Data Loading...
KUMPULAN PUISI 2018-2019 Flipbook PDF
KUMPULAN PUISI 2018-2019
149 Views
38 Downloads
FLIP PDF 1.27MB
Kuncup Bersemi di Spenja
SEBUAH ANTOLOGI PUISI
Karya
Siswa Kelas VIII SMPN 1 Boja Tahun 2018-2019
Editor Dra. Herutami Astha Driyaningsih, S.Pd.
Cover by : @asna.as
Kuncup Bersemi di Spenja Antologi Puisi Kelas VIII A sampai VIII H Tahun Pelajaran 2018/2019
EDITOR Dra. Harutami Astha Driyaningsih, S.Pd.
i
SAMBUTAN KEPALA SEKOLAH Aassalamualaikum wrwb. Alhamdulillah wa syukurilah, kami sampaikan apresiasi yang setinggi tingginya kepada anak-anakku yang kami sayangi, kami cintai, dan kami banggakan. Sebagai suatu wujud salah satu karya sastra yang dibuat di kelas VIII dan dirangkai dipenghujung menuntut ilmu di sekolah tercinta SPENJA JAYA bapak sangat bersyukur bahwa anak-anak telah menorehkan : isi hati, ekspresi, ide, cinta, harapan, cita-cita, kenangan, pesan dan sebagainya lewat PUISI sebagai bentuk wujud imajinasi yang kita punya. Perlu kita tahu, orang sukses tidak lepas dari imajinasi yang mereka miliki, lihat banyak orang dikenal karya sastra dan lainya seperti Jalaludin Rummi, Ibnu Sina, Thomas Alfa Edison, Einstein, Khalil Gibran, dan masih banyak lagi yang belum disebutkan. Mereka berkarya tentu tidak lepas dengan imajinasinya. Oleh karena itu tumbuh kembangkan potensi yang kita punya sebagai bentuk mensyukuri nikmat Allah swt Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, semakin pandai bersyukur, semakin banyak pula nikmat yang didapat dalam berkarya. Anak-anakku, kita sangat berharap jika ingin lebih sukses maka jangan lupakan orang tua. Hormati dan bahagiakan mereka, Insyaa Allah kita juga bahagia dunia akherat. Di samping para guru yang telah mendampingimu selama belajar. Semoga karya puisi yang mewarnai dedikasi dan loyalitas terhadap almamater merupakan awal kesuksesan masa depan kalian Aamiin terimakasih. Kami yang selalu merindukanmu SALAM SUKSES Wassalamualaikum, Wr. Wb.
Kepala SMPN 1 Boja
Agus Chrismoro
ii
DAFTAR ISI Sampul Sambutan Kepala Sekolah Daftar Isi Puisi Kuncup Bersemi
............................................................ ............................................................ ............................................................ ............................................................
i ii iii iv
Puisi Karya Kelas VIII A Puisi Karya Kelas VIII B Puisi Karya Kelas VIII C Puisi Karya Kelas VIII D Puisi Karya Kelas VIII E Puisi Karya Kelas VIII F Puisi Karya Kelas VIII G Puisi Karya Kelas VIII H
............................................................ ............................................................ ............................................................ ............................................................ ............................................................ ............................................................ ............................................................ ............................................................
1 37 71 106 142 176 208 239
iii
KUNCUP BERSEMI Juli 2017 Dirimu hadir di sini Bagai benih- benih siap semai Di ladang SMP. Kami merawatmu dengan sepenuh cinta. Seluas kasih sebening ikhlas Dan sepanjang kesabaran. Tiap hari menyirammu dengan ilmu Agar kau tak dungu. Tiap waktu memupukmu dengan semangat Agar kau jadi hebat. Membimbingmu dengan giat Agar tekatmu tumbuh kuat. Mengemblengmu dengan ketat Agar aqidahmu menghunjam mantap. Benih - benih itu kini tumbuh subur bersama waktu Kuncup - kuncup tlah bersemi Samar-samar terlihat warna - warni Siap menunjukkan diri dengan prestasi. Tiada hari tanpa ilmu Tiada lomba tanpa prestasi Tiada peristiwa tanpa cerita Tiada coretan tanpa kenangan.
iv
Jagalah kuncup- kuncupmu! Teruslah bersemi! Pindahlah ke ladang yang tinggi! Waspadalah dari aneka hama, virus , dan bakteri! Agar kuncupmu selamat,mekar berseri suatu saat nanti. Kuncup- kuncupmu Harum mekar bungamu telah ditunggi Ibu Pertiwi. Melanjutkan tugas suci Mengabdi pada bangsa ini !
By : Herutami
v
Puisi Karya Siswa Kelas VIII A
1
HUJAN Karya : Alma Arida Z.N Tangis awan berjatuhan Tergenang pada becekan becekan waktu Gemuruh berteriak dilangit langit Daun daun, ranting pepohonan Menemaniku disaat sepi
Di musim dingin ini Mengingatkanku pada rintik Tentang waktu meski sedetik Ingin ku mengulang segala rasa Tapi sia sia Semua tinggal fatamorgana Karna dia telah tiada
2
AYAH Karya : Asya Inka R.A Bagai matahari pagi Menyinari bumi Memberi kehangatan Tanpa minta dikembalikan
Kadang tanpa sadar Kita membuat hatinya gencar Penuh kecewa dan amarah Yang tertadah Dalam hati yang sabar
Kita hanya bisa tetrtunduk Berfikir sejenak Merenung dan mengharap Terlontarkan kata AYAH BANGGA
3
DIPONEGORO Karya : Aurora Bulan Tsabita Hentakan kaki kuda membelah bumi Gagah perkasa si jubah putih Menunggangi si kaki besi Tanpa gentar mengusir penjajah
Merah fajar mengajakku bangkit Turut ikut bersamamu menatap melangkah Mengusir rombongan bendera asing negara lain Duduk dinegaraku tidak akan goyah
Diponegoro...... Jubah putih...... Kaki besi......... Merah fajar.....
Membakar semangat kami Jiwa muda kami Turut serta berasama pertiwi Mengusir kejam para kompeni
4
HILANG Karya : Chania Aureliani N Sirna sudah kesempatan ini Tak ada bagi engkau celah untuk berHarap kepada cinta yang tak berpaut
Dengan bisikan angin malam Kau didekat bayang bayang kegundahan Ranting nan kehilangan Pohonnya berbicara bahwasnnya Ia sudah tak mampu menyambut angin kembali
Semua telah hilang Kenangan dan senyuman itu
5
ILMU Karya : Danang Sidiq Tak seorangpun bisa hidup tanpamu Engkau bagai intan berlian Yang sangat berharga bagi kehidupanku Buku adalah sumbermu Yang ingin kubaca setiap waktu
ILMU...... Selagi aku masih hidup Aku tak akan menyia nyiakan dirimu Dan aku akan selalu bersamamu Di sepanjang waktuku Tanpamu ilmu Aku seperti hidup di dunia mimpi
6
RINDU KELAM Karya : Diana Rachma Dibawah hamparan bintang aku termangu dibawah cahaya bulan aku merindu
Kepadamu yang meninggalkan diriku dan memberi kenangan semanis madu
Kini rindu telah mengalah guncangan benci menggelora isi hati telah merana dan membinasakan semua rasa
7
SAHABAT Karya : Difa Aditya R Sahabat Seorang penentu langkah Yang membawa diri ikut melangkah Menjalani hidup yang fana dan sunyi Penuh dengan derita dan keputusasaan
Jangan tanyakan siapa diriku Karna aku hanya insan biasa Yang membutuhkan seseorang Seperti dirimu, sahabat Penuh dengan ceria dan kehangatan yang indah
Burung pun tak dapat terbang Jika tanpa sang induk yang menolong Begitupun diriku tanpamu Ku tak akan bisa berdiri dan berjalan Jika tak bertopang Pada dirimu sahabat.....
8
MERAH KELABU Karya : Eka Febriani Suasana merah menjadi kelabu Ketika mendengar suara yang menusuk kalbu Rintik rintik air berlinang membsahi pipi Kuikhlaskan sebuah hati Demi kebahagiaan sang merpati Wahai merpati Terbanglah bersama angin Karna senja yang indah Akan menjadi malam yang sunyi Angin berbisik padaku Ubahlah malam sunyi ini menjadi malam penuh kunang Karn kebahagiaanmu Kebahagiaan angin dan merpati Namun jika kau bersedih Angin dan merpati ikut bersedih
9
ILMU Karya : Evan Danu. P Berlari kutembus duri Kugapai kau Di muka bumi ini Kuraih..... Dan kutuntut kau Dari dulu hingga saat ini Berjalan..... Aku menyusuri kehidupan ini Walau banyak rintangan, aku tak peduli Oh ilmu..... Betapa berharganya engkau bagiku Karena engkau Sebagai penentu masa depanku
10
BENCI Karya : Ezra Raihan A.H Kataku untukmu Seseorang yang ku tak tahu siapa Tapi teramat sangat benci ini Iri ? Bukan Aku hanya benci padanya entah karena apa Dia telah membuatku memiliki sebuah warna kecil Warna yang hadir dihatiku Dan aku benci warna itu Warna yang tak kuinginkan kehadirannya dalam hidupku Benar Bagiku warna itu pembawaku dalam warna gelap sesungguhnya
11
BINTANG Karya : Fajrin Kurnia N.R Engkau menjadi pelita Disetiap kegelapan Engkau bagai cahaya Yang menyinari malam Seperti bintang
Terbentang seluas langit Terhampar selebar bumi Cahayamu tak akan pernah padam Dan akan selalu bersinar Seperti bintang
Cahayamu berpendar pendar Merah, orange, kuning Biru, dan putih Didalam angkasa lepas
Cahayamu selalu menolongku Yang menghiburku dengan sentuhan lembutmu Membisikkan nasehat ke dalam telingaku Dan menjadi malaikat dalam hidupku
12
KELASKU Karya : Ferdian Marcelino. A Dari sana ku belajar membaca Dari sana ku belajar alam Dan dari sana ku belajar dunia
Bangku meja tersusun rapi Untuk memangku penerus bangsa ini Papan tulis sebagai televisi Guru sebagai pembawa acara Yang mencerdaskan anak bangsa Dengan ilmunya yang sangat berguna
Lantai penuh pijaka kecil yang dapat merubah dunia Pintunya bagaikan halaman Yang bisa dibuka setelah kita tak disana Ruangannya bagaikan tempat yang penuh arti Arti kehidupan atau berteman dan pengetahuan
13
RINDU SENDIRI Karya : Filda Oliviane. A. N Malam perhembus bersama angin Dalam renungan hatiku berkata Apakah ini yang dinamakan rindu Aku berfikir sejenak Jika memang ini rindu..... Mengapa tidak ada pria dihidupku Lalu..... Untuk siapa rindu ini Jadi selama ini percuma Percuma saja aku merasakan rindu
14
SENJA HITAM Karya : Fildzah Lu’ay F.R. Sebuah lengkungan tipis tersirat Diantara awan putih yang lembut Diantara teriakan buah kelapa bergelantungan Ketidaksengajaan bukan berarti ilusi Bagai cahaya matahari menerangi bumi Alam bebas menjadi saksi bisu Kau dan aku menjadi satu Kini roda telah berputar Kumpulan tetes air mata yang tak kunjung berhenti Kau pergi saat aku terpuruk sendiri Tak henti – henti mencaci maki Kemana ucapan manis yang kau sebut janji ?
15
HARAPAN YANG TAK TERWUJUD Karya : Gradean Marvel H Malam yang sunyi Hanya aku sendiri terdiam Menerawang jauh melintasi imajinasi Kejadian lusa masih menyisakan penyesalan dalam hati Semua hanyut dalam aliran air mata
Sendiri Aku merenung Tentang sebuah rasa ini padamu Yang terpendam jauh didalam hati
Aku berharap sebuah keajaiban Yang bisa membukakan pintu hatimu padaku Pintu hatimu yang selama ini engkau tutup Tanpa kau sisakan celah untukku memasukinya
Kusadari aku teramat mencintaimu lebih dari yang engkau tahu Inginku mengulangi semuanya Bicara tentang mimpi mimpi kita Tentang sedih dan bahagia, Tentang tawa dan tangis Dan tentang dunia khayalan kita
16
SENJA Karya : Hananda Hayu. P. H Hai apa kabar kamu mentari Apakah hangatmu masih seperti dulu Apakah cahayamu tlah mulai benerang Apakah kau sudah mulai tersenyum
Hai mentari trimakasih Tlah mencerahkan jalanku Untuk memulai hari ini
Hai mentari Bagaimana hari ini Ceritakanlah hari yang tlah kau lalui
Matahari terlihat tersenyum samar Kemudian hilang meninggalkan Jejak merah di langit senja Dia pergi tanpa menjawab tanyaku
17
MENYESAL Karya : Hendrik Sugianto Dibawah bintang Aku merenung Ditemani suara merdu burung hantu Aku menyesal Tanpa berfikir akibatnya Tanpa merasa menghancurkan hatinya Memutuskan cintanya begitu saja
Sungguh aku tak berguna Kesempatan hilang ditelan kenangan Andai aku bisa kembalikan hatinya Kurela walau harus terbang ke angkasa
18
PEREMPUAN DALAM PELUKAN Karya : Humam Abiyyu. R Kuingin segera bertemu Walau hati ini tidak mampu Di dalam hati ini terselip kata rindu Tapi aku sadar kamu bukan milikku
Kapan lagi aku temukan Sebuah harapan Ku mulai mengerti rasa kehilangan Datang dan menghilang
Kuhapus semua kenangan Walau itu menyakitkan Semua akan ku ulang Untuk masa yang akan datang
19
AIR DAN API Karya : Kartika Dhara .J. Kobaran api yang sedang marah Menghanguskan sebuah perbedaan Derasnya aliran air yang berlari Mrnghanyutkan sebuah perbedaan Dari sifat yang bertolak belakang
Rindu yang mampu Meretakkan galaksi Oleh relung hati sang air dan api Hausnya tuk bertemu Berjalan dengan terseok-seok Dari rasa rindu yang membunuh diri
Tuhan berkata bersatu Perbedaan tlah hancur berkeping-keping Dua relung yang berbeda tlah menyatu Rasa syukur untuk sang pencipta...
20
RINDU Karya : Luthfiyatuzzahra .A Aku, sendiri Dimalam yang sepi Sampai terdengar hembusan angin malam Apakah hembusan angin malam, Dapat menyampaikan rinduku yang begitu besar padanya?
Aku mencoba mengukur rinduku padanya Namun, rinduku ini tak dapat diukur Karena rinduku begitu besar padanya. Aku mencoba menyelami lautan rinduku Namun, tak ku temukan dasar dari lautan rinduku ini.
Aku hanya bisa berharap Semoga dia bisa merasakan rinduku Rindu yang kutitipkan pada hembusan angin malam Meski ku tahu rindumu bukan untukku Izinkan aku untuk menyampaikan rinduku
21
MIMPI KELABU Karya : M. Ardian Nafis Angan anganku Mengiringi setiap langkahku Setiap nafas dijiwaku Selalu tercipta harapan baru
Mencoba dan berusaha Ubah mimpi menjadi nyata Bukan sekedar kata kata Namun bukti didepan mata
Aku pun harus berjanji Untuk menggapai sebuah mimpi Mungkin tidak hari ini Namun esok dilain hari
Kupendam harapanku Biarlah menjadi kelabu Tuhan pun akan tahu Dan kabulkan semua mimpiku
22
SAHABAT Karya : Muhammad Haikal. S Kau bagaikan matahariku Menemaniku saat suka dan duka Kau selalu ada untukku Walaupun aku kadang memarahimu
Tak ada yang digantikan selain dirimu Hanyalah kau yang selalu menemaniku Hingga kau ada di hatiku Untuk selamanya bersamamu
23
SAHABAT Karya : Muhammad Khaidar. A Kau selalu datang dalam suka dan duka Apapun momentnya kau selalu datang Dalam mimpi indahmaupun buruk.
