritas intrinsik. 3. Alkitab memiliki kesatuan a. Alkitab tidak akan bertentangan dengan dirinya sendiri. b. Ayat-ayat sekunder yang samar-samar harus diinterpretasikan dalam pengertian ayat-ayat utama yang jelas. c. Alkitab sering menginterpretasikan dirinya sendiri. d. Menerima perkembangan wahyu. 4. Alkitab memiliki misteri Para mahasiswa teolog tidak selalu mengerti artinya. Aspek misteri lain adalah mujizat-mujizatnya, doktrinnya. Menjadi misteri karena pikiran manusia yang sangat terbatas.

9

rangkuman Hermeneutik, Basic Bible Interpretation by Roy B.Zuck

Bab 4 Menjembatani Kesenjangan Budaya Konteks dalam bacaan Alkitab merupakan salah satu hal terpenting dalam menafsirkan Alkitab. Kita perlu mengetahui “seluruh situasi di sekeliling” ayat-ayat tersebut. Kita perlu mempertimbangkan latar belakang ayat atau bahkan seluruh kitab tersebut. Budaya mencakup apa yang dipikirkan, dipercayai, dikatakan dilakukan dan dibuat oleh mereka. Jika kita gagal memperhatikan masalah budaya ini maka kita bersalah karena memasukan pemikiran kita yang sekarang ke dalam Alkitab. Ketika kita membaca Kitab Suci, kita seolah memasuki tanah asing. Kita mungkin bingung dengan cara orang-orang di negara lain menghadapi sesuatu, demikian juga kita mungkin bingung dengan apa yang kita baca dalam Alkitab. Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengerti apa yang dipikirkan, dipercayai, dikatakan, dilakukan dan dibuat oleh orang-orang pada zaman Alkitab. Kita bisa menggolongkan budaya ini menjadi 11 kategori: 1. Politik 2. Agama 3. Ekonomi 4. Hukum 5. Pertanian 6. Arsitektur 7. Pakaian 8. Rumah tangga 9. Geografi 10. Militer 11. Sosial. 10

rangkuman Hermeneutik, Basic Bible Interpretation by Roy B.Zuck

Prinsip-prinsip untuk menentukan praktik budaya dalam Alkitab yang dapat ditransfer kepada budaya kita: 1. Beberapa situasi, perintah, atau prinsip dapat diulang, terus berlanjut, atau, tidak dicabut, dan/atau berhubungan dengan masalah-masalah moral dan teologis dan/atau diulangi di tempat lain di dalam Kitab Suci dan dengan demikian bersifat permanen dan dapat ditransfer pada kita. 2. Beberapa situasi perintah atau prinsip berkaitan dengan keadaan khusus seseorang yang tidak dapat diulangi atau berkaitan dengan masalah-masalah non moral atau non-teologis atau telah dibatalkan dan dengan demikian kita dapat ditransfer kepada masa sekarang. 3. Beberapa situasi atau perintah yang berkaitan dengan latar budaya yang hanya sebagian mirip dengan budaya kita tetapi prinsip-prinsip yang dapat ditransfer. 4. Beberapa situasi atau perintah yang berkaitan dengan latar kultur di mana tidak terdapat persamaan tetapi prinsip-prinsipnya dapat ditransfer.

11

rangkuman Hermeneutik, Basic Bible Interpretation by Roy B.Zuck

Bab 5 Menjembatani Kesenjangan Gramatikal Kita ingin agar pemahaman kita terhadap kitab suci bisa sedekat mungkin dengan makna aslinya. Oleh karena itu hal ini berarti bahwa kita sebaiknya mempelajari bahasa bahasa aslinya. Interpretasi Alkitab secara gramatikal merujuk kepada proses untuk mengetahui arrti ayat-ayat di dalam Alkitab dengan memastikan: makna kata-kata(leksikologi), bentuk kata-kata(morfologi), fungsi kata-kata(kelas kata) dan hubungan kata-kata(sintaks). Untuk penafsiran gramatikal yang baik berikut ini adalah garis besar ringkas prosedur-prosedur yang dianjurkan: ● Prosedur untuk mengetahui makna suatu kata: 1. Memeriksa etimologi kata, Termasuk makna aslinya nya dan apapun makna lain yang timbul dari sana. 2. Mengetahui penggunaan kata tersebut a. Oleh penulis yang sama dalam kitab yang sama b. Oleh penulis yang sama dalam kitab yang lain di dalam Alkitab c. Oleh penulis-penulis lainnya di dalam Alkitab d. Oleh penulis-penulis lainnya di luar Alkitab 3. Ketahui sinonim dan anonim digunakan 4. Pikirkan konteksnya a. Konteks langsungnya b. Konteks paragraf atau pasal tersebut c. Konteks kitab tersebut d. Konteks ayat-ayat yang paralel e. Konteks keseluruhan Alkitab

12

rangkuman Hermeneutik, Basic Bible Interpretation by Roy B.Zuck

5. Tentukan arti yang cocok dari beberapa arti yang mungkin, tentukan makna arti yang paling cocok dengan komitmen ayat tersebut. Kadang-kadang di dalam perkembangannya sebuah kata mengambil makna yang sama sekali berbeda dari makna aslinya. Akar kata sering menjadi pedoman yang tidak dapat dipercaya untuk mencari makna kata tersebut karena makna kata berubah. ● Prosedur untuk mengetahui makna suatu kalimat: 1. Analisa kalimat dan elemen-elemennya, dengan memperhatikan bagian-bagian dari perkataan, jenis kalimat, jenis klausa yang ada di dalamnya dan urutan data 2. Temukan arti dari setiap kata kunci (Lihat lima hal di atas yang berada di bawah “prosedur untuk mengetahui makna dari suatu kata”) dan bagaimana kontribusi kata-kata kunci terhadap makna dari suatu kalimat. 3. Pikirkan pengaruh setiap bagian dari kalimat tersebut terhadap pemikiran dari keseluruhan kalimat.

13

rangkuman Hermeneutik, Basic Bible Interpretation by Roy B.Zuck

Bab 6 Menjembatani Kesenjangan Pustaka Dengan memperhatikan sastra Alkitab akan membantu kita untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat tentang kitab suci. Dalam pernyataan Chicago tentang Hermeneutik Alkitab Artikel XV menyatakan pentingnya mengerti sastra pada Alkitab: “Kami menyatakan pentingnya menafsirkan Alkitab menurut bentuk sastra atau pengertian normalnya. Pengertian kesusastraan adalah pengertian gramatikal-historis - yaitu makna yang diekspresikan oleh sang penulis. Interpretasi sesuai dengan pengertian sastra akan mempertimbangkan semua makna kiasan dan bentuk bentuk sastra yang ditemukan di dalam tulisan”. ini adalah beberapa genre sastra dalam Alkitab: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Hukum Narasi Puisi Sastra hikmat Injil-injil wacana logis Sastra nubuatan.

Analisa Struktural ● Pola Struktural yang lebih besar ● Pola struktural yang lebih kecil ○ Pola paralel ○ pola cincin ○ pola kiasmus ○ pola pertukaran 14

rangkuman Hermeneutik, Basic Bible Interpretation by Roy B.Zuck

○ ○ ○ ○ ○

pola inversi pola inklusio pola Trilogi pola akrostik pola menaik atau menurun

15

rangkuman Hermeneutik, Basic Bible Interpretation by Roy B.Zuck

Bab 7 Gaya Bahasa Menurut Sterrett, “”Gaya bahasa adalah kata atau frasa yang digunakan untuk menyampaikan sesuatu selain makna harfiah dan makna nya yang lazim”. Karena Alkitab mempunyai begitu banyak gaya bahasa, penting bagi kita untuk mengenalinya dan menentukan apa yang disampaikan oleh gaya-gaya bahasa itu. Radmacher: “Dibalik setiap kiasan ada makna harfiah dan dengan sarana eksegesis historis-gramatikal dari tulisan maka harfiah itu harus dicari”. Beberapa ini adalah jenis-jenis gaya bahasa yang ada di dalam Alkitab: 1. Simile Simile adalah majas perbandingan dimana satu hal secara eksplisit menyerupai yang lainnya (Dengan menggunakan kata seperti atau bagai). Contoh: “semua yang hidup adalah seperti rumput”. 2. Metafora Metafora adalah majas perbandingan di mana sesuatu bertindak seperti atau mewakili sesuatu yang lain (dimana keduanya pada dasarnya tidak sama). Petunjuk untuk mengidentifikasi sebuah metafora adalah bahwa kata kerjanya selalu berbentuk “adalah”. contoh: “ seluruh umat manusia adalah seperti rumput” 3. Hipokatastasis 16

rangkuman Hermeneutik, Basic Bible Interpretation by Roy B.Zuck

Adalah majas perbandingan di mana persamaan dinyatakan dengan penamaan langsung. Contoh: “anjing-anjing mengerumuni aku”. 4. Metonimia Majas ini menggunakan substitusi dari salah satu kata dengan kata yang lain. Contohnya ketika kita berkata bahwa kebijakan dibuat oleh Gedung Putih maka yang kita maksud adalah bahwa kebijakan tersebut dibuat oleh presiden Amerika Serikat. 5. Sinekdoke Majas ini menggunakan satu bagian untuk menggantikan keseluruhan atau menggunakan keseluruhan untuk menggantikan bagiannya. 6. Merisme Merisme adalah suatu bentuk majas sinekdoke di mana totalitas atau keseluruhan diganti dengan dua bagian yang saling bertentangan atau berlawanan. 7. Hendiadis Majas ini menggunakan pertukaran dua istilah yang sepadan (digabungkan dengan menggunakan kata “dan”) untuk satu konsep tunggal di mana salah satu unsurnya mendefinisikan untuk unsur yang lain. 8. Personifikasi majas ini memberikan ciri-ciri atau tindakan manusia kepada benda-benda atau pemikiran yang mati atau pada