Menemani tiap-tiap hariku Dengan senyum manismu
Kau menghadapi sikapku dengan senang hati Sikap yang masih kekanak kanakan Menghiburku saat aku sedih Saat ku bahagia kau tetap menyemangatiku
24
SEKOLAH Karya : Muhammad Ragil. S Setiap hari ku pergi ditempat itu Disana kumencari ilmu Disana kubertemu guru Dialah yang memberiku ilmu
Sepanjang hidupku Aku menghabiskan waktu ketempat itu Untuk mencari ilmu Untuk masa depanku
25
MAGNET RINDU Karya : Nabila Nur. A Hujan menyapaku sore tadi Membawa sebuah rindu Dari siapa? Apakah kamu? Aku tak pernah memintamu Tapi hujan mengirim pesan rindu darimu Aku bisa melihatmu Kau berada di depanku Bahkan dalam jarak yang dekat Tapi kita seperti orang asing yang tak saling mengenal
Kita tak lagi menyatu seperti dulu Menghilang bersama waktu Rasanya seperti magnet Yang menarik rindu saat dipisahkan jarak Maka rasa itu kusebut Megnet rindu
26
AYAH Karya : Nabila Riski. A Oh ayah..... Engkaulah pahlawanku Engkau bagai malaikat yang siap menjagaku Kapan saja jika kau butuhkan Oh ayah..... Engkau selalu berusaha menjadi yang terbaik Kebaikanmu terlalu sulit untuk ku balas Kebaikan yang kau lakukan setulus hati Kan ku kenang selamanya
27
GERIMIS MALAM Karya : Nadine Zaskia A.M Ku terdiam... Merajuk hatiku tuk mengasingkan diri Menatap gerimis malam ini Di kesunyian malam hari Rintiknya mengingatkan pada dirimu malam ini Membuatku berada dibatas kerinduan dan kehampaan
Kau telah lama pergi Meninggalkanku disini Kapan kutemukan dirimu lagi? Hay manusia berwajah dingin... Kusyairkan rasa rindu dimalam ini Lewat doa untukmu kasih
28
BOCAH PEMBAWA HARAPAN Karya : Nasya Naura. A. P Tuan, Apa kabar? Saya rindu Apakah tuan melihat saya?
Tuan, Tuan baik-baik saja, kan? Saya teragak pada tuan Apakah tuan mendengar saya?
Tuan, Saya ingin bertemu Namun, suara saya terlalu kecil
Tuan, Saya ingin bebincang Namun lagi-lagi, saya terlalu lemah
Tuan, Biarkan saya, Terbuai dalam peluk tuan, Terhanyut dalam cinta tuan, Tenggelam dalam krhangatan tuan,
29
Tuan, terima kasih Telah membaca sepotong harapan ini Harapan yang saya pendam, Semoga, harapan ini sempat terkabulkan
30
BUKU Karya : Rexa Santoso Oh.....buku Engkaulah tempatku untuk menimba ilmu Sumber dari segala sumber ilmu Bagaikan ilmu terlahir dari engkaulah buku Tapin orang menyianyiakan dirimu
Oh.....buku Aku akan selalu membacamu Tanpa enggan dan rasa malu
Oh.....buku Maafkanlah diriku Bila lupa membacamu Yang dibuat para orang berilmu Dan melahirkan ilmu baru
31
HATI PAHLAWAN Karya : Ridho Romadhani Pahlawanku yang selalu melindungi negeri ini Setiap hari berendam didalam lautan api Hingga titik darah penghabisan nanti Kau selalu ada di negeri ini
Kini kukenang jasamu Kupacu kudaku demi negeriku Untuk mewaris jasa pahlawanku Dan menjadi masa depan negeriku
32
WAKTU Karya : Sania Runi. F Waktu..... Kau berjalan cepat Seolah kancil berlari Sampai saatnya Kau terhenti Berlari menyusuri bumi
Waktu...... Kau memberi harapan Memberi kebahagiaan Memberi kesedihan bagiku
Waktu..... Seruanmu mengingatkanku padamu Kau memanggilku Inginku menemukanmu Meskipun bumi meretak Kau tak akan hilang dari harapanku
Waktu..... Kau tak akan sirna Walau bumi musna Karna cinta telah membara
33
PAGI CERAHKU Karya : Sherly Artika C Pagi hari Ku terbangun dari tidur malamku Dan burung burung bernyanyi Menyapa pagi cerahku
Matahari muncul dengan sinar cerahnya Yang menyambutku dari tidur malamku
Matahari mulai berjalan ke arah barat Bertanda semakin siang pagi ini Ku bergegas menyiapkan diri Untuk berangkat sekolah
Pagi cerahku membuat Senang dan bahagia hatiku
34
RINDU YANG TAK TERSAMPAIKAN Karya : Wahyu Nugroho. S Hujan bulan Mei takkan tahu Rindu yang aku rahasiakan Dipendam dan dikenang..... Agar suatu saat..... Dapat tersampaikan
Hujan bulan Mei takkan tahu Doa yang terangkat dimalam yang sunyi Senyum dalam hati, serta Rasa cinta dari hati yang terdalam
Dan juga huan bulan Mei Takkan pernah tahu Pengorbanan cinta Yang tak dapat tersampaikan Dan hanya dapat selalu Kupendam.....
35
TENTANG RINDU Karya : Yanuar Agza. A Rindu itu hanyalah rasa Rindu itu hanyalah kata yang Mengutarakan sebuah kasih sayang Dalam diam ku memendam rasa Rasa ingin bertemu yang disayanginya Ku memanggil namamu dalam do’a ku
Sungguh ku rindu padamu Bila ada kesempatan bertemu denganmu Aku selalu ingin bertemu bersamamu Untuk melepas kerinduan ini Yang sangat menyiksa hidupku
Apakah kau juga rindu disana? Jika iya katakanlah padaku “Aku pun rindu kamu” Kau selalu dihati takkan terganti Untuk selamanya, hingga sampai akhir hayat ini
Dan rindu datang itu dengan spontan Bukan paksaan jadi rindu itu wajar Terhadap orang yang disayanginya
36
Puisi Karya Siswa Kelas VIII B
37
REMBULAN Karya : Ahmad K.S. (2018) Semua makhluk tidaklah sabar Melainkan wahai sang rembulan Engkau selalu dicela Oleh makhluk tak berilmu Ia beranggapan Bahwa engkau gangguan jiwa Namun nyatanya Balik kanan dari yang dianggapnya Engkau selalu sabar Dan tak pernah menyakitinya sedikitpun Kepada dia yang mencela itu Semua makhluk tidaklah gigih Melainkan dari wahai sang rembulan Engkau selalu menegakkan keelokan cahaya untuk melawan gelapnya kebobrokan yang di dunia yang tak ada sedikitpun cahaya yang masuk kedalam dunia yang fana it Semoga wahai rembulan Engkau akan mendapat balasan yang setara di akhir kelak
38
PAHLAWAN Karya: Aldionata Darren .K. Demi negeri… Engkau korbankan waktumu Demi bangsa… Rela kau turahkan nyawamu Maut menghadang didepan Kau bilang itu hiburan Tampak raut wajahmu Tak segelintir rasa takut Semangat membara dijiwamu Takutlah mereka penghalang negeri Hari harimu diwarnai Pembuhuhan dan pembantaian Dan dihiasi bunga bunga api Mengalir sungai darah disekitarmu Bahkan tak jarang mata air itu Yang muncul dari tubuhmu Namun tak dapat… Rumtuhkan tebing semangat juangmu. Bambu runcing yang setia menemanimu Kaki telanjang tak beralas Pakaian dengan seribu wangian Basah di badan kering pun dibadan Yang kini menghantarkan Indonesia Kedalam istana kemerdeka
39
JERITAN MEREKA Karya: Althea Syahriza S Angin pagi menyapu seolah - olah berkata Namun aku tak mengerti Apa yang diucapkannya Yang terdengar hanya maka Diisi ruang hampa itu dalam diamku. Hatiku pun berbisik Bingung ? Desis – desis hampa Kutanya pada pohon apa jawabnya Yang ada hanya lambaian daun yang tertiup dewa bayu. Lalu kutanya air Namun kutanya apa jawabnya yang terdengar hanya alunan air mengalir. Andai ku pahami Jeritan – jeritan mereka selama ini Mungkin ku mengerti kepedulian yang selama ini terjadi.
40
PENANTIAN Karya : Alyaa Huwaida Diantara bulan – bulan yang ada Diantara nama – nama yang indah Hanya ada satu nama diantara tatapan rindu Berbulan – bulan lamanya Menunggu berjam – jam lamanya menanti Mengharap kedatanganmu Oh ternyata dikemudian hari kau datang membawa sebuah penantian besar Yang tidak aku harapkan
41
DIRIKU SENDIRI Karya : Andika Prastianto Kuingin menjadi diriku sendiri Bukan menjadi orang lain Inilah diriku sendiri Bukan diri orang lain !. Kuingin instropeksi diri Bukan ingin ekslokspeksi diri Untuk memperbaiki kesalahan diri !. Bukan hanya mementingkan rasa egois di hati Dari kesalahan yang diperbuat ! Bukan unuk mengulangi Kesalahan yang di perbuat Inilah diriku Walau banyak orang berkata apapun kepadaku Saya bangga menjadi diriku sendiri
42
SUNYI Karya : Aulia Melinda R Sunyi... Seperti hati ini Seperti hati yang tak berpenghuni Harapan ada yang menempati Walau ku tahu.. Kau sudah ada yang memiliki Hanya andai, andai , dan rindu Rindu dulu kau mendekapmu Dalam kehangatan pelukmu Aku merasakan kenyamanan Dan aku telah nyaman Namun apa jawaban dia? Hanya sebatas teman Dia tak pernah meemikirkan Memikirkan bagaimana perasaanku Dia yang memulai Dia juga yang mengakhiri Aku hanya bisa menerima Menerima semua yang ada Menerima semua yang akan terjadi Mengapa dunia hancur Hancur disekeliling mereka Akan ada saatnya
43
Dimana kesadaran itu akan terkuras habis Habis tanpa tersisa Aku hanya mengikuti skenario Tuhan Skeario yang telah Tuhan rencanakan
44
POHON DELIMA Karya : Binta Rifa ‘ atan N Disini... Ku sendiri tak ada yang menemani Ku coba memutar masa lalu Perlahan ku coba mengingatnya Tiba saja satu butir air menetes di pipi ini Ku teringat apa yang terjadi saat itu Sebuah pohon delima yang sempurna beri ku buah yang sangat manis Hingga melekat di lidah ini Ku makan delima itu sampai ku terus mencandu Sampai buah terakhir Ku makan buah itu Tapi mengapa buah itu rasanya berbeda Buah itu sangat masam dan semakin masam Ku coba bertanya pada diriku Mengapa kau beri ku buah terakhir yang masam? Padahal ku ingin buah delima manis lagi Apa selayaknya ku menebang pohon delima itu Dan ku lupakan buah delima itu ? Tapi ku tak tega Karna ku sayang padamu.. Sang pohon yang sempurna.
45
API DAN AIR Karya : Bintang Satriyo P Dan kau lebih mencintai hujan Katanya dia penghapus kesedihan Tempatmu berangan angan Membuka ruang-ruang khayalan
Namun aku adalah sepi Tempatmu membuang sepi Tak perlu kau lelah menanti Karena dapat membakar hati
Jika tubuhmu dingin Karena hujan hari kemarin Datanglah engkau bersama angin Aku ada kapan pun kau ingin
46
BUNDA Karya: Deviana Rizqi L Berlinang air mataku bila terbayang Betapa jasa bunda yang telah diberikan Siang malam menderita tiada dirasa Demi aku anakmu tersayang Bunda.... Tak pernah kau mengharap budi balasan Meski jiwa raga telah kau korbankan Susah dan lelah tak pernah kau hiraukan Demi aku tuk meraih kebahagiaan Bunda... Kau lentera hidupku Tanpa hadirmu, pasti hidupku dalam gelap gulita Saat kudebat kau selalu mendekat Saat ku jauh do’amu selalu terpanjat Tiada bahagia kudapat tanpa do’a restumu Bunda...... Meskipun aku Jika kadang membuat hatimu terluka Aku hanya ingin engkau tahu bunda Betapa aku mencintaimu lebih dari segalanya
47
AKHIR CERITA BERSAMA SENJA Karya: Dhiyya Laila .N. Semburat telah memerah Diujung barat tersipu mentari Digapura malam benang benang jingga Mengusir batas bayang bayang Cakrawala nampak Memadukan warna gelap Burung musim terbang rendah Hampiri sarang mereka Bianglala padamkan ideologi terik Cerita senja ini Berakhir dibatas kenangan Senja berakhir dibatas cerita Menumpahkan cinta Yang patah hati kecewa Dalam putarannya Kisah dua insan bersama bertutur sapa Dalam merah cahaya senja Bertukar cerita Dalam pesona indah jingga Melepas rindu Dalam setiap bait puisinya Menyimpan sejarah dilangit sana.
48
HARAPAN Karya : Duta Efend Harapan, harapan hanyalah keinginan. Keinginan yang ingin diwujudkan. Percaya akan diwujudkan suatu saat. Namun percuma bila hanya berharap. Harapan , harapan hanyalah omong kosong. Harapan hanyalah suatu hal Untuk melarikan diri dari realita Keadaan yang sedang kau hadapi. Namun saat hidup penuh rintangan. Dipenuhi rasa keputusasaan Dikala suatu keadaan menekan. Disaat hidup tanpa tujuan. Berarti hidup diambang kehancuran. Namun lebih baik berharap. Tapi juga jangan hanya berharap. Berusahalah,kerja keras dan berdoa. Daripada diam dan putus asa. Berjuang hancurkan duri dan cari tujuan. Berharaplah yang positif. Jangan berharap yang negatif. Teruslah berjuang dan usaha. Kembangkan tekad yang kuat. Agar harapan bukan hanya mimpi. Namun menjadi realit
49
KAU FAJAR dan AKU SENJA Karya : Fadilla Putri R Kau fajar, aku senja Aku hanya bisa melihat jejak jejakmu Tanpa bisa berjalan beriringan denganmu
Ya kau fajar ,aku senja Kita memang di langit yang sama Namun saat aku datang kau pergi Pun sebaliknya
Kita berbeda, tak pernah bersua Tapi entah mengapa Tanpamu bumi tak punya awal Dan tanpaku bumi tak punya kesimpulan
Aku benci mencintaimu Karna kau hanya pengantar matahari Sedangkan aku hanya sekedar penjemput matahari Dan matahari hanya menjadi penyampai rinduku Entah denganmu
Kau fajar, aku senja Dan aku mencintaimu Tanpa bersuara Serta tanpa sepengetahuanm
50
BUKU Karya : Fajar Miftahul A Buku... Kau adalah sumber ilmu Tanpamu ku tak bisa apa – apa Kau yang membimbingku menjadi pintar Buku... Kau adalah sahabatku Kau sangat berjasa Kau menemaniku setiap malam Oh buku, kau adalah jendela dunia Jendela yang menuju kehidupan yang lebih baik Aku akan setia bersamamu Karena engkaulah jendela duniaku Terima kasih buku engkaulah cahaya hidupku Yang memberiku ilmu Tuk menggapai cita – cita ku
51
MENGAYUH MIMPI Karya : Irfan Setiawan Mengayuh, terus mengayuh Tidak beralih dari pegangan Menerobos tembok legam Abaikan babi malam Berjuanglah, terus berjuanglah Saat pegangan mulai muram Tanpa hati dan pikiran Ingin ku lari dari pegangan Tetapi kenangan di pagi hari teringat kembali Pegangan yang muram utuh kembali Gejolak pedang tak terkendali Ingin ku lindungi pegangan itu kembali Mengayuh, terus mengayuh Tak terhitung jarak yang kutempuh Tetap bergerak tetap patuh Sampai akhirnya daku jatuh Berjuang kembali bangun Dengan pegangan yang kutuntun Sampai tempat yang ku angan Yaitu pion digaris depan
52
RATUKU Karya : Jundi Arsya E.H. Panggil dia yang mulia Dia telah menumbuhkan pohonnya Yang telah membesarkannya Yang telah memberi siramannya
Ratuku yang mulia Tak pernah lupa memberi pupuk ke pohonnya Kasih dan sayang darinya Senantiasa menyelubunginya
Ratuku yang mulia Siramannya sangat membekas di pohonnya Yang selalu melindungi pohonnya Dengan sepenuh hatinya
Ratuku yang mulia Yang telah menyuburkan pohonnya Tumbuh setinggi tingginya Hingga menembus angkasa
Ratuku yang mulia Terus juluki dia yang mulia Karena perbuatannya lebih mulia dari julukannya
53
Dia lebih dari layak mendapatkannya
Ratuku yang mulia Hormatilah dia Taatlah padanya Jangan buat dia terluka
Jika kau coba coba buatnya terluka Kepercayaan pun bisa murka Azab-Nya mulai berwisata Membuat hidup sengsara (Boja,23 November 2018)
54
26-12-2004 Karya: Karina Ade
Getaran bumi mulai terdengar Dirobohkannya sebuah gunung Gelombang air meratakan permukaan bumi Menyapu daun coklat maupun hijau Hanya ranting yang tersisa Alam marah dan melampiaskannya Dipantai Lhoknga Rintihan air dari langit mulai menyertainya Bunga mekar yang indah sekarang Berubah menjadi bunga layu Berjuta manusia tergelar dimana mana Dengan nyawa yang sudah pergi ke nirwarna Kini hanya dapat meneteskan air Melintasi pipi yang tak mudah berhenti Tuhan mengapa ini harus terjadi? Tuhan! Apakah ini caramu? Untuk memberikan kebahagaian ku yang tertunda? Tuhan! Apakah ini caramu tuk membuatku selalu mengingat-Mu Jika itu yang kau inginkan aku bisa melakukannya Tapi jangan ambil mereka yang aku sayangi dariku…
55
PENGORBANAN SEBUAH POHON Karya : Klareta Dwi F.M Semilir angin di pagi hari Membuatku merasa nyaman Menghirup udara yang belum tercemar Menghiasi hari – hari dengan penuh kegembiraan Tanpa pamrih Kau memberikan semuanya kepadaku Dengan rasa iba yang luar biasa Engkau rela mengorbankan ragamu demiku Walau matahari terik dan badai menyerangmu Kau tetap berdiri kokoh dan terus berjuang Untuk melindungiku Kini semuanya telah sirna Keadaanmu yang lestari kini menjadi duri Sayap sayapmu banyak yang menghilang Dan bencana terus melanda Orang - orang bejadlah Yang tidak memiliki hati mulia Sudah merusak mu Hingga kini semuanya menjadi hancur
56
RUMAH Karya : Maulana Muhammad M
Tiada tempat tinggal yang lebih nyaman dari rumah, rumah itu bagaikan tempat berlindung dari banyaknya bahaya di luar sana. Tembok yang kuat dan kokoh di buat dari bata, Dan genteng yang melindungi ku dari panasnya matahari dan dinginnya air hujan, Cahaya rumah ku yang menerangi di saat malam tiba Rumah ku adalah tempat untuk pulang dan tempat untuk bertemu bersama keluarga, Rumah ku segalanya untuk hidup ku, rumah juga tempat untuk beristirahat dan menghabiskan waktu hanya untuk santai di rumah Rumahku istanaku
57
TEMPO Karya : Melani Aprilia Dalam benak terukir kata Berbagai cerita di dalam nada Tentang suka maupun duka Berpadu menjadi sebuah rasa Tawa menjadi tangis Berjalan silih berganti Semua itu mungkin tak pasti Tapi itu menjadikanya sebuah melodi Mungkin jawab menanti Sebuah soal yang tak pasti Sebuah drama akan terjadi Dan kau akan mengerti Kau mungkin bisa di atas Namun ingatlah saat dibawah Cerita itu akan meroda Dan itulah tempo kehidupan
58
FRUSTASI Karya: Najwa Alifia .M. Mereka akan berteriak teriak Mereka berjuang keluar Dia berharap, berdoa, menunggu kepastian Menggengam mimpi Sementara dia melihat dinding jatuh Kata kata yang tajam seperti pisau Memangkas mereka terjatuh Kaca yang hancur seperti masa lalu Itulah kenangan sekarang Hei! Kapan ini akan berakhir? Kapan kau kehilangan kebahagaian Aku disini sendirian dalam tubuh Yang hancur ini Siapa yang benar siapa yang salah Siapa yang benar benar perduli Terjatuh menyalahkan rasa sakit yang masih ada Tubuhku hancur, benar benar hancur Kadang pikiran bertanya Apakah ini dusta belaka? Andai yang dulu aku punya nyata adanya Dan mimpi mimpi yang aku tinggalkan Merasakan hampa sekarang Semua pertempuran, perang, perjuangan sia sia Semua terluka, memar, merasakan sakit yang kau bawa Andai aku bisa terbangun dengan amnesia
59
MENANGIS BERSAMA HUJAN Karya : Naufal Hammam A.S Disaat ku menatapmu Ku selalu menangis karena teringat masa lalu Kenangan yang ingin kulupakan Dulu setiap ku menatapmu Kumelihat senyuman manismu Dan sekarang yang terlihat Hanya angan-anganmu Kau meninggalkanku tanpa alasan Pergi tanpa mengucapkan selamat tinnggal kau pergi di saat ku sangat menyayangimu dan pada saat itu rasa ini berubah menjadi cinta kau mengingkari janji kita pada saat itu di saat hujan kau berjanji untuk tidak meninggalkanku Tapi sekarang kau meninggalkanku Setelah hari itu Rasa kesedihanlah yang menemaniku Rasa benci ,kehilangan,kemurkaan Semua rasa itu menjadi satu Oh hujan… Ku mohon jangan muncul di depanku Karena jika ku melihatmu Kau membuatku mengingat kejadian pahit itu
60
WUJUDKAN GENERASI TERKINI Karya : Nawang Fitria A Negeriku..... Negeriku kau adalah tempat lahirku Kau juga tempat tinggalku Kau kehidupan bagi bangsa ini Tetapi korupsi telah melandai Lahirkan lah generasi terkini Untuk membangkitkan negeri ini Negeri yang kita cintai Negeri ini tak sama negeri orang Negeri amat bersejarah Hingga lautan tak mampu menampungnya Kaulah Negeriku.. Indonesiaku..
61
TUHAN Karya : M. Raditya Noor N Aku selalu termangu Dibawah langitmu Selalu terlintas di benakku Mengapa aku tak mendekatimu? Selalu terlintas di hatiku Penyesalan atas kelalaianku Tuhan Tolong tunjukan sebuah jalan Agar aku kembali ke kebenaran Sebuah janji akan ku tepati Berupa hati yang ingin suci
62
MIMPI BUTA Karya : Novi Ayu Dwi W. Sebuah mimpi datang Membawakan angin bisu Dunia yang gelap Dunia yang sepi Tak terdengar sedikit pun sebuah suara... Membisu.. membuta... Bahkan tak bergerak Hanya seorang diri Termenung tak jelas Mimpi itu membuatku tak berdaya sama sekali...
63
GELOMBANG KESIALAN
Karya : Nurul Fatma Y
Sungguh hari sangat berduka Melihat gelombang datang menerpa Semua kenangan hancur tak terduga Akan menjadi sejarah yang tak dilupa Angin perhi entah kemana Saat semilir waktu menjadi tenang Membuat panas membara Terjadi pilu matahari perkasa Sungguh malang..... Si nasib keluarga Yang tertinggal tanpa kata – kata Semoga hujan dapat menenangkannya Tanpa rintik air permata
64
SEBUAH RASA Karya : Resi awaIia
Hey... Apa kabar.. Ku harap kau baik di sana Aku pamit ya bukan karna lelah berjuang
karena aku punya hati yang harus di selamatkan Iya.. Ternyata jatuh cinta hanya membuatku kualahan Jadi aku berhenti untuk mengejar
Maaf... jika sikap ku terkesan berlebihan Dari caramu mengabaikan ku aku mulai paham
Itu bentuk penolakan Yang kau utarakan tidak lisan Mulai dari itu aku sadar Bukan aku yang kamu inginkan
65
SANG SENJA Karya : Riris Riskiyana P Warna yang sangat indah namun hanya sesaat Memancarkan sinarnya yang memberi kehangatan Dan memberi kenyamanan
Dikala sang senja datang Selalu ku sambutnya dengan senyum Dan mata itu tak pernah ku alihkan darinya
Hingga ia tak menampakkan dirinya kembali Menenggelamkan dirinya di balik bukit-bukit Menghilang tanpa jejak Dan meninggalkan ku yang selalu menantinya
Hingga tak terasa sebutir air mata jatuh di pelupuk mataku Ia tak akan pernah kembali sebelum gelap hilang Dan tak ada lagi senyum indah itu Di kala sang senja meninggalkannya
Pergi tanpa meninggalkan sepatah katapun Membuat hati ini hancur tak berupa Ku selalu mencoba tuk melupakan Melupakan rasa pedih yang ia berikan Melupakan keindahan yang selalu ia tampakkan Dan melupakan kehangatan yang selalu ia berik
66
ISI HATI Karya : Sulastri Rahasia itu bukan lagi rahasia Saat seluruh ucap dapat tertutup rapat Namun aksaraku untukmu menyebar tanpa sekat
Malu itu bukan lagi malu Saat seluruh kurangku kau tahu Otakku memang tak pandai menghitung jumlah hianatm Cinta membodohiku
Peduliku kini bukan untukmu Saat kau mulai acuhkan aku Namun sabarku masih ada untukmu Meski kau telah melukaiku
Dan kamu hancurkan harapku; Dengan segala kebohonganmu Belum puaskah dirimu?
Kamu yang pernah ada di dalam hatiku Kini sama saja Dengan mereka yang suka Membangun cinta tanpa pondasi dan atapnya
67
Akan hancur setiba angin melintasinya Mungkin hatiku yang terlanjur beku Sebab luka yang kau beri Ketika kau memilih pergi Dan mengukir luka hati. . Kini... Kau buat aku trauma kembali Merasakan pedihnya hati Yang tersakiti
Haruskah ku berhenti sampai disini? Menikmati luka yang kau beri Hmm, entah lah,.. Atau,biarkan aku berlari mengejar mimpi
68
PUTIH Karya: Titan Tajm Harapanku di dasar jurang Hanya langit yang bisa kupandang Tubuh terkikis bagaikan karang Tak kan bisa aku datang Menuju mimpi-mimpi yang cemerlang Disini aku berdiri Di lorong yang gelap dan sunyi Yang kurasakan hanya sepi Dan kucoba untuk meraih mimpi Ku berlari tanpa rasa takut Tanpa bayang yang mengikut Hanya satu cahaya yang kuanut Cahaya mimpi yang tak berkabut Ku sudah berada di depan pintu Menuju cita-cita sukses ku Di bawah langit kelabu Ku berusaha membuka gerbang pintu Gerbang menuju kesuksesan ku Kini telah kubuka gerbang teratas Menuju mimpi yang tak terbatas Berada di lintasan teratas Menuju generasi emas
69
HUJAN Karya: Yulninda Ersa .R.D.
Tak ada langkah air yang terdiam Semua air pun tergumam bahwa Mereka akan datang sementara Air yang berjatuhan pun akan musnah dalam sekejap Dan mereka berkata bahwa Mereka akan pergi
Tak ada langkah air yang terdiam Apabila cahaya bulan ditutup dengan kegelapan awan Kegelapan yang datang sementara Seperti air… Dan kemudian pergi dan musnah seketika
Tak ada langkah air yang terdianm Seperti mimpi, seperti kehidupan, dan seperti mati Yang membuat tenggelam kedalam mimpi buruk Yang sangat buruk dan sangat buruk Bahkan aku ingin sekali bangun dari mimpi buruk itu.