17

rangkuman Hermeneutik, Basic Bible Interpretation by Roy B.Zuck

hewan-hewan. Contoh: “padang gurun dan padang kering akan berkurang”. 9. Antropomorfisme majas ini memberikan sifat-sifat atau tindakan manusia kepada Allah. 10. Antropopatisme Majas ini menyatakan bahwa Allah memiliki emosi seperti manusia. 11. Zoomorfisme Majas ini memberikan ciri-ciri hewan kepada Allah. 12. Apostrofi Dengan majas ini penulis berbicara kepada satu objek seolah-olah itu adalah manusia atau kepada seseorang yang sebenarnya tidak ada atau seseorang khayalan seolah-olah orang tersebut benar-benar ada. 13. Eufimisme Majas ini menggantikan ekspresi yang kasar atau pribadi dengan ekspresi yang lebih lembut atau halus. Gaya bahasa yang menguatkan 14. Elipsis Elipsis adalah menghilangkan sebuah kata atau kata-kata yang seharusnya disertakan agar kalimat tersebut lengkap secara gramatikal. 18

rangkuman Hermeneutik, Basic Bible Interpretation by Roy B.Zuck

15. Zegma Makna adalah menggabungkan dua kata benda kepada 1 kata kerja jika secara logis hanya salah satu dari kata kata benda itu yang cocok dengan kata kerja tersebut. 16. Aposiopsis Ini adalah suatu jeda tiba-tiba di dalam sebuah kalimat seolah-olah orang yang menyampaikannya tidak mampu menyelesaikannya. 17. Pertanyaan Retorik Sebuah pertanyaan diajukan secara retoris jika pertanyaan itu tidak membutuhkan jawaban verbal dan pertanyaan itu pembaca untuk menjawab dalam pikiran mereka sendiri dan mempertimbangkan implikasi dari jawabannya. Gaya bahasa dengan pernyataan berlebihan atau mengecilkan 18. Hiperbola Hiperbola adalah majas yang sengaja menggunakan ekspresi berlebih-lebihan di mana yang dikatakan melebihi maksud harafiahnya dengan tujuan untuk menambahkan penekanan. 19. Litotes Ditulis adalah pernyataan menyangkal atau mengecilkan untuk mengekspresikan suatu penegasan. Majas ini adalah lawan dari hiperbola. 20. Ironi

19

rangkuman Hermeneutik, Basic Bible Interpretation by Roy B.Zuck

Majas ini adalah sejenis kejenakaan pakan yang diekspresikan secara tidak langsung dalam bentuk sebuah pujian. 21. Pleonasme Pleonasme adalah pengulangan kata atau penambahan kata-kata yang sama yang dalam bahasa Inggris mungkin tampaknya tidak diperlukan. Gaya bahasa yang menggunakan ketidak-konsistenan 22. Oksimoron Oxymoron menggabungkan istilah-istilah yang berlawanan atau bertentangan. 23. Paradoks Paradoks adalah pernyataan yang tampaknya absurd atau berlawanan dengan pendapat normal. Gaya bahasa yang menggunakan suara 24. Paronomasia Majas ini menggunakan kata-kata yang sama atau kata-kata yang bunyinya sama untuk mengesankan arti arti yang berbeda. 25. Onomatopoeia Adalah kemunculan sebuah kata yang bunyinya sendiri menandakan maknanya.