70
Puisi Karya Siswa Kelas VIII C
71
JERITAN PALU Adi Nugroho Baru saja aku menikmati dunia-Mu Tapi ku tak menduga Malapetaka menimpa Meratap seketika Tapi kenapa oh’ Tuhanku Kau guncangkan tanah suburku Kau rantaskan tanah indahku Kau basahi tanah luasku Apa mungkin Tuhan marah? Oh’ Tuhan… Tanah yang kau gerakkan Air asin yang kau gulungkan Dentuman keras suara Mengiringi suara tangis
Luluh lantah tanah yang tersisa Hancur bagai kuburan manusia Seiring dengan kerasnya jerit pilu Memenuhi bumi Pertiwiku Oh’ Tuhan… Mengapa kau ambil ibu ayah dan saudaraku? Yang hilang bagai debu yang tertiup angin Ratusan orang tertelan di dalamnya Jutaan rumah luluh lantah
72
Oh’ Tuhan… Mengapa kau ambil ibu ayah dan saudaraku? Yang selalu membuat senyum Di kala senja menyapa Yang Kau ambil begitu saja
Dengan sapuan air asin Dan tanah subur Yang dulunya sebagai kehidupan Sekarang begitu jahat nan kejam
Yang dulu selalu memberikanku kehidupan Sekarang berubah menjadi malapetaka besar Dulu laut yang selalu Kau keluarkan ikan Tanah subur yang bias aku tanami Habis seperti kegelapan kelam
73
HARAPAN DI ATAS HUJAN Karya Afriliano Setia N Mengadah pada ribuan titik air Bersama bisingnya melodi air Di bawah langit kelabu Aku bersamamu menunggu Anugrahnya yang amat mempesona
Di bawah langit kelabu Aku tabah menunggu Dirimu yang senantiasa Menghiasi salah satu isi Galaksi bima sakti Bersama ribuan gumpalan putih
Begitu kau datang Hatiku amat senang Melihat anugrahnya Yang tiada duanya Dirimu amat indah luar biasa Namun, hanya sesaat datangnya
74
PAHLAWANKU Karya Ahmad Bagus P Oh pahlawanku Kau telah berjuang untuk negeri ini Bagaimana caraku untuk membalas jasa-jasamu Apabila kami harus turun dalam medan pertempuran Oh pahlawanku Kami hanya bisa mengenang jasa jasa besarmu itu Kami hanya bisa meneruskan perjuanganmu Untuk negeri tercinta ini Sampai engkau mengorbankan jiwa dan ragamu Untuk kemerdekaan negeri dan bangsa ini Walau di sekitarmu mengalir sungai darah pembantaian penjajah Tak takut dengan segelintir peluru yang menghadangmu Oh pahlawanku Perjuanganmu akan terus di abadikan Walaupun jasatmu yang tidak dapat kami lihat Entah hilang atau pergi kemana Tak dapat kubayangkan seberapa nyali besarmu itu Dan seberapa pengorbananmu yang telah kau berikan Sampai nyawa pun menjadi taruhannya Demi negeri ibu pertiwi tercinta
75
IBUKU Karya Ahmad Ilyasa A R Oh ibu… Engkau yang telah melahirkanku Engkau yang telah membesarkanku pula Betapa besarnya pengorbananmu itu
Hingga nyawa menjadi taruhannya Pengorbananmu yang tak kan ku lupakan Dengan sekedipan mata saja Terima kasih ibu, kau pahlawanku
76
PEMINTA-MINTA Karya Alvina Putri A. Badannya yang masih tegak Jalannya yang masih tegap Malah ia bungkuk-bungkuk kan Dan di cacat-cacat kan
Dari rumah ia berangkat Ia sebut itu sebuah profesi Tangannya menengadah ke atas Tanpa malu ia meminta-minta Dengan akal licik ia tipu mereka Yang bekerja banting tulang seharian
Sedangkan dirinya Merasa paling menderita Tanpa melihat temannya yang di bawah Yang benar-benar butuh pertolongan
77
SIANG INI Karya Alya Nur N. Angin berhembus pelan.. Menghempas rimbunnya dedaunan Bersama sinar mentari yang tertutup awan Untukku menceritakan suatu kejadian Siang ini… Tentang suatu nada yang berbunyi Ku berlari menerobos lorong sunyi Dengan membawa secercah cahaya yang tersisa Dan segenggam angan ku yang tak pasti Antara bimbang dan takut ku melangkah Bagaikan sebatang pohon besar Aku takkan kuat merobohkannya sendirian Dan kini…. Kurasakan keanehan pada mentari Senyumnya begitu hangat Seakan memberikanku satu lagi mimpi Ku harap ini bukan hanya ilusi Agar ku tau bahwa ku tak sedang berhalusinasi
78
KAU Karya Arilla Pramestia Anabella Kau bawa kan kebahagiaan Kau bawa kan kesenangan Kau bawa kan keindahan Dan kau juga bawa kan kesedihan
Hari-hari indah Menjelajahi dunia bersamamu Memberi kebahagiaan dan kesenangan Melihat keindahan dari mu
Kadang hari-hari menjadi suram Menyisakan kenangan yang suram Membawa kesedihan yang dalam Dan membawa keheningan dalam keluarga
79
SENJA Karya Aulia Nur Kini ku kembali menikmatimu Setelah penantian melalui embun beku Hingga kini jinggamu merekah panjang Sinarmu seolah menyapaikan selamat siang Tak pernah kulewakan detik indah tatapmu Terdiam di ufuk barat tanpa jenu Hembusan angin yang menerpa tubuhku Dengan semilir yang menenangkan ragaku Hamparan pasir membentang luas Dan desir ombak yang memanggil-manggil Melengkapi cantiknya parasmu Namun mengapa? Hadirmu hanya sekejap bagaikan kilat Sungguh tak sebanding dengan penantian harianku Selamat jalan senja Berharap, esokku kan bersanding denganmu
80
MALAM SUNYI Karya Dendro Nauval Zaid Di malam yang hitam ini Aku sendiri meringkuk memegang lutut Termenung aku du ambang lelah Menanti pergi yang segera mengetuk
Malam ini begitu sunyi terasa… Aku hanya sendiri memandang bulan Melihat bahwa di sana seseorang melihat bulan yang sama Meski nyata jarak memisah
Malam ini begitu sunyi terasa Disini hanya ada sebilah rindu Menemaniku hingga terlelap Mencari celah di ujung sana
Malam ini begitu sunyi terasa Bintang di langit menjadi kekasih sunyi Dan bulan akan selalu manjadi doa yang menemani hati Membuat kuat saat rapuh kian memakan
81
ANGIN Karya Desi Setyaningsih
Angin… Kau datang menyejukan seluruh bumi Kau keluar dari pohon-pohon yang kian menjadi Kau datang dengan banyaknya materi
Angin… Kau ku sayangi Tanpamu aku akan tak berarti Bagai pohon yang telah mati
Angin kini ku bersusah hati Kau telah terganti oleh banyaknya polusi Kini, semua orang kurang menyadari Bahwa kau teramat berarti
82
DIRIMU DI DIRIKU Karya Devi Sinta Melati Saat hati merasa sepi Kau datang menemaniku Hangatkan hati dengan kasih sayangmu Saat hari merasa sedih Kau berikan sandaran untukku Menenangkan hati dan sejenak Melepas rindu yang melanda Di tengah tenangnya bulan Dan banyak nya bintang Terima kasih karna kau Telah ada dalam hidupku Ku harap ini kan abadi Ku harap kau rasakan apa yang Aku rasakan saat ini Aku tak ingin apapun darimu Tapi hanya satu yang aku mau darimu Selalu dan selalulah, kau buatku untuk Tetap tersenyum Dan jangan pernah, kau lukis Tangis di hatiku karenamu
83
GURUKU Karya Dimas Agus Guru…. Engkaulah harapanku Engkaulah yang mendidik ku Aku berterima kasih kepadamu guru
Guru…. Setiap hari kita bertemu Kita bertemu di sekolah Di sekolahan aku mencari ilmu denganmu guru
Guru…. Kau selalu disisiku Kalau kita berpisah aku rela Aku menyayangimu guru
84
ASAKU Karya Dinda Ayuni L.
Asaku tidak pernah pupus Walau banyak rintangan yang datang Tanpa rasa lelah yang menggelanyut Asaku tetap ada
Berusaha.....tetap berusaha Jangan berputus asa Lawan cobaan demi cobaan Ingat asaku akan selalu menjadi asaku untuk aku Wujudkan kelak
85
DIRIKU DAN SENJAKU Karya Dya Ayu Senja… Ku tutup rapat jendela hingga tak ada yang bisa mengira ada banyak peristiwa di sana di saat ku berdoa Senja… Burung- burung mulai mencari sarangnya hiruk pikuk orang pulang ke rumahnya langit perlahan mulai gelap senjaku sirna, redup perlahan gulita Senja… Tak ada yang menyangka bahwa kau mengajarkan pada kita tentang semua… yang ada di sudut dunia Senja… Perlahan pasti nyata gelap menyongsong malam menunggu sang rembulan datang bintang kejora sudah di sana
86
HIDUPKU ADALAH HIDUPMU Karya Faza Ulil A Aku yang tak pernah tidak tanpamu Akan berusaha untuk melihat seluas-luasnya Kan ku naungi luasnya samudera Kan ku ikuti alur dunia
Pintu terbuka selebar-lebarnya Kan ku manfaatkan itu untuk membalas segala budinya itu semua hanya untuknya
kurangkulkan kelingkingku ke klingkingmu untuk selalu membuatmu bahagia tapi mungkin itu tidak cukup untukmu atas semua yang engkau berikan untukku kuucapkan terimakasih untukmu dariku
87
DAN Fitria Adrina Novela Dan kau pergi Ku tak mengerti Apa yang engkau inginkan Hidupku terasa tak berarti Setelah kau pergi Seperti dedaunan yang tidak bernyawa Yang jatuh dari tangkainya Olehmu.......... Kau adalah orang yang sangat berarti Tanpamu aku tidak berdaya Trimakasih Atas kasih sayang dan pengertianmu Ibu................
88
SEPERCIK HARAPAN Karya Indah Setia Ningrum Biarlah hari ini mulai gelap Kesendirian yang menghampiri Dan kesunyian yang menghampiri Aku tidak peduli Seberapa jauh kau pergi Karna langkahku tak seperti dulu lagi Kan kutitipkan rinduku pada debu Merelakan hasratku pergi untukmu Meskipun suaranya tak lagi terdengar Namun….kasihnya menyelimuti Meskipun aku tak melihat Kan ku temui dirimu Merangkulmu sampai ke angan
89
BUNGA KESEPIAN Karya Kuntum Valin Aku hanyalah bunga kecil Yang tak bermahkota Walau kelopakku terus melindungiku Dari lalat pengganggu Tapi aku hanyalah ditipu Mereka bersembunyi Dibalik topeng fantasi Aku hanyalah bunga kecil Tapi tekanan angin terlalu keras Aku belum cukup cerdas Aku belum cukup tandas Walau sang surya Mengeluarkan spektrumnya Jangan menyerah , katanya Aku hanyalah bunga kecil Aku ingin berpasrah diri pada akar Walau ia hanya berkutik dizat hara yang tertutup batu Yang benar saja Angin yang terlalu keras Membuatku tumbang Kuat tekadku tuk menemuimu Kuharap kutemukan jawaban Tapi ku bingung Aku mulai berfikir dengan kedua lutut ku Akan ku ikuti mata batinku menujumu
90
INI AKU Karya M Iqbal Zafii F Seseorang yang kamu tidak tahu Tapi selalu ada di dekatmu Aku siap membantumu bila kamu jatuh Aku siap memeluk mu bila kamu sedih Kamu ingin bertanya mengapa aku jatuh hati kepadamu ? Jangan !
Karna ini bukan tentang pertanyaan Karna ini tentang hati dan perasaan Aku senang bila kamu senang Aku sedih bila kamu sedih Kau ingin tahu siapa namaku ? itu tidak penting Aku lebih suka mencintaimu rahasia-rahasiaan seperti ini
Maaf jika cara ku aneh Tetapi ku piker lebih baik seperti ini Dari pada kau tau Dan akhir-akhirnya aku harus terluka Karna terlalu berharap bisa bersamamu
91
SENYUMKU Karya M Abdul Ghofur Semua sudah berlalu di telan bumi Belum sempat ku ukir senyumku di wajah ini Semua hanyalah omong kosong yang tercipta Senyumku, hanyalah bagaikan pasir yang di telan ombak
Ingin sekali ku ciptakan sebuah kebahagiaan Tapi, itu tidak semudah yang aku pikirkan Semuanya hilang entah kemana Aku tak bisa berbuat apa apa
Tapi, Tuhan berkehendak lain Disaat itu bulan dan bintang seakan mengangkat kembali jiwaku Menuju dunia yang sangat indah yang tak terbayangkan Dan kembalilah senyumku
92
MIMPI Karya Muhammad Fathullatif Tak ada yang dapat kubayangkan Pikiran seperti kertas kosong Tanpa coretan sedikit pun Inikah pikiranku selama ini Mimpi yang terindah Tak dapat terwujud Ketika ku melihat Seseorang didekatku Ku ingin mimpiku ditulis Dengan tinta pena Memulai inspirasi Yang indah permai nan gemulai Ku ingin mimpiku berwarna Seperti pelangi yang muncul Setelah hujan berhenti Dengan warna warninnya Ku mohon tuhan Izinkan mimpiku Seperti indahnnya dunia Dilangit Andalusia
93
SYUKUR Karya M Irkham Ramadhan Ok Cahaya bulan menerangi langit malam Aku bersyukur kepada Mu Tuhanku Yang memberikan kesempatan kedua bagiku Untuk melangsungkan hidup yang lebih baik lagi
Tapi kenapa engkau selalu menguji diriku Dengan ujian yang tidak dapat kulakukan Aku hanya dapat berlapang dada Seperti hati yang di aliri air deras
Hingga batu itu tidak bergeser sama sekali Walau pun ribuan tetesan air hujan Menetesi diriku akan ku terjang Meski banyak petir menyambarku
Tetap gigih untuk berjuang Hidup memang tidak dapat di tebak Kadang suka kadang duka
94
ALAM Karya M.VALENTIO Pesona alam berikan sejuta pesona Pepohonan berikan nuansa keberagaman Ribuan pohon berdiri berbaris Seraya ingin mengatakan bahwa Akulah sang keberagaman alam
Akarnya kokoh menusuk ke dalam bumi Lewati setiap badai cuaca tanpa amarah Kuat dan tak tergoyakan Langit berseri-seri Kupu-kupu sibuk menari-nari Menambah pesona alam ini.
95
SILAHKAN PERGI Karya Nufazza Raihan Y Jika memang kau harus menyudahi hubungan kita,aku akan terima Jangan tanyakan apa aku baik-baik saja, Percayalah tidak ada yang baik setelah perpisahan,apalagi jika itu tidak diharapkan Namun aku tetap harus rela,sebab menahanmu bersamaku bukanlah sebuah pembenaran Jadi,silahkan saja kamu pergi Dan aku tetap dijalanku dengan masa depanku sendiri Baik-baiklah dan berbahagialah kamu disana, Aku akan tenang,meski akan berawal tangisan Aku akan kembali baik,meski akan berawal kekecewaan
96
LUPA Karya Nurul Wahyu H Malam ini terasa sepi Ditemani rintik – rintik hujan Yang datang malam ini Dan membuat diriku terdiam Terdiam meratapi hidupku saat ini Aku teringat Bahwa diriku telah lupa kepadamu kekasihku Aku telah jauh meninggalkanmu demi gemerlapnya dunia Maafkan aku kekasihku Aku tahu bahwa diriku salah Ku tergoda oleh indahnya dunia Tapi ku lupa kau telah menjanjikan sesuatu kepadaku Balasan yang lebih indah dari yang ada didunia Dan ku tahu bahwa semua itu demi kebaikanmu Tapi semua itu kulupakan Hilang begitu saja dari pikiranku Ketika ku melihat godaan dunia Bodohnya diriku ini Melupakanmu begitu saja , menjauhimu dengan mudahnya Ku ingin lebih dekat kepadamu Dan menjadi insan yang lebih baik Terimalah maafku ini karna ku bersalah
97
MENCARI Karya Oktavia Gita Ayu Asmarani
Telah lama kujelajah dunia Begitu banyak Negara yang ku datangi Hanya untuk mencari mu Hanya ingin bertemu denganmu
Jika tuhan menghendaki aku punya sayap Kan ku terbang mencari dan terus mencari Alasanku hanya ingin bertemu Hanya karena rindu
Diriku ini bagai angina Yang terhempas karena kemari Dan itu hanya untuk mencari Kemana pun kau pergi
98
PAGI TADI Karya Rania Najwa Raisya Malam ini hujan Dapat kucium bau tanah Bercampur air,favoritku Sapuan halus dari selimut Membuatku berlindung dari Hawa dingin malam di tambah hujan Suara lelucon dari komedian Mengenai indra pendengarku Sepertinya kali ini lelucon itu Tidak membuat bibirku Terangkat satu centi pun hanya saja tatapanku kosong Bayanganku memutar kejadian tadi pagi Tiba-tiba lebah tidak menghampiri bunga Sepertinya bunga itu sudah menbarkan wangi khasnya Aku tersenyum getir Mengingat kejadian pagi tadi Dia yang tiba-tiba pergi setelah Setelah mengucapkan satu kata Yang membuatku membeku Aku disini seakan menjadi boneka Di permainkan Dibuang saat pemiliknya sudah bosan Aku tau bosan itu hal yang manusiawi Ada saatnya orang bosan Dengan sesuatu Dan dia ? Bosan dengan hatiku Tidak,aku tidak lemah Aku kuat
99
Karena aku tau kelemahanku Aku berani Karena aku tau ketakutanku Kelemahanku itu kau Ketakutanku kehilanganmu Pagi tadi tepat pukul 08.00 Ketakutanku terjadi Kau pergi aku heran disini kau yang Memulainya Dan kau juga yang mengahirinya
by Ica
100
HUJAN Karya rara nadia
Turunlah rintikan air Membasahi semua alam Hujan hadir ditengah perjalanan Ia turun layaknya papan seluncur dimusim salju Begitu lepas landas tanpa beban Turunnya langsung tanpa ada henti Kedinginanku menyeruak diantara derasnya air hujan Aku menunggu payungmu Aku masih menunggu payungmu Menunggu dan menunggu payungmu Hingga datang pelangi Pelangi mulai tersenyum manis Hujanpun reda Dan kulanjutkanperjalanan ini Tanpa sebuah ada payung
101
PELANGI Karya Ratna Ella Lathifah Kau datang dengan mambawa keindahan Mengapa bumi penuh dengan kearifan Dengan warna kebahagiaan Dan sajak harapan
Banyak yang merindukan kehadirannya Namun kau pergi Dengan sekejap meninggalkan bumi Yang menyisakan kebingungan
102
PERGI Karya Shafwan F. Dzaky Dimana tempatku untuk memulai hidup Menjalaninya,memperjuangkannya,dan mengakhirinnya Apa yang harus aku lakukan Kemana aku harus pergi Pergi untuk memulai hidup ini Apa tujuanku ? Apa yang harus aku jalani Ku harap aku bisa menemukannya Untuk apa aku hidup Dan satu lagi yang aku harapkan Tuhan membantuku untuk menjalani hidup ini
103
RINAI HUJAN Karya Taufik Alam Prasetya Semestinya membunuh keluh Pada angin yang terbang Membawakan warna embun
Hembusan nafas se irama bunga-bunga air Yang turun dari awan Membasahi bumi Detak jarum jam Mengiringi degup di dada
Padanya mengiba cinta Keletihan pada perjalanan Menyenpurnakan pengharapan Padamu guru ku bersimpah Menghanturkan kormat
104
LAYU Karya Yunisari Bella Kau Kau dan aku seperti siang dan malam Saling melengkapi Kau seperti malam yang diam-diam merindukanmu Kau seperti mawar Wangi tapi bisa menyakiti
Kau seperti gelombang Datang, saat diam lalu hilang, saat di dekati Kau seperti angin Sejuk tapi mudah menghancurkan Kau seperti pelangi Indah tapi sebentar
Kau seperti bayang-bayang Yang diam-diam mendekat Kau seperti lampu Yang terang memenuhi segalanya Betapa besarnya rinduku, Untukmu yang ku tunggu Tabah ku seperti bangku taman using
105
Puisi Karya Siswa Kelas VIII D
106
DITERJANG RINDU (Karya Arada Rahmani Cynthia Ulfah)
Angin semilir Menyelimuti seluruh tubuhku Dan di bawah cahaya lilin Aku merenung
Betapa aku merindu Sosok pahlawan terhebatku Yang kini meninggalkan Demi cukupi isi hidupku
Sungguh hebat rindu ini Hingga mengguncang hatiku Oh angin sampaikan rindu ini Kepada pahlawan terhebatku!