20

rangkuman Hermeneutik, Basic Bible Interpretation by Roy B.Zuck

Bab 8 Menguji Kiasan dan Mengenali Lambang-Lambang

Ciri-ciri pertama dari kiasan adalah kemiripan, persamaan, atau kesesuaian antara kiasan dengan penggenapannya. Kiasan mempunyai unsur prediktif atau meramalkan. Sebuah kiasan adalah sebuah nubuat. Kiasan telah direncanakan oleh Allah. Sebuah kiasan harus mempunyai sekurangnya lima unsur berikut: 1. Sebuah kemiripan atau hubungan yang jelas antara kiasan dan penggenapannya 2. Realitas historis baik pada kiasan maupun penggenapannya 3. Bayangan atau peramalan penggenapan secara prediktif oleh kiasannya 4. Peninggian di mana penggenapan lebih besar dari pada kiasan 5. Rancangan ilahi. Kiasan dapat didefinisikan sebagai tokoh, kejadian atau objek di dalam perjanjian lama yang mempunyai realistis realitas historis dan dirancang oleh Allah untuk membayangkan orang, kejadian atau benda yang sebenarnya itu sebagai persiapan, yang di dalam perjanjian baru disebutkan dan sesuai dengan dan menggenapi (meninggikan) kiasannya. Sebaliknya, sebuah didefinisikan sebagai tokoh, Kejadian atau objek di dalam Alkitab yang mempunyai realitas historis, yang menggambarkan atau analog dengan suatu kebenaran rohani dengan cara yang alamiah dan tidak dipaksakan dan tidak ditunjukkan secara eksplisit dalam perjanjian baru sebagai kiasan.

21

rangkuman Hermeneutik, Basic Bible Interpretation by Roy B.Zuck

Tipologi

Ilustrasi

Alegorisasi

Kiasan dan penggenapan mempunyai kesesuaian atau kemiripan alamiah.

Ilustrasi dan kebenarannya mempunyai kesesuaian atau kemiripan alamiah.

Tidak ada kesesuaian yang alamiah. Sebaliknya nya dicari makna yang dipaksakan atau makna yang tersembunyi di balik tulisan.

Kiasan mempunyai realitas historis.

Hubungan antara ilustrasi/ kebenaran tergantung pada realitas historis dari ilustrasi tersebut.

Realitas historis Perjanjian Lama diabaikan atau disangkal. Makna harfiah nya tidak penting.

Kiasan adalah bayangan atau ramalan dari penggenapannya. Kiasan bersifat prediktif; menanti kepada penggenapannya.

Ilustrasi tidak mempunyai bayangan. Ilustrasi tidak bersifat prediksi; ilustrasi hanyalah sebuah contoh. Kebenaran melihat ke belakang kepada contoh di dalam Perjanjian Lama.

Alegorisasi adalah membentuk gagasan-gagasan tersembunyi yang asing dan berada di balik tulisan-tulisan Perjanjian Lama. Alegorisasi melihat ke belakang bukan ke depan.

22

rangkuman Hermeneutik, Basic Bible Interpretation by Roy B.Zuck

Kiasan digenapi atau diwujudkan atau ditinggikan oleh penggenapannya. Penggenapannya lebih tinggi dan lebih besar dibanding kiasannya.

Ilustrasi tidak digenapi atau diwujudkan atau ditinggikan oleh kebenaran yang diilustrasikan.

Alegorisasi tidak menggenapi tulisan Perjanjian Lama.

Kiasan dirancang secara Ilahi. Kiasan direncanakan oleh Allah.

Ilustrasi dirancang secara Ilahi oleh Allah sebagai gambaran dari suatu kebenaran.

Alegorisasi berada di dalam imajinasi si penafsir bukan berada di dalam rancangan Allah.

Kiasan dan penggenapan disebut sebagai hiasan dan penggenapan di dalam perjanjian baru.

Kebenaranan/ilustras Alegorisasi tidak i tidak disebut ditunjukkan di dalam sebagai sebuah kitab suci. kiasan.

* Agar sesuatu di dalam kitab suci dapat menjadi kiasan hal itu harus memenuhi semua kriteria yang berjumlah enam.

**Sistem alegorisasi yang dipraktikkan oleh orang-orang Yahudi di Alexandria dan para bapak gereja di Alexandria tidak sama dengan

23

rangkuman Hermeneutik, Basic Bible Interpretation by Roy B.Zuck

analogi yang dituliskan oleh Paulus dalam Galatia 4.

Memahami Simbol Simbol atau lambang adalah objek (nyata maupun imajiner) atau tindakan yang diberi makna tujuan menggambarkan, bukan menyatakan ciri-ciri dari objek lain. Baik simbol maupun kiasan mewakili sesuatu yang lain. Tapi kiasan mewakili sesuatu yang akan datang, sedangkan sebuah simbol tidak mempunyai referensi waktu. Prinsip-prinsip dalam menafsirkan simbol: 1. Perhatikan ketiga unsur yang terdapat dalam interpretasi simbolis itu (yang merupakan simbol itu sendiri), referen ( objek yang ditunjuk oleh simbol itu), dan makna ( kemiripan antara simbol dengan referennya). 2. Ingatlah dalam kenyataan simbol mempunyai dasarnya sendiri. 3. Tentukan Apa makna atau kemiripannya, jika ada, yang secara eksplisit disebutkan oleh teks untuk referennya. 4. Jika Ayat tersebut tidak memberikan makna atau kemiripan dengan simbol itu, maka periksalah ayat-ayat yang lain, periksalah sifat simbol tersebut dan periksalah ciri-ciri utama yang sama pada referen dan objek nya itu. 5. Berhati-hatilah agar tidak memberikan ciri-ciri yang salah dari simbol kepada referennya. 6. Carilah satu persamaan pokok.