107
SAMAR (Karya Athalia Ramadhani)
Jingga selalu Menemani senja Saat bulan Akan menggantikanya
Hingga saatnya tiba Kegelapan menggatikanya Dengan secarik harapan Bulan akan menampakan kehadiranya
Harapan itu kini telah pudar Menjadi bayang-bayang samar Tentang angan-angan yang Berkumpul menjadi awan hitam
Malam itu.... Tak ada bulan yang menemani Hingga harapan pupus Bersama angin malam
108
RINDU (Karya Azzahra Aditya Khansa)
Rindu, Kuisi engkau dengan segelas candu Tak kunjung hilang walaupun beradu Di sini kutambatkan rindu Pada langit doa-doa ku
Rindu, Aku mengaku kalah denganmu Kau tau pasti harapanku Hanya dirimu yang kumau Selalu
Rindu, Tak inginkah engkau tuk bertemu? Tak bosankah engaku menerima segala adu? Tak niatkah engkau tuk berhenti menjadi puncak candu?
109
HILANG ASA (Karya Bintang Asa Chairunia)
Langit malam Angin malam Cahaya malam Menjadi saksi hilangnya asa Entah sejak kapan tiada Tapi yang pasti sekarang Hanya tersisa angan kosong
Tak tau apa yang kan ku perbuat Kini diri sudah bagai sekarat Semuanya terasa gelap Dingin dan hampa ikut menyela Tak ada satupun cahaya Semuanya hilang Takut kini menggerogotiku Tapi tak berpengaruh bagiku Karena asa sudah hilang adanya
110
JERITAN KELAM (Karya Carinna Aulia Ramadani) Ayah ibu Suara itu terus terdengar Terngiang ngiang di telinga Membuat hati ini merintih pilu
Suara dari anak kecil Yang menangis terisak isak Tanpa sadar darah mengalir deras Menyelimuti raganya
Tanpa rasa kemanusiaan Para binatang itu menjajah negeri ini Menghabisi seluruh rakyat Demi merebut bangsa ini
111
ANGAN-ANGAN PERASAAN (Karya Cecillia Muji Astuti)
Engkau hanya ada di dalam pikiranku Hanya ada suara tak nyata di dalam hatiku Dipikiranku seolah-olah tak nyata Hanya ada pikiranku tertunjuk kepada dirimu
Meski Tuhan tak menakdirkan kita bersama Banyak rintangan yang harus ku lewati Dan banyak liku-liku Dunia
Hanya ada angan-angan dan Harapan Untuk terus bersatu Dengan melewati rintangan yang ada Dan terus berdoa Supaya kita bias bersama Angan-angan itu bisa terwujud
112
SEDAP MALAM (Karya Dini Najwa Salsabila)
Berilah aku harapan… Seperti bunga sedap malam Yang ditemani bintang-bintang Walau sungai di malam hari Sedap malam menyerbuk harum Mekar membawa kebahagiaan Dimalam yang sunyi ini Aku disini… Menunggu dengan ditemani Sedap malam Angina semilir menyebar wangi Kupetik bunga sedap malam Kubayangkan betapa Sunyinya malam ini
113
TAK KUSANGKA (Karya Eka Shinta)
Berawal dari pertemuan Yang tak terduga Berawal dari tatapan mata Yang tak dikira Berawal dari sapaan yang biasa saja
Kini tumbuh menjadi rasa yang tak biasa rasa itu muncul seketika
rasa cinta! Yang kini menjadi satu jiwa jiwa yang tak dapat dipisahkan
114
MAWAR KESEPIAN (Karya Hidayutunnisa) Sungguh malang, Nasib sang mawar Yang terakhir dari buah Cinta dua insan Ialah sang mawar Dia bukan sang bangkai Ia ingin kasih sayang Bukan menjadi yang terbuang Dia rindukan hadirnya dua peri Dia tak ingin segala materi Dia rindukan belaian Bukannya segala kekayaan Tanpai tankai,sang mawar Tak akan menjadi indah, Kali ini mawar inginkan tangkai itu Mawar begitu rindu kehadiranya Apakah daya,mawar merah Kini telah menjadi hitam. Kembang mawar kini Telah menjadi abu Mawar telah gugur Mawar telah terkubur Kini nasi telah menjadi bubur Sang mawar tak akan lagi subur
115
Kini datanglah sang hujan Yang mengikut sertakan Sedu sedan yang terciptakan Ditengah sedu layunan Tinggalah tersisa Dua insan yang menyesal Tiadalah guna Sesal diakhir cerita
116
GERIMIS di KALA SENJA (Karya Hunafa Hasya Nafila)
Disini… Di tempat ini… Kududuk menyendiri didermaga Mencari-cari sosok yang kutunggu kedatanganya
Disini… Waktu pun berlalu Suasana sepi yang mencekam Memandang ke seluruh penjuru dermaga
Gerimis kecil mengguyur Kesendirianku disini Bersandar ditiang-tiang penyangga Menahan tangis sesak didalam dada
Silih waktu berganti Senja berubah menjadi malam yang sunyi Melihat ke langit lepas Memandang bulan dan bintang yang saling bersahutan Bila bulan menemani Bila bintang tersenyum dengan suka hati Menunggu kedatanganmu disini Mengingat semua memori kenangan kita ini…
117
SUNRISE (Karya Jihan Salma Dzakia Azizah)
Mentari terbit Menyinari alam Mahluk mulai beraktivitas Beriang gembira menyambut pagi
Semebak angin sepoi-sepoi Bersama keindahan dan kehangatanya Kebencian kedengkian hilang ditelan bayu Berhembusan melegakan hati
Kusapa pagiku dengan cerah Menatap hamparan langit merah kekuningan Hadir dari timur dunia Datang menghiasi pagi dengan sejuta bahagis
Pagiku ini harus lebih baik dari kemarin Burukku egoku berlahan ku lepaskan Mengubah diriku dan dunia Berlahan demi lahan ku kuasai egoku
118
KAU (Karya Lakeisha Bina Alessandra)
Kuterobos dinginnya malam Lorong demi lorong telah kulewati Sepi Seperti hatiku saat ini yang sepi semenjak kepergianmu Kepergian yang menyisihkan jutaan lara Tidak hanya itu Kau juga pergi begitu saja tiada terucap kata pamit dari bibirmu Dan satu lagi Kau pergi dengan seribu janji yang belum kau tepati.
119
MATAHARI DALAM MENDUNG (Karya Rafi Restu Sara)
Bagai matahari dalam mendung Hari gelapku menjadi senyum cahyamu Hari hariku bersinar dengan nikmat-Mu Dengan sujud sembahku padamu. Ku rintihkan keluhku dalam rintik Kau berikan pelangi jingga untuku Dengan segala berkah tuhan Yang tak terhitung oleh waktu. Jikalau kita bertemu Di surga tuhan nan indah Kan ku terangi hidup dan ku temani hamba-Mu Kan ku jalan kan segala perintah-Mu Kuhabiskan waktuku untuk Menyebut asma indah-Mu. Berdzikir setiap waktu Ku kuras tenaga untuk menjajalan kanperintah Kan kuhabiskan sisa hidupku tuk mengabdi pada-Mu Ku ingin selalu bersama-mu.
120
SETELAH HITAM PEKAT (Karya Rahma Cahya Kamila)
Lada keheningan diri Kumenatap kegelapan dilangit Ketika angin lewat tanpa permisi Dan ketika angin pergi tanpa pamit Rintik mulai reda Datanglah senja setelahnya Ditemani garis lengkungan warna Yang berharap kesedihan sirna Langit jingga menyapa indahnya kalbu Dalam renungan kuingin sepertimu Menjadi warna indah setelah hitam Menjadi senyuman setelah air mata
121
SUNYI YANG MENDATANGKAN RINDU (Karya Ratih Puswito Kencono Wungu)
Kini malam telah tiba Malam yang sepi tanpa ada dirimu Ku duduk terdiam Sambil menatap langit
Yang tidak berbicara Ditengah-tengah kesunyian Kesunyian yang kurasakan Timbul dari perilakuku yang tak kau senangi
Luka yang selama ini aku pendam Dan rasa sakit yang ku tahan Seperti pisau yang menggores luka Kau pergi bersama semua kenangan Jauh , Jauh , Dan jauh Meninggalkan luka didalam hati Kini ku hanya dapat memohon Maafkan aku, Yang dulu tak sesuai harapanmu Perilakuku yang ku anggap baik bagi
122
JIKA ESOK DATANG (Karya Safira Majesty)
Jika hari esok datang… Ya, hari esok Saat mungkin kita berjumpa lagi Saat kau memberikan senyum indahmu itu… Bagaimana cara menghadapinya ?...
Dan bila asok benar-benar datang Saat kita bertemu kembali Ya, saat mata kita bertemu pandang
Dengarlah wahai pemilik mata… Yang begitu lembut dan hangat… Dengan segenap hati kumohon… Sederhanakanlah hati ini Bahwa engkau tak akan pernah kumiliki
123
BINTANG KEJORA (Karya Verlin Athaya Zabrina)
Pada malam gelap gulita Ku merasa bingung, kecewa Cemas, hancur, dan rapuh Di depan rumah tua ini Angin kian berhembus Kencang sana kemari Daun daun bertaburan Jatuh ke tanah Sampai sang burung pun Terbang mengikuti arah angin. Ku memejamkan mata sekejap Sembari berdoa agar akan Datang cahaya kecil diatas awan hitam ini Lalu ku tengadah ke awan hitam Ribuan bintang kejora berkedip Cahayanya sangat elok di pandang Menyinari jagat alam. Bintang kejora... Cahayamu membangkitkan Bunga yang layu Bisakah aku menggapaimu Ketika aku tidak berdaya Untuk menggapai mimpi - mimpi dalam angan
124
HARAPAN DIATAS HUJAN (Karya Widi Ayu Herawati)
Menengadah pada ribuan titik air Bersama bisingnya melodi air Dibawah langit kelabu Aku bersamanya menunggu Anugrah-Nya yang amat mempesona
Dibawahnya langit kelabu Aku tabah menunggu Dirimu yang senantiasa Menghiasi salah satu isi Galaksi bima sakti Bersama ribuan gumpalan putih
Begitu kau datang Hatiku amat senang Melihat anugrah-Nya Yang tiada duanya Dirimu amat indah luar biasa Namun,hanya sesaat datangnya
125
GURUKU PAHLAWANKU Alwi OH... Guruku Dahulu diriku bagai jiwa tak terarah Kami sesat dengan kebodohan Kami gelap akan ketidaktahuan Dan kaupun datang Memberikan cahaya pengetahuan Menuntun kearah yang benar Hingga kini kami tak lagi buta Buta akan aksara Dan buta akan pengetahuan Yang turut membutakan mata hati Oh... Guruku Terimakasihku kunanturkan padamu Karnamu kini aku bisa berjalan Diatas yang terang Yang tak lagi gelap Gelap akan ilmu dan pengetahuan Oh... Guruku engkaulah pahlawan
126
PAHLAWAN Caecar Ortega
Bersatu membahu dalam arti Semangat patriot terpatri Untuk mempertahankan kemerdekaan
Pahlawanku sangatlah berjasa Dalam segala apapun hingga Jiwa dan raga di taruhkanya
Demi anak dan cucu bangsa Kau sangat berguna dalam Segala apapun hingga akhir hayat
Pahlawan kau adalah pendiri Bangsa dan negara Dengan ini kita harus menghargai Jasa para pahlawan
127
SAHABAT SEJATI Davine Satu kata beribu arti Satu tujuan untuk semua teman Sahabat bagaikan pasir Yang selalu bersama Sahabat juga bagaikan oksigen Yang selalu dibutuhkan Di setiap saat tidak pernah hilang Sahabat sejati selalu ada Mungkin.. Dia sekarang ada di sampingmu Dia hanya terdiam Di dalam hatinya dia selalu bertanya Sahabat sejati tak harus dicari Karina dia sudah ada di dalam hatimu Dan ingatlah.. Dalam hidupmu Hanyalah ada tiga sahabat terbaik Dan selalu menerima kekuranganmu Dan selalu menerima kekuranganmu Dan selalu menghargai usahamu Terkadang ia selalu membuatmu sedih Tetapi.. Ada cara untuk membuatmu bashagia Ialah sahabat sejatimu
128
GURU Edgar Guru..kau..adalah malaikatku di sekolah Yang telah mendidiku sampai saat ini Dan telah memberiku banyak ilmu Guruku..engkau adalah pahlawan tanpa tanda jasa
Guru kau yang berkorban untukku Walaupun aku selalu membuat keributan Kau telah menyayangiku, walau aku tidak Pandai kau tetap berusaha untuk membuatku pandai
Dulu aku tak mengenalimu tapi sekarang aku paham Apa yang kau maksudkan Guru... Kau adalah pahlawanku Untuk masa depanku
129
INDAHNYA DUNIAKU Ekky Fariqi
Angin semilir memandang sejuknya. Kicauan burung terdengar merdunya. Menandakan datangnya hari baru. Indahnya alam ini membuatku terpaku. Serasa dunia ini hanya untuk diriku. Wahai pencipta alam. Dari pagi hingga malam. Keindahannya tak pernah padam. Disertai angin yang berirama. Tumbuhan menari-nari mengikuti alurnya. Indahnya taman di surga. Keindahan alam terasa sempurna. Membuat semua orang terpesona. Membuat ku terpana. Begitu indah rasanya.