24

rangkuman Hermeneutik, Basic Bible Interpretation by Roy B.Zuck

7. Sadarilah bahwa referen mungkin digambarkan oleh beberapa objek. 8. Dalam sastra nubuatan, jangan anggap bahwa karena nubuat mengandung beberapa simbol, segala sesuatu yang lain didalam nubuat itu bersifat simbolis. 9. Dalam sastra nubuat, jangan melambangkan(membuat menjadi simbol) deskripsi-deskripsi tentang masa depan yang mungkin atau masuk akal.

25

rangkuman Hermeneutik, Basic Bible Interpretation by Roy B.Zuck

Bab 9 Menyelidiki Perumpamaan dan Menganalisa Alegori Perumpamaan adalah cerita yang realistis yang mengilustrasikan atau memberikan pencerahan pada sebuah kebenaran. Yesus sendiri menjelaskan bahwa perumpamaan-perumpamaan-Nya mempunyai dua tujuan: menyatakan kebenaran kepada pengikiut-pengikutNya dan menyembunyikan kebenaran dari “orang-orang luar”. Perumpamaan atau parabel berasal dari kata Yunani para (“disamping atau di sepanjang”) dan ballein (“melempar”). Jadi cerita itu disampaikan di samping kebenaran untuk mengilustrasikan kebenaran tersebut. Apa yesus berbicara dengan perumpamaan? Dia menjelaskan bahwa perumpamaan-perumpamaan Nya mempunyai dua tujuan: menyatakan kebenaran bagi para pengikut-Nya dan menyembunyikan kebenaran dari “orang-orang luar”. Perumpamaan adalah bentuk komunikasi yang efektif, sebagai cerita, karena sebagai cerita perumpamaan bisa langsung menimbulkan minat para pendengar dan mendorong mereka untuk berpikir. Pedoman untuk menafsirkan perumpamaan-perumpamaan: 1. Perhatikan makna alamiah cerita tersebut Ini berarti Memahami sebuah ayat dalam pengertian gramatikal nya yang normal tanpa menambahkan sesuatu ke dalam teks tersebut. Hal ini penting untuk kita bisa sepenuhnya memahami kebenaran rohani dengan baik kita mula-mula perlu memahami sepenuhnya kejadian nyata tersebut. 26

rangkuman Hermeneutik, Basic Bible Interpretation by Roy B.Zuck

2. Tentukan masalah, pertanyaan atau situasi yang memunculkan perumpamaan tersebut. Perumpamaan perumpamaan tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan 9 kejadian atau tujuan: ● ● ● ● ●

Perumpamaan untuk menjawab pertanyaan Perumpamaan untuk menjawab permintaan Perumpamaan untuk menjawab celaan Perumpamaan yang diberikan dengan tujuan tertentu Perumpamaan tentang kerajaan diberikan karena Israel menolak Yesus sebagai Mesias. ● Perumpamaan yang disampaikan setelah memberikan nasihat atau prinsip. ● Perumpamaan-perumpamaan yang diikuti dengan nasihat atau prinsip ● Perumpamaan untuk mengilustrasikan sebuah situasi ● Perumpamaan yang tujuannya dinyatakan secara tersirat 3. Tentukan kebenaran utama yang diilustrasikan perumpamaan itu Biasanya perumpamaan seperti sebuah ilustrasi dalam khotbah mengajarkan suatu kebenaran. Ketika Yesus menjelaskan banyak perumpamaannya, biasanya Dia menyatakan satu kebenaran rohani, meskipun tidak selalu demikian. 4. Buktikan kebenaran utama perumpamaan itu dengan ajaran Alkitab Beberapa unsur dalam perumpamaan tidak selalu mempunyai makna yang sama di semua bagian kitab suci. contohnya ragi sering mewakili kejahatan, tetapi ragi dalam perumpamaan kitab Matius tidak mewakili kejahatan. 27

rangkuman Hermeneutik, Basic Bible Interpretation by Roy B.Zuck

5. Perhatikan respon sebenarnya atau yang diharapkan dari para pendengar Respons para pendengar seringkali memberikan petunjuk tentang makna perumpamaan.

Menganalisa Alegori Alegori adalah kisah atau gambaran kata yang mungkin sesuai atau tidak sesuai dengan kenyataan, dengan banyak bagian yang secara simbolis menunjuk kepada realitas rohani. Interpretasi alegori sebaiknya jangan dicampurkan dengan alegorisasi (metode interpretasi alegoris). Dalam menafsirkan alegori ada 3 pedoman yang sebaiknya diikuti: 1. Perhatikan pokok-pokok perbandingan yang dijelaskan atau ditafsirkan di dalam perikop tersebut. 2. Jangan menafsirkan detail-detail yang tidak dijelaskan didalam alegori. 3. Menentukan pokok pengajaran utama. Interpretasi alegori sebaiknya jangan dicampuradukkan dengan alegorisasi atau metode interpretasi alegoris. Kategorisasi adalah sebuah pendekatan yang mencari makna yang lebih dalam dibandingkan makna yang tampak di dalam teks, gagasan-gagasan yang berbeda dengan gagasan-gagasan yang jelas disebutkan di dalam ayat-ayat Alkitab.

28

rangkuman Hermeneutik, Basic Bible Interpretation by Roy B.Zuck

Bab 10 Menafsirkan Nubuat Kata nubuat berarti berbicara atau berbicara sebelum. Dengan demikian, nubuat adalah berbicara/menulis tentang kejadian-kejadian akan datang yang tidak mungkin diketahui sebelumnya. Kita mempelajari nubuat karena: nubuat menghibur, menenangkan, menyucikan, meyakinkan dan menjernihkan. Mengapa Ada Milenialiesme?

Perbedaan

di

Antara

Pandangan-pandangan

Pra-milenialisme : Kata Milenium berasal dari kata dalam bahasa Latin yang berbunyi mille (“ribu”) dan annus (tahun). Jadi istilah pra-milenialisme berarti bahwa periode Milenium atau periode 1000 tahun akan didahului dengan kedatangan Kristus kembali ke bumi. Amilenialisme : Amilenialisme berarti pandangan yang mengatakan bahwa tidak akan ada kerajaan 1000 tahun Kristus di bumi. Pasca-Milenialisme : Pasca-Milenialisme berarti bahwa kedatangan Kristus akan terjadi setelah Milenium. Teologi Perjanjian & Dispensasional Teologi perjanjian adalah sistem teologi yang fokus pada perjanjian Anugrah, suatu persetujuan antara Allah dengan orang berdosa terpilih di mana Allah menyediakan Anugerah keselamatan. Teologi dispensasional meliputi dua konsep penting: 1. Gereja tidak sama dengan Israel 29

rangkuman Hermeneutik, Basic Bible Interpretation by Roy B.Zuck

2. Tujuan program Allah bersifat doksologis, yaitu untuk membawa kemuliaan bagiNya Beberapa pertanyaan dibawah ini akan membantu kita dalam mempelajari nubuat-nubuat dalam Alkitab: 1. Apakah bersyarat atau tidak? 2. Apakah bermakna kiasan atau simbolis? Ataukah bermakna non-kiasan? 3. Apakah sudah digenapi? Ataukah penggenapannya masih jauh? 4. Apa yang dijelaskan oleh Allah dalam ayat tersebut? 5. Apa yang dijelaskan di dalam ayat-ayat paralelnya?

30

rangkuman Hermeneutik, Basic Bible Interpretation by Roy B.Zuck

Bab 11 Penggunaan Perjanjian Lama di dalam Perjanjian Baru

Banyak hamba Tuhan yang sepakat dengan Roger Nicole bahwa jumlah kutipan Perjanjian Lama yang mereka lihat di dalam Perjanjian Baru berjumlah 295 kutipan terpisah. Hal ini juga menandakan bahwa kita yang mempelajari Alkitab tidak dapat mengabaikan Perjanjian Lama. Variasi Pengalimatan dalam Kutipan-kutipan Dalam mengutip Perjanjian Lama, para penulis Perjanjian Baru sering mengubah atau menghilangkan kata-kata. Mereka menggunakan kebebasan dalam mengubah ubah pokok-pokok tata bahasa, dan parafrasa, menghilang bagian-bagian tertentu, memberikan kutipan sebagian, mengguna sinonim, dan mengakui aspek-aspek kebenaran yang baru. Perubahan-perubahan yang dimaksud: 1. Membuat variasi tata bahasa Para penulis perjanjian baru kadang-kadang menukarkan kata ganti dengan kata benda. Terkadang digunakan kata benda untuk menggantikan kata ganti. Ada pula kata benda jamak yang digunakan untuk menggantikan sebuah kata benda tunggal. Terkadang penulis mengubah sebuah kata ganti. Kadang-kadang sang pembicara diidentifikasi di dalam kutipan itu. 2. Memberikan kutipan parsial