130
MENUNGGU Ghifari
Ku menunggu.. Ku menunggumu Setelah ku mengerti segalanya Segalanya telah selesai Kini ku mengerti semuanya telah berakhir
Hilang dalam sekejap mata Tanpa sepatah kata Dan aku hanya bisa menangis di sudut hatiku Muncul seseorang yang baru
Dan kini saatnya Untuk menulis hidup di lembaran yang baru Mungkin.. Karena inilah yang tak mungkin untukku
131
SECANGKIR KOPI Mirza
Ketika mendung menyapa Lengkap sudah terasa Bersama tawanya Dalam hingar bingarnya dunia Hitam pekat Bersama aroma yang nikmat Dihiasi asap tipis yang memikat Sihitam manis siap tersaji Sunyi sepi menghilang pergi Saat secangkir kopi menemani Dalam kesendirian ini.
132
IBU GURUKU TERSAYANG Nando
Ibu Guru.. Kau yang telah mendidiku Kau yang telah menasihatiku selalu Dalam keadaan bingung
Ibu Guru.. Engkau adalah Pahlawanku Engkau bagaikan pelita dalam gelapku Engkau tulus mengajariku
Ibu Guru.. Terimakasih atas semua jasamu Aku sayang padamu Seperti kau menyayangiku
133
MONASKU KEBANGGAANKU Niko Wijaya Monas... Engkau begitu tinggi dan luas Dan nyaman dilihat mata Tinggimu hampir menyentuh langit biru Bukan itu saja tapi engkau juga menyimpan Banyak kenangan dari para pahlawan yang mendahuluiku mempertahankan bangsa dan tanah air Indonesia Monas... Kau memiliki seperti mahkota Di atasmu yang dilapisi emas Itu menandakan bahwa kau bangunan Yang menjadi kebanggaan warga Indonesia sehingga kami akan Menjaganya seperti dulu para Pahlawan seperti dulu para bangsa ini, sehingga titik darah penghabisan Monas... Engkaukan selalu menjadi kebanggaanku Kau berdiri kokoh dengan semangat Kau begitu berharga begitu Dan bagi seluruh warga negara Indonesia
134
KATA KITA Titan Yudha
Aku disini Aku disini menunggu Aku masih disini menunggu Ditemani dedaunan gugur Dan juga burung yang berpulang ke sarangnya
Seberapa jauh aku melangkah? Aku bertanya tanya Sudah berapa lama aku menunggu? Aku bertanya tanya lagi Sampai kapankah kata kita itu muncul? Aku sangat menunggu kata itu
135
AYAH DAN IBU Raja
Keringat bercucuran keluar Membasahi wajah dan pipi Ayah pergi mencari nafkah Semua dilakukan untuk kami
Lalu bagaimana dengan itu? 9 bulan kita di perutnya Saat menegangkan saat kita dilahirkan Supaya kita bisa keluar selamat
Ya Allah Selamatkanlah mereka Jika mereka masih hidup Panjangkan umur mereka Jangan susahkan mereka dalam kehidupan ini
136
HUJAN MALAM INI Novian
Hujan malam ini Menetes dari pipimu Mengalir dipelupuk sunyi Membasahi detak waktu
Jejak-Jejak Menulis sajak Di hujan malam ini Air matanya sendiri
Barangkali matamu dan mata hujan Adalah dua hal yang takan bisa dipisah Serupa api kepada abu Seperti aku kepada kamu
137
IBU Reno
Dalam senangmu kau sembunyikan letihku Derita di siang dan malam menimpamu Tak sedetik pun menghentikan langkahmu Untuk selalu memberi harapan bagiku
Bukan segumpal emas yang kau harapkan dalam suksesku Bukan gulungan uang yang kau inginkan dalam keberhasilanku Bukan juga sekalung emas dalam kemenangan Tapi keinginan hatimu untuk membahagiakanku
Dan kau juga selalu berkata padaku Aku menyayangimu sekarang dan taklagi bersamaku ibu Aku sangat menyayangimu anakku dengan setulus hatiku
138
AYAH Rizky Sarana
Kau banting tulang Demi menghidupi keluargamu Kau mengesat uang meski jauh Untukku kau selalu ada Tak peduli panasnya mentari Tak peduli beribu air mengguyurmu Kau tetap berjuang untukku Terimakasih ayah
139
ALAM TERINDAH Tegar Terangnya sinar matahari pagi Membuat semangat melakukan aktivitas Burung-burung berkicau merdu Membuat kearifan kehidupan
Kubayangkan alam ini.. Kupejamkan kedua mataku Dan kurasakan ketenangan di dalam hati Tak akan ku biarkan alam ini rapuh
Wahai pencipta.. Hanya kaulah yang paling agung Hanya kaulah yang patut berkuasa Tak ada satu orangpun Mengalahkanmu
Mana ketauhillah para penghuni bumi Janganlah kau rusak alam ini Lindungilah alam ini dan jagalah Agar para generasi bangsa juga dapat menikmatinya
140
MATAHARI MALANG Wisnu
Siang tak bercahaya Bumi gelap tanpa cahaya Matahari terdiam layu Menunggu waktu yang tak tentu Berjalan di lorong waktu Tanpa hasil sesuatu Waktu telah berlalu Matahari belum juga terbit Menerjang kencangnya anjgin Dengan tabah menunggu harapan Berjuang melawan kerasnya kenyataan Matahari belum juga terbit Harapan telah hilang ditelan masa Bendera kuning telah berkibar Terdengar seruanya yang akbar Matahari mati ditelan kegelapan abadi
141
Puisi Karya Siswa Kelas VIII E
142
PAGI YANG INDAH.. Karya: Agus Akbar Ketika matahari bersenandung hangat.. Dan langit membiarkan hamparan biru melebar.. Ketika gunung gunung terjaga.. Dan lembutnya angin angin menyapa.. Owhh. pagi yang indah.. Bila hati manusia mampu melihat.. Betapa hari ini dimulai tanpa sarat.. Tanpa pinta, tanpa peluh bergumam.. Bila bentuk kedamaian mampu terlukis, Hingga siang menjelang dan malam Mengakhiri.. Bila langit mampu menentramkan Kemegahannya.. Tanpa warna warna suram yang menggelegar.
143
POHON Karya: Arda Tri Saputra Warnamu... Bentukmu Keindahanmu Sangat mempesona untuk di pandang Aku senang akan kehadiranmu... Engkau menghiasi dunia ini dengan keindahanmu Tanpamu Bagaimama aku dan makhluk hidup lainnya bisa hidup Tetapi mengapa banyak manusia membunuhmu... Hanya untuk kepentingan pribadi Sebaiknya kita sadar Untuk terus menjaga kelestarian alam bumi kita
144
RINTIK HUJAN Karya : Ardiansyah
Air hujan jatuh mengenai pelipis mata Dingin dan sejuk Udara basah mengisi rongga paru-paru Segar terasa saat ku hirup Rintik hujan menemani malam Gemericik air memantulkan nada Memecahkan keheningan malam Inilah rahmat dari tuhanku Dilimpahkannya kepada bumi Menghidupkan apa yang mati Sebagai ujian apakah bersyukur diriku ini
145
SENJA Karya: Arina Najwa Rihhadatulaisy Senja.... Dimanakah keindahanmu yang sering kukagumi Mengapa sekarang mulai menghilang ? Memudar begitu saja Bahklan hembusan angin angin yang membawamu mulai berbisik Kamu mulai berubah
Senja.... Sore ini kau tak indah Aku jadi jarang menemuimu sekarang Keindahanmupun sekarang tak ada Membuatku tak nyaman lagi Hanya angin kesedihan yang membawaku dalam kesepian hati
146
JIWAKU BIRU
Karya: Brityahada Sabrina Azka Lufilla Biruku... Berjuanglah semampumu Kau bagaikan burung yang terbang tak kenal lelah Janganlah pernah menyerah
Kau mengukir sejarah yang tak akan terlupakan Kau selalu berjuang hingga meraih bintang Jiwaku tetap biru dan tak akan tergantikan Sekali biru tetap biru
Jiwaku sudah dipenuhi lautan biru Walaupun gelombang menghapus jiwa biruku Tapi bagiku jiwabiru akan selalu ada Di dalam hatiku
147
PELANGI Karya: CHINTYA CITRA WIDYATAMI Kau datang setelah hujan pergi Yang tersinari cahaya sang mentari Engkau adalah penyejuk hati Yang menunjukan indahnya alam semesta ini
Namaun kenapa keelokan hanya sesat Engkau hanya menujukan keindahan warna Yang terlalu menggoda hingga kami lupa Bagaimana engkau harus meninggalkan Kami secepat itu
148
MEMORI ANGIN Karya: Chiquitita Valencia Detik demi detik Detik detik yang berlalu Membantu mengobati luka Luka yang ditorehkan dimasalalu
Semua luka itu perlahan menghilang Seiring memori tentangmu yang mulai hilang Kenangan yang tercipta selama ini Tak mungkin bisa diulangi
Tapi kusadar kau hanya angin lalu Yang berhembus begitu saja Dan menghilang dengan mudahnya Tapi terimakasih sudah datang
Kedatanganmu menyejukan hati Walau sekarang sudah berlalu
149
KECEWA Karya: Daniel Purba
Beberapa hal yang membuatku kecewa Beberapa masalah yang membuatku terpuruk Akan hal itu aku merasa jad ilebih kuat Kecewa... Itulah yang kurasakan Saat ini Jalan yang buntu Hal yang membuatku bosan Otak dan hati yang terasa sakit Waktu ke waktu, Hari ke hari Kini kurasa bangkit kembali Untuk mendapatkan hal yang ku inginkan
150
MENTARI PENYEMANGATKU Karya: Diva Aditya p Oh mentari Kau datang dipagi hari Datang Dari ufuk timur Dan membuatku semangat
Oh mentari Kau pergi dimalam hari Dan digantikan Oleh sang rembulan Untuk Istirahat
Dan menyambutku kembali Di pagi hari Aku bertrimakasih kepadamu Karena engkau selalu menemaniku Dan menyinari hari2ku
151
SAMUDRA BIRU Karya: Eka Putri Alina Ditengah-tengah kesibukan dunia ini Diantara langit dan bumi Lautan samudra biri yang luas Menancapkan semangat didalamnya
Ditengah-tengah kesibukan hidup Kau membawa gelombang besar Yang melukiskan gambaran hidup Menati gelombang hilang
Di tengah-tengah kesibukan dunia ini Didalam saamudra biru Kau juga membawa kebahagiaan Yang tidak bisa di ulangi
152
WAKTU Karya: Hanan Jilan Kuingin mengulang waktu Kuingin kembali kemasa lalu Tapi ku tau, itu tak mungkin Tak akan pernah terjadi
Jika waktu bisa kembali Jika waktu bisa ku ulang Kuingin kembali ke waktu itu Waktu keindahan hidup masih dalam genggamanku
Namun kini ku harus berjuang Berjuang untuk mendapatkan keindahan hidup Agar bisa merasakan kehidupanku yg dulu Agar Sang Waktu kembali berpihak kepadaku
Kuingin memutar waktu kembali Tapi ku tau itu tak mungkin Sampai kapan pun tak akan pernah mungkin Tak ada yg bisa mengulang Sang Waktu
Karna Sang Waktu ada untuk mempelajari hidup Bukan untuk meratapi masa lalu dan mengulangnya
153
KEMBANG TIDUR Karya : Irna Qoridhatul Nisa
Senja kini berganti malam Menutup hari yang usang Dimanakah engkau berada Aku tak tahu
Secuil cerita pernah kita lalui Jerit tangis, canda, dan tawa Kini hanya serpihan kenangan Hanya itulah yang aku punya
Tidurlah langit sudah menghitam Bulan tampak bercahaya Mimpilah dalam tidurmu Bersama bintang bintang
154
MISTERI LANGIT MALAM Karya: Kevin Maulana putra Widodo Di bawah gelap langit malam Di pinggir pantai yang amat sunyi Tubuh ini rebah pasrah di atas hamparan pasirnya
Debur ombak mengiringi perjalananku Mengagumi keindahan malam Mata ini menatap lepas Di atas kerlip matahari-matahari lain Di alam semesta
Yang terlihat sebagai bintang Bagi penduduk bumi Bertaburan tak terhitung menghiasai langit Yang menyimpan misteri demi misteri
155
DIRIKU DAN DUSTAKU Karya: Khaira Nazara Khalim Kau pernah berdiri tepat dihadapanku Merayuku dengan kata klata indahmu Kau bilang aku adalah wanita teristimewa Sejenak kau buatku bahagia
Dunia seperti milik kita berdua Aku, kamu dan cinta kita Hingga akhirnya Waktu kembali membangunkanku dari tidur panjangku
Semua kebahagiaan yang telah terjadi Ternyata semu Dan kau hanyalah faktamorganaku Yang ku biarkan berlalu Sebab aku sadar... Menggapai mu adalah ketidak mempuanku
156
MALAM Karya: Lathifa Avril Khoirunissa Malam... Hari ini kau tampak gelam Walau kau di hiasi dengan bulan Dan bintang bintang yang menemani bulan Malam ini... Ku hanya ditemani semilir angin malam Angin malam yang menerpa wajahku dengan perlahan Dan membuatku teringat akan sosok dirimu Dirimu yang slalu kurindukan Yang membuatku selalu berharap Akan dia selalu disampinku Seperti bulan yang selalu menemani bulan setiap malam Malam... Aku berharap dia juga menginginkanku disampingku Menemani hari harinya Dengan senyuman Malam... Kutitipkan sebuah rindu Rindu yang selalu membuatku resah Resah akan takut kehilangan sosok dirinya
157
HUJAN DATANG SAAT KAU PERGI Karya: Maheswari L. L Paramita
Rintik hujan mulai turun dari langit Tanpa mengatakan kata lain Kauber paling dariku Dan kakimu mulai melangkah Hujan yang menjadi semakin deras Kau berjalan pergi dariku Air hujan menghapus jejakmu Derasnya hujan menyembunyikanmu Kau yang pergi semakin jauh Aku menangis mengeluarkan air mata Langit menangis menurunkan hujan Saat kau pergi meninggalkanku
158
BINTANG Karya : Muhammad Asykal Irham
Kelap kelip cahaya mu Menghiasi langit Malam Dengan beraneka warna tuhan
Bintangku Bersinarlah terus sepanjang Malam Agar langit tak kelam Di saat aku memandang
159
SUNGAI Karya: Muhammad Rizki
Kau adalah tempat perahu kecil lewat Tetapi kenapa orang orang membuang sampah di tempatmu
Seharusnya orang orang membersihkan tempatmu Kau bisa mengalir sampai kelaut Nelayan yang jauh Dapat melewati tempatmu
Mengapa orang orang itu masih membuang sampah ke tempatmu Padahal ikan ikan dapat hidup di tempatmu Dan air mu dapat diminumnya Juga dapat menyuburkan tanah
160
PANTAI Karya: Musyaffa Bayu Setyaki Saat matahari terbit Aku langsung terbangun Aku melihat pemandangan pantai begitu indah Pasir yang lembut Ombak bekejaran Membuat orang tertarik dengannya Pemandangan yang indah Membuatku Ingin memotretnya
Tapi saat ini Aku melihat pantai telah rusak Laut yang tercemar Ikan-ikan mati Limbah dan sampah menggenang Semua karena perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab
161
DEBAR DAN JENAK Karya: Neysa Sheril Amelia Defretes
Langit senja pernah mendengar Langit kelabu turut menghantar Setiap langkah ikut serta Jemari kecil ini ingin menggengam
Fajar hari ini mengajaku untuk bersajak Sinar sang surya menarikku untuk ber api-api Semilir udara berhembus membuatku menari
Debar jantung ini Melihat Dia menarik bibirnya Melihat Dia mengangukkan tempurung kepalanya Jenak terbayang Senyuman merah jambu Membuatku terbang Tapi hanya perasaan.
162
“MUSIK” Karya: Nova Ayu Irama melebur ke telinga Nada elok menghampiri Tak asing rasanya mereka dipersatukan Menghibur setiap orang yang mendengarkan
Seolah tubuh ini terbawa Alunan musik yang di dengarkannya Menikmati setiap kata demi kata Membawa kesenangan di setiap kalimatnya
Saat dibawakan persembahan olehnya Seolah kita tak sengaja tertawa Tak sengaja meneteskan air mata Memaknai setiap alunan yang dibawakannya
163
HUJAN Karya : Rahayu Fatiyya Hujan... Kusenang kau datang Hujan... Ku bahagia kau turun Karna kau... Membantu menutup lukaku Karna kau... Membantu melambangkan perasaanku
Diantara derasnya hujan... Ku coba meraihmu Diantara derasnya hujan... Kurasuki sebuah kenyataan Kucoba tersenyum... Walau raga ini tak mau Karna...dihadapanku kau bahagia bersamanya
164
TIADA Karya: Reni Dyah Muntari Dikala hujan tiba..... Kutermenung menatap awan hitam Dan disaat itu orang yang kucinta tiada Menggoreskan luka yang teramat mendalam Air mataku terus menetes Apa yang harusku perbuat Tuhan, Kini orang yang kucinta telah tiada
Apa yang harusku perbuat Tuhan, Katakan padanya kutetap mencintainya Walau kini dia telah bersamamu di surga Tuhan mengapa kau ambil nyawanya Disaatku sedang merasakan indahnya cinta Begitu cepat kau ambil nyawanya Tak ada satupun tanda yang menyiratkan dia akan tiada Meninggalkanku sendirian di dunia .
165
*TERIMA KASIH GURU* Karya: Richard Juan Euclid Sinar Surya Menerangi Bumi Seseorang berjalan dengan membawa ilmu Bersamanya ada lautan Pengetahuan Yang akan ada pada Pencari Wawasan
Guru... Dalam lelah dan juga perihmu Engkau tetap tersenyum menahan ilmu Dalam suka dan duka kau membingingku Engkau mengajar demi membuat Generasi Maju
Disamping itu ada harapan Ayah dan Ibu Semua itu untuk Menggapai cita-cita ku Dan Engkau Wahai Guru... Mengangkat Teguh Pundak Kami Dan Berkata... " *Kalian Pasti Bisa"*
166
ALAS KAKI Karya: Rifky Octa Ramadhani Ohh alas kaki Baru atau lama tetap diinjak Kadang kotor kadang bersih
Jika tidak ada engkau Pasti kakiku terluka Tertusuk paku di jalan
Terima kasih alas kaki Kau pelindung kakiku
167
MEMORI Karya: Safira Febiani
Melihat awan putih di atas langit Mengingatkanku akan dirimu Senyuman menawan di paras wajahmu Membuatku tidak henti menatap dirimu
Tetapi…
Aku hanyalah koma bukan titik dari kisahmu Aku hanya prolog bukan epilog dari naskahmu Entah kapan aku bisa sadar Hanya melihatmu tersenyum, itu sudah sebuah keajaiban Walau melihatmu tersenyum dari ujung dunia
Biarlah rasa putus asa ini menjadi temanku Agar aku tahu rasanya bahagia Bahagia tanpa ada rasa kecewa Bahagia bertemu takdirku Tapi itu bukan dirimu
168
HUJAN Karya: Sifa Natasya Mustikasari Aku suka hujan Sebab aku bisa mengadu Kepada rindu dan siapa yang aku tuju
Aku suka hujan Sebab aku bisa berkeluh kesah Dengan rasa yang tak pernah tau ujungnya
Aku suka hujan Sebab aku bisa meramu Segala rindu dan rasa menjadi satu Yang dulu tiada seirama didalam hatiku
169
NEGERIKU Karya: Syahbani Maula Yusuf .D. Negriku,Indonesia Terbangun dari perjuangan bukan hadiah Pancasila dasarnya Uud negara republik indonesia 1945 dasar hukumnya Bhineka Tunggal Ika semboyannya NKRI harga mati! Slogannya
Negriku,Indonesia Teruslah bangkit Dan Jaya! Merdeka!
170
ARTI CINTA Karya: Syamaidzar Tsaqif. A Cinta adalah air Mengalin untuk menyegarkan, Bukan menghanyutkan.
Cinta adalah matahari Bukan untuk membakar bara, Tapi untuk menyinari rona Seperti dia menyinari hatiku
Cinta adalah angin Yang berhembus lembut kesana kemari Meniup sisa luka di hati Hingga hilang dan tidak kembali
Cinta adalah hujan Jatuh untuk menumbuhkan Meresap ke akar akar hati Agar menumbuhkan kebaikan kebaikan
Cinta adalah aku Yang selalu menyayangimu Wahai kekasihku.......
171
*MATAHARI* Karya: Wahyu Eka Wicaksana Kau terbit di pagi hari Menyinari bumi yang gelap ini Kau menyinari angkasa,mengelilingi tata surya Bagai sang cahaya dunia
Walau mendung menutupimu tapi kau tetap bersinar di balik awan yang hitam itu
Walaupun saat senja kau berhenti menyinari dunia Namun cahayamu selalu bersinar di luar sana
Oh matahari Terima kasih telah menyinari bumi Pertiwi Dengan cahayamu yang bersinar dari pagi hari Dan terbenam di senja hari...
172
SAKA Karya: Wulan Febryana Dikibarkan dirimu Diiringi nada-nada yang bermakna Saat itu, semua mata menatapmu Kau terlihat sangat agung
Saat ini ingin ku kenang Kala pertama kali kau dikibarkan Dirimu menjadi penanda kemerdekaan Sekarang sudah bertahun-tahun lamanya
Kala hari pengulangan itu tiba Aku tak sabar melihatmu Yang akan terbang bagai Garuda Lagi dan lagi kau terlihat sangat agung
173
TIADA Karya: Reni Dyah Muntari Dikala hujan tiba..... Ku termenung menatap awan hitam Dan disaat itu orang yang kucinta tiada Menggoreskan luka yang teramat mendalam Air mataku terus menetes Apa yang harusku perbuat Tuhan, Kini orang yang kucinta telah tiada
Apa yang harusku perbuat Tuhan, Katakan padanya kutetap mencintainya Walau kini dia telah bersamamu di surga Tuhan mengapa kau ambil nyawanya Disaatku sedang merasakan indahnya cinta Begitu cepat kau ambil nyawanya Tak ada satupun tanda yang menyiratkan dia akan tiada Meninggalkanku sendirian di dunia .
174
PAHLAWAN Karya: Zidan Eka Mukti Pratama Engkau adalah pahlawan bangsa Tanpa lelah engkau menyelamatkan negeri ini Kau melawan penjajah Dari berbagai negeri Pahlawan kau berjuang untuk para masyarakat
Walaupun hujan panas kau terjang Hanya untuk menyelamatkan kan negeri ini Kau taruhkan nyawamu Terima kasih ku ucapkan
175
Puisi Karya Siswa Kelas VIII F
176
UNTUK PAHLAWAN NEGERIKU Aan Muhammad
Untuk negeriku... Hancur lebing tulang belulang Berlumur darah sekujur tubuh Bermandi keringat penyejuk hati
Ku rela demi tanah airku Sangsaka merah berani Putih nan suci Melambai lambai ditiup angin Air mata bercucuran sambil menganjungkan do’a Untuk pahlawan negeri Berpijak berdebu pasir Berderai kasih hanya untuk pahlawan jagat raya Hanya jasamu yang bisa kulihat Hanya jasamu yang bisa kukenang Tubuhmu hancur lebur hilang entah kemana Demi darahmu... Demi tulangmu... Aku perjuangkan negeriku Ini Indonesia ku
177
SAHABATKU Aditya Angga
Bukan karena pondasi ini telah rubuh Bukan pula persahabatan ini telah melepuh Tapi kita memang harus menempuh Hidup baru yang membuat kita lebih tangguh Percayalah.. Persahabatan ini tak pernah kenal lelah Meski harus berpisah Ku harap kau tak memilih arah yang salah Karena ku tak ingin kau salah melangkah Sahabatku.. Ku akan selalu mendoakan mu Berharap bisa kembali bertemu Walau dalam ilusi waktu yang tak menentu
178
BATU JALANAN Aditya Diantama
Aku merasa terlahir di era yang salah Era dimana orang orang masih menuntut sebuah kesempurnaan Kesan pertama yang utama ,benarkah? Bagaimana kau mengabaikan sebuah batu jalanan hanya karna bentuknya? Kau tidak akan pernah tahu apa yang disembunyikan batu itu Mengapa mereka keras dan tertutup? Mengapa mereka diam saja saat diabaikan? Mungkin saja mereka menyembunyikan sesuatu yang berharga didalam sana Tidak perlu terlihat,hanya mereka yang tahu Hanya mereka.... Batu itu adalah kata pertama pada sajak ini
Karangan : Aditya Diantama Putra
179
“ RINTIK HUJAN “ Aisha Azaella
Rintik hujan…. Kala sore itu turun rintik hujan Ku pandangi rintik demi rintik jatuh dari langit Entah mengapa kau selalu mengingatkanku Tentang sesosok yang pernah ada di hidupku Rintik hujan…. Hanya kepada mu lah ku mengadu Semua rasa ini Saat kau datang aku merasa bahagia Karena aku dapat mengadu semua rasa ini kepadamu Bawalah rasa ini pergi bersamamu Pergi , hilang , dan lupakan.
180
HUJAN SENJA DAN LANGIT Hujan turun... Adalah hal yang paling berkesan Rasa takut dan bahagia Turun dalam setiap rintiknya Senja di ujung langit sana Hal yang selalu di nanti Bahagia dalam semburat jingga Datangnya tidak pasti Langit diatas itu Biru Sesuatu yang sulit kutemui Dapat aku lihat birumu, mataharimu Tangismu dan bahagiamu Maaf tapi aku tak dapat menggapaimu Seperti itu perasaan semesta Hanya harus lebih mengerti saja Tidak semua harus kau miliki Kau hanya sebatas tau
Karangan : Ardiona Syeira F.Z
181
AKU BAIK- BAIK SAJA Aku ok Jangan menghiburku, tak perlu kasihan Tak perlu tetap bersamaku Aku baik baik saja Aku ok, Tak perlu khawatirkan aku Tak perlu memikirkan aku Aku sudah biasa sendiri Aku tak ingin mendengar motivasi Aku sulit menghadapi kenyataan ini Rasa kesepian ini terus menghantamku Jawabanku akan selalu dengan senyuman saat orang bertanya kabarku Aku merasa semua orang telah berpaling dariku Aku kasihan pada diriku sendiri, aku merasa tak berdaya Ketika aku dalam kesendirian Kalau kau melihatku menangis, tolong Tinggalkan saja aku Kau menghancurkanku ketika kau tertawa Seolah kesedihanku tak ada artinya bagimu Tinggalkan aku sendiri, jangan temui aku Aku tak ingin memulainya kalau kau akan pergi Kau tak tahu apa-apa Jangan berlagak seolah kau tahu segalanya Katamu semua ini untukku Yang bisa aku katakan hanyalah Aku ingin sendiri, jadi tolong tinggalkan aku sendiri. Karangan : Audrey Rizkia Putrie
182
AKU TENANG Dafa Ardia
Dengan mu aku tenang Tak terfikir… dunia ini Karna mu aku tenang Semua hayal… seakan menjadi kenyataan Berlari lari di taman mimpi ku Imajinasi tlah menghanyutkanku Mimpi ku sempurna… Tak seperti orang biasa Ku berrbeda…. Aku berbeda…. Fikirkan indah tentang syurga Seakan akan disana Berhayal semua tentang jiwa Aku tenang.