31

rangkuman Hermeneutik, Basic Bible Interpretation by Roy B.Zuck

Pada kitab Matius 21:13 Tuhan Yesus mengutip Yesaya 56:7, Dia berkata ” Rumahku akan disebut rumah doa”. Dia menghilangkan kata-kata ”untuk segala bangsa”. 3. Menggunakan sinonim Contohnya pada Yesaya 40:3 kata “jalan raya” diganti dengan kata “jalan” dalam Matius 3:3. Tampaknya Yohanes pembaptis merasa bahwa kata ini lebih cocok ketika dia mengutip ayat ini untuk para pendengarnya di Padang gurun Yudea. 4. Memberikan aspek-aspek kebenaran baru Ketika Paulus mengutip Mazmur 68 19 dalam efesus 4 8, Paulus mengubah kata-kata “menjadi menerima persembahan di antara manusia” menjadi “memberikan pemberian-pemberian kepada manusia”. Hanya membangun fakta bahwa karena Tuhan yang naik menerima dari manusia maka Dia dapat memberi kepada manusia.

Sekitar 150 tahun yang lalu, Horne mengelompokkan kutipan-kutipan Perjanjian Lama yang terdapat di dalam Perjanjian Baru menjadi 11 kategori berikut ini: ● Kutipan-kutipan yang sama persis dengan versi bahasa Ibrani. 32

rangkuman Hermeneutik, Basic Bible Interpretation by Roy B.Zuck

● Kutipan-kutipan yang hampir sama dengan versi bahasa Ibrani. ● Kutipan kutipan yang pengertiannya sesuai dengan versi bahasa Ibrani tetapi kata-katanya tidak sama persis. ● Kutipan-kutipan yang memberikan pengertian umum tetapi mempersingkat materinya atau menambahkan sesuatu pada materi yang ada. ● Kutipan kutipan yang diambil dari beberapa ayat di dalam kitab suci. ● Kutipan-kutipan yang berbeda dengan versi bahasa Ibrani tetapi sesuai dengan septuaginta. ● Kutipan-kutipan yang kata-katanya sama persis dengan septuaginta atau mengubah jumlah tokohnya. ● Kutipan-kutipan yang diambil dari septuaginta tetapi agak berbeda. ● Kutipan-kutipan yang pengertian yang sama dengan septuaginta tetapi kata-katanya tidak sama persis. ● Kutipan-kutipan yang berbeda dengan septuaginta tetapi sama persis atau hampir sama persis dengan bahasa ibraninya. ● Kutipan-kutipan yang berbeda dengan septuaginta maupun bahasa ibraninya yang mungkin diambil dari terjemahan atau parafrasa yang lain.

Apakah para penulis Perjanjian Lama memahami semua tulisan mereka 1. Para penulis kitab-kitab Alkitab tampaknya tidak selalu dapat memahami sepenuhnya apa yang mereka tuliskan. Tampaknya orang-orang yang menuliskan kitab suci tidak memahami sepenuhnya arti penting dari apa yang mereka tuliskan. Tentunya Allah mengetahui implikasi-implikasi yang 33

rangkuman Hermeneutik, Basic Bible Interpretation by Roy B.Zuck

akan ditarik di dalam Perjanjian Baru, cara-cara di mana ayat-ayat dari perjanjian lama akan diterapkan ke dalam situasi-situasi atau kebenaran kebenaran Perjanjian Baru dan/atau ditinggikan untuk merujuk kepada Kristus. 2. Perkembangan pernyataan harus diketahui. Seiring dengan ditulisnya kitab-kitab Alkitab, Allah secara progresif menyingkapkan lebih banyak kebenaran tentang banyak hal. 3. Beberapa ayat mungkin tidak dikenal sebagai nubuat sampai ayat tersebut digenapi 4. Perluasan atau peninggian ayat-ayat yang berhubungan dengan Kristus adalah faktor lain yang menyiratkan bahwa Allah memikirkan lebih dari apa yang diketahui oleh para penulis Alkitab .

Apakah Kitab Suci bermakna ganda atau tunggal? Ada empat pandangan yang dianut oleh para sarjana Alkitab: 1. Setiap perikop bermakna tunggal dan hanya satu makna dan makna ini dipahami oleh penulisnya. 2. Perikop manapun di dalam kitab suci, para pembaca mungkin menemukan sejumlah makna yang tidak saling berhubungan. 3. Pandangan yang ketiga yaitu pandangan yang perlu dipikirkan secara detail, disebut sensus plenior. 4. Pandangan ke-4 adalah pandangan yang lebih disukai daripada pandangan lain. Bahwa setiap tulisan kitab suci mempunyai

34

rangkuman Hermeneutik, Basic Bible Interpretation by Roy B.Zuck

makna tunggal meskipun beberapa di antaranya mungkin mempunyai implikasi yang berhubungan.

Langkah-langkah dalam menafsirkan kutipan-kutipan Perjanjian Lama di dalam Perjanjian Baru: 1. 2. 3. 4.

Selidiki konteks di PL dimana itu dikutip. Selidiki konteks di PB dimana terdapat kutipan PL. Perhatikan perbedaan kutipan tersebut di PL & PB Tentukan bagaimana tujuan dari penggunaan kutipan tersebut di PB. Adakah kutipan teks Ibrani atau Septuaginta? Apakah memparafrasekan ayat PL atau menggunakan sinonim dari PL? Apakah ayat tersebut mengandung kalimat pendahuluan? 5. Hubungkan kesimpulan kesimpulan ini dengan interpretasi ayat di PB

35

rangkuman Hermeneutik, Basic Bible Interpretation by Roy B.Zuck

Bab 12 Menerapkan Firman Tuhan pada masa kini Orang Kristen tidak cukup berhenti hanya pada menerjemahkan dan mengerti Firman Tuhan. Juga tidak hanya untuk memuaskan keingintahuan kita tentang Allah. Tapi orang Kristen harus bisa menerapkan pengertian dan pengetahuan tersebut pada kehidupan kita sehari-hari. Untuk bisa menerapkan maka perhatikan pedoman-pedoman ini: 1. Usahakan penerapan berdasarkan interpretasi. Penerapan kita sebaiknya secara langsung didasarkan pada arti dan relevansi tulisan kepada para pendengarnya mula-mula dalam pengertian tujuan kitab tersebut. Interpretasi yang jelas adalah satu-satunya dasar yang memadai untuk penerapan yang relevan. Jika sebuah tulisan ditafsirkan secara tidak benar, maka penerapannya pu akan salah. Jika kita belum mengetahui makna bagian-bagian Alkitab tersebut bagi para pendengar mula-mula secara akurat kita mungkin tidak dapat menerapkan makna itu pada masa sekarang secara akurat. 2. Tentukan apa yang diharapkan dari pendengar mula-mula Kita perlu tahu penerapan-penerapan apakah yang diharapkan oleh para penulis kitab ini dari para pendengarnya mula-mula. 3. Dasari penerapan dengan unsur-unsur yang dimiliki para pendengar mula-mula maupun masa kini.

36

rangkuman Hermeneutik, Basic Bible Interpretation by Roy B.Zuck

Persamaan diantara para pendengar mula-mula dan masa kini adalah dasar untuk penerapan yang benar. Kedua pendengar ini mempunyai banyak persamaan meskipun terpisah oleh waktu dan geografi. 4. Kenali cara Allah bekerja yang berbeda pada setiap zaman yang berbeda. Allah berurusan dengan umat manusia berbeda dari masa ke masa, kita perlu menyadari perbedaan-perbedaan itu ketika kita menerapkan Alkitab. 5. Tentukan apa yang masih berlaku untuk masa kini Kita harus berhati-hati agar tidak menggeneralisasi segala sesuatu yang terjadi pada zaman alkitab untuk zaman sekarang. Hal ini terutama berlaku untuk ayat-ayat naratif di dalam Alkitab yang melaporkan pengalaman-pengalaman aneh yang dialami oleh orang-orang dalam kasus mereka masing-masing. Hanya karena Allah telah melakukan sesuatu untuk seseorang dimasa lalu bukan berarti kita dapat mengharapkannya untuk melakukan hal yang sama bagi kita. 6. Lihat prinsip yang melekat pada teks Kadang kitab suci memberi perintah khusus, peraturan yang dikhususkan untuk semua orang percaya. Tapi pada saat yang lain, pernyataan semacam ini tidak disebutkan eksplisit. Oleh karena itu kita mencari prinsip-prinsip yang melekat pada teks. 7. Anggap prinsip sebagai implikasi (atau ekstrapolasi) tulisan dan sarana aplikasi

37

rangkuman Hermeneutik, Basic Bible Interpretation by Roy B.Zuck

Melihat prinsip dalam teks adalah langkah yang penting untuk mengetahui apa yang sebenarnya dimaksudkan atau diimplikasikan di dalam kitab suci dalam membangun jembatan untuk mengaitkan kitab suci dengan konteks atau situasi masa kini. 8. Tuliskan aksi-respons spesifik Ketika anda mempelajari kitab suci, menarik prinsip-prinsip atau implikasi implikasi dari interpretasi anda sendiri, maka anda siap untuk mengambil langkah berikutnya yaitu menerapkan kitab suci dalam hidup anda. Ini adalah tujuan akhir pemahaman Alkitab. 9. Mengandalkan Roh Kudus Harus yakin bahwa dalam seluruh proses mempelajari, menginterpretasikan, dan menerapkan Alkitab, kita mengandalkan Roh Kudus untuk membimbing kita.

38