183
SEKOLAHKU
Dante Detik demi detik datang silih berganti Menit pun ikut berlari Haripun silih berganti Bulan ikut meniti Tahun pun tak kuasa kuhindari Pergantian masa hingga kini dipundakku melekat sebuah tas sekolah Dibahuku terpasang bet sekolah Disakuku logo sekolahpun tak tertinggal Surga masa depan ada di benakku Karena pendidikan adalah kekuatanku Dan buku pelajaran enggan pisah denganku, sekolahku,.. Pengabdianku, Ilmuku, Kucurahkan semuanya untukmu Semoga memenuhi pialamu
184
SAHABAT Aku sedih, kau menghibur Aku kecewa, kau membuatku senang Dan bila aku tak bisa Kau pun mengajari
Sahabat... Kau bagai malaikat bagiku Kau bagaikan bidadari untukku Semua kebajikan ada padamu Sahabat... Satu pintaku untukmu Yaitu janji selalu erat Tak pernah terpisah Seumur hidup kita
Karangan : Dendra
185
LANGIT Kutatap engkau kala aku sendiri Ku nikmati keindahanmu yang tak tertandingi Sejauh apapun mata memandang Selamanya kau luas membentang
Kau yang kulihat selama ini Biru cerah menghiasi bumi Kadang kau juga bersedih Saat kau pancarkan sinar hitam pekat
Dihiasi bintang di malam hari Dan awan di siang hari Kau terlihat alami Sampai sampai aku betah untuk memandangi
Karangan : Diego Ferdinand Fefant
186
MASA KELAM Enggar
Kehampaan menemani Selama kesedihan yang diratapi Ketika tiada asa yang diharapkan Hidup sunyi, seakan mati Tanpa adanya cahaya menemani
Seperti hidup disertai kegelapan Warna hitam, legam, juga suram Tiada lagi sebuah harapan Yang hanya ada meratapi kesedihan
Ketika harapan menyapa Dihapusnya semua masa kelam Tiada lagi warna hitam, legam, juga suram Tergantikan oleh warna kehidupan Yang menjelma menjadi kebahagiaan
187
SENJA Euis Yeni Widyaningrum
Lihatlah senja diufuk sana, begitu indah Dihiasi suasana alam dan semilir hembusan angin Membuat daun melambai pelan Bersorak bergembira dengan lambaian daunnya Mentaripun enggan melewatinya Membuat indahnya dengan jingganya senja Namun Ia tak kuasa melawan kehendak Yang kuasa melewati garis yang ada Keinginan hatipun mulai muncul dibuatnya Seiring angis berhembus dengan segarnya Terlihat burung bendondong-bondong untuk pulang Meninggalkan bayangan tak berjejak Suasanapun menjadi sunyi dibalik sepi Menata suatu cerita yang menjadi kenangan didalam jiwa Mempersatukan suka dalam duka,suram dan keindahan Bintangpun mulai pergi dari tempatnya Bertaburan menghiasi malam dalam kesunyian Mengantar sebuah kenangan didalam keabadian
188
FANA MERAH JAMBU Di depan teras rumah Fana merah jambu, ku berdua Momen-momen tak palsu Air tuhan turun, aromamu Tersalurkan aliran syaraf buntu Martin tua media pembuka Berdansa sore hariku Sejiwa alam dan duniamu Melebur sifat kakuku Hal bodoh jadi lucu Obrolan tak perlu kala itu Tersalurkan aliran syaraf buntu Martin tua media pembuka Berdansa sore hariku Sejiwa alam dan duniamu Melebur sifat kakuku Rasanya tak cukup waktu Terlalu cepat berlalu Soreku nyaman denganmu Menarilah, menarilah Menarilah denganku Genggam tangan cokelatku Berputar-putar denganku Menarilah denganku Menarilah, menarilah Karangan : Farhan Arifianto
189
SORE KU Ditemani remah senja yang semakin temaram Cahaya senja menjatuhkan cangkir kopi dipermukaan meja kayu Sementara uap kopi yang masih hangat mengepul dicengkram angin Dengan secarik kertas dan pena Perlahan merangkai aksara aksara acak tanpa tema Aku terduduk sambil menatap senja yang kian menghilang Semua terasa sesaat Tapi, selalu menjadi candu bagiku
Karya: Faridha Hermawanputri
190
HUJAN Kau hanya membasahi Tidak menyakiti Kau turun penuh hati Bagaikan senja disore hari Hadirmu layaknya anak kecil Yang datang bersamaan Hanya untuk meminta cokelat Hilangmu membuatku sedih Lalu detik pun berlalu Buatku tak mengingatmu Yang ku ingat hanyalah kenangan darimu Yang menggores dihatiku Kau pun mengajariku Bahwa yang indah pun akan pergi
Karangan : Fathir Muhammad Tirta
191
BERHARAP Bisakah aku terus berharap Bolehkah aku selalu melihat Dapatkan selalu ku rindu Saat ini hanya itu
Pentingkah saat ini rasaku Saat aku hanya berdiri sendiri Memandang ke arah langit Menunggu akan jadi baik
Seperti angin Dingin dan terpanya Membawa luka dan resahku Dapatkah ini habis Karena mungkin aku terlalu terbawa Karangan : Herina Andriyani
192
BERSAMAMU MENITI PELANGI Hujan deras dikuatrin senja, memaksa ku untuk mengudara melintasi langit, menerjang badai dan kilat, mampir dari satu awan ke awan lainnya Biar kupeluk erat bersama kita lintasi pelangi ini merah, kuning, hijau atau entah biasnya makin merata Tak usah peduli pohon, tak usah peduli burung, tak usah peduli apa dan siapa, namun, Sebelum hujan reda, sebelum bidadari malam tiba, sebelum biasnya sirna, ku ingin Bersamamu meniti pelangi
By: Jehan Najma jahanara
193
DENDAM UNTUK CINTA Kanaya Jasmine Julia Putri
Aku dendam pada setiap cintamu Seperti setiap bunga yang berayun Begitulah bahagiaku tertiup angina Dendam adalah caraku…
Saat ini merncarimu Setiap penantian tak berujung Aku dendam belum terbalas Berayun tak tentu hatiku
Untukmu… Angin itu telah membawa separuhku Air itu telah menghanyutkanku Seperti terbang tapi sedang ingin jatuh Seperti tenggelam tapi masih hidup
194
HARAPAN Khaila Mafaza Dini
Depresi menghantam bersama sepi Suara-suara itu bagai desis lebah yang tak mau pergi Disini begitu dalam, aku ingin keluar, terlalu jauh untuk memanjat. Aku menutup kedua telingaku, memejamkan mata. Tak ada gunanya. Aku tak mendapat oksigen dari rumahku. Aku hanya mengandalkan telapak kaki, dan mimpiku. Semuanya terasa mengambang. Dalam sepi, kutuliskan semua lirik itu dengan tinta berbau logam. Pikiranku melayang pada hitam dan putih. Sebuah jaring datang. Menjerat ketakutan dan menangkap mimpi. Aku akan bebas.
195
SAHABAT Aku sedih, kau menghibur Aku kecewa, kau membuatku senang Dan bila aku tak bisa Kau pun mengajari
Sahabat... Kau bagai malaikat bagiku Kau bagaikan bidadari untukku Semua kebajikan ada padamu
Sahabat... Satu pintaku untukmu Yaitu janji selalu erat Tak pernah terpisah Seumur hidup kita...
Karangan : Lanang Waringin Jati
196
ANGIN DAN KEMEGAHANNYA Angin... Begitulah kita tau akan namanya Angin tak dapat kita tengkuh Namun kita dapat merasakan Sentuhannya
Angin bisa bermanfaat bahkan bersahabat Hingga kita bisa menikmatinya Namun... Kemarahan angin tak dapat kita menduga Diantara kuasanya, angin meluluh lantakan semuanya Tanpa ada yang tersisa di hadapannya
Angin... Bisa menjadi kabar bahagia untuk mu Bahkan bisa menjadi kabar isu bertopeng rindu Pahamilah... Kabar apa yang angin bawa untukmu
Angin... Tetaplah akan menjadi angin Kemanapun ia akan berhembus Kita tak akan pernah tau arah dan tujuannya Itu lah angin dan kemegahannya
Karya : Muhammad Azizul Hakim (23)
197
KAWAN Tidaklah engkau tahu wahai kawanku Kaulah temanku Saat pertama kali kita bertemu Aku tidak mengenalmu Wahai kawanku Tidaklah kau ingat Semua rintangan kita lewati bersama Kawanku... Sudah lama kita tak bertemu Sampai saat ini, kau telah beranjak dewasa Banyak kenangan yang kita ukir Canda dan tawa kita dulu, kan ku ingat selalu Sampai bertemu kawan
Karangan : Muhammad Saiful Amin
198
ELEGI HUJAN MUZACHY ARYA PRASETYA
Sedang Ku ingat, Kala hujan mengguyur Ratapan termenung Aku datang dengan angan, Percikan hujan berisik Aroma hujan mengusik Aku menjelajahi dinding angan. Seakan hujan ingin berbicara, meneriakan segala hal yang menjadi keluh kesahnya ... Kemarilah, temui aku di atas meja dalam sebuah perbincangan. Curahkan resah gelisah, dalam obrolan pelipur lara. Pesan kopi terpahit dari kenangan termanis, niscaya kopi yang kau pesan tak kan pernah sepahit perpisahan. Genggam erat kesedihan, menjadi bekal sebuah pencapaian. Aku mencari, Aku menunggu, Aku menanti, hadirmu . Rencana yang kita bangun, angan yang kita bentuk, Hancur....
199
PETANI Dari subuh kau telah bangun Kau bawa canhkul dipundakmu Untuk pergi ke sawah
Tak pernah kenal lelah Walau terik matahari menyinarimu Menghadirkan tetetas keringat Kau pekerja keras
Pak petani Betapa besar jasamu bagi kami Karna mu kami mendapat segudang padi Dari padi untuk kami makan Setiap hari
Karya : Oktavio Arda Saputra
200
SAHABAT Soraya Di kala ku sendiri kau menemani Kala ku senang kau ikut senang Berbahagia bersama Tertawa bersama Akankah slalu kau ingat? Akankah slalu kau ingat? Tapi lihatlah sekarang Jarak memisahkan kita Mengapa kau lakukan itu? Mengapa ku lakukan itu? Entahlah Adakalanya ku berharap kita bersama lagi Bermain dan tertawa bersama Ku rindu masa itu Kan ku tunggu waktu Untuk kita bertemu lagi
201
KEMARIN Revalina Hevy Ardanti Kemarin engkau masih ada disini Bersamaku menikmati rasa ini Berharap semua takkan pernah berakhir Bersamau... bersamamu...
Kemarin dunia terlihat sangat indah Dan denganmu merasakan ini semua Melewati hitam putih hidup ini Bersamamu... bersamamu...
Kini sendiri disini Mencarimu taktau dimana Semoga tenang kau disana Selamanya....
Aku selalu mengingatmu Doakanmu setiap malamku Semoga tenang kau disana Selamanya....
202
MIMPI YANG HILANG Dalma Febri Permatasari Pada malam aku menaruh harapan Tentang mimpi dalam angan Harapan yang tak seimbang Dengan sebuah kenyataan Aku berharap, aku berdoa Agar sebuah angan menjadi nyata
Wahai bulan Tolong kembalikan Seribu mimpi dan harapan Untuk bekal kehidupan Yang kelak akan kusimpan Sebagai kenangan
203
SENJA ITU Masih ingatkah janji yang pernah kau ucap Ketika senja menebarkan warna jingganya Menyaksikan bait bait yang kau untai Menjadi syair yang begitu indah Yang membuat burung burung terdiam sejenak Dalam kicauan yang sedang memanggil sahabat Sahabatnya tuk kembali ke pesanggrahannya Anginpun membelai mesra suasana jingga Hingga tak satupun suara dedaunan terdengar Membisik telinga dalam jiwa Itulah saksi janjimu yang merasuk ke batinku Tak kan pernah ku lupakan saat itu Karna itu bagian dari hidupku Isi dari irisan jiwaku Yang membuatku mampu tegar selalu Arungi hidup karena jinngamu
Satya Bagus Yudha H.
204
FATAMORGANA Tanalina Mazayassaliha Supriyadi Langit memilih menghiasi dirinya dengan air mata Menangis banyak – banyak Sejak tadi hujan tak ingin berhenti
Fatamorgana berkata untuk tidak percaya siapapun Termasuk dia… Kamu telah melihat yang tidak ada Kamu telah melihat kebohongan, kepalsuan Jangan bodoh… Lihat dirimu dan tegarlah
Senja ingin pergi Bahagia sedang lelah Matahari tengah seembunyi Dan jingga tak ingin di lihat lagi
205
ILUSI Tegar Prima Kinanti Kau hanya sebuah ilusi Yang datang menyelinap dalam fikirku Saat sudah terperangkap dalam ilusi Keraguanku mulai datang
Membawa banyak ambisi Untuk pergi dalam rasa terjebak Langkah tekberarah Seolah mengajak pergi
Pergi untuk kesekian kalinya Pada sosok yang tersembunyi dibalik ilusi Tanpa sadar telah tertumpuk luka Luka yang selalu teringat Hingga mengarahkanku pergi
206
BATU JALANAN Aku merasa terlahir di era yang salah Era dimana orang-orang masih menuntut sebuah kesempurnaan Kesan pertama yang utama , benarkah? Bagaimana kau mengabaikan sebuah batu jalanan hanya karena bentuknya? Kau tidak akan pernah tahu apa yang disembunyikan batu itu Mengapa mereka keras dan tertutup? Mengapa mereka diam saja saat diabaikan? Mungkin saja mereka menyembunyikan sesuatu yang berharga di dalam sana Tidak perlu selalu terlihat, hanya mereka yang tahu Hanya mereka... Batu itu adalah kata pertama sajak ini
Karangan : Tengku Indra
207
Puisi Karya Siswa Kelas VIII G
208
TENTANG MU (hujan) Hujan... Darimu aku belajar tuk menghargai sebuah perjuangan Walaupun kau terus jatuh berkali-kali Namun tak sekalipun kau mengeluh takdir Karena kau yakin Pengorbananmu kan lebih berarti Karena kelak kan datang sang pelangi
Hujan... Darimu aku belajar Bahwa manusia seharusnya tak perlu tuk menangis Karena air mata adalah hujan di debu tanah
Hujan... Darimu aku mengetahui bahwa semua manusia itu munafik Mereka bilang mereka suka hujan Tapi setiap kali hujan datang Kenapa mereka selalu menggunakan payung
Nama : Agus Tio Faisal Nizar
209
CINTA DALAM DIAM Memandangmu dari jauh Hanya itu yang bisa kulakukan Berharap kau peka Berharap kau sadar Berharap kau mengerti perasaan ini Meski ku tak pernah mengatakannya Ataupun memberimu kode Karenaku hanya perempuan sederhana Yang berada diantara orang-orang yang menyukainya Apa yang akan kulakukan dengan perasaan ini Jawabannya adalah Kuakan menjaganya Meski tak ada kepastian yang menyakinkanku Namun kupercaya Cinta ini begitu tulus Hanya untukmu
Nama : Aisyah Adra Nabilla
210
RINDU DIANTARA HUJAN Tetes demi tetes air langit membasuhi wajahku Membasahi tanah yang telah kering Bulir itu terpecah saat membentur bumi Setiap tetesnya mengandung rindu yang terpendam Tak dapat kucegah segala rasa rindu yang kian mendesak Ingin segera kucurahkan atau sekedar ku ucap,
Mataku menerawang pada masa laluku Aku tersenyum dalam lamunku Aku kembali teringat belai tanganmu Diantara helai rambutku Menggambarkan aku pada alam mimpi Akupun teringat kembali pelukan hangatmu Yang mendekap segala kesedihanku,
Kutitipkan rindu ini Pada ribuan tetes hujan yang menyejukkan Rindu ini diantara derasnya hujan Semoga tetesnya menyampaikan padamu Rindu sebanyak tets hujan ini Aku sangat merindukanmu.
Nama : Alingna Orta Sanata
211
SENJA YANG HILANG Senjamu begitu hangat Sinarmu begitu indah Namun sayang... Kehadiranmu hanya sesaat Dengan cepat sinarmu hilang ditelan malam Digantikan dengan terangnya rembulan Dan senjamu yang hangat Digantikan dengan dinginnya malam Jinggamu yang menawan Tapi hanya sementara Meninggalkan dikala kesepian Dengan hati yang masih berharap kembali
Nama : Amanda Putri Dewi
212
MALAM DI PELABUHAN TINGGAL
Ombak kecil menggelitik kaki di dermaga Laut hitam Pantai hitam Malam-malam
Deru sepinya sendiri Pelabuhan kecil lama tertinggal Rindu pada kapal-kapal Merapat di dermaga
Nama : Angelina Vipy Olushola
213
HUJAN
Langit gelap mencekam Tetesan air mulai jatuh dari langit Dengan perlahan membasahi bumi Menghapus suka menjadi duka Rintikan air yang terdengar Kilatan air yang terlihat Terbalut angin yang meruntuhkan Mengubah suasana menjadi menakutkan Percikan air yang mulai reda Kabut mendung mulai hilang Burung-burung mulai berkicauan Mengganti duka menjadi suka
Nama : Annisa Aulia Rahmawati
214
JAS PENGUIN Mengapa aku mesti terbang Kalau cinta masih tergapai Lebih baik memilih terbuang Sekalipun di gelap dan dingin lautan
Aku masih bisa tegak berjalan Menaklukan setiap jengkal rintangan Pesta di langit telah lama kutanggalkan dan rimbun pohon telah lama kutinggalkan Maka kukenalkanlah jas sederhana ini
Memilih putih daratan, menggigil dan bersikukuh dalam kesetiaan Telah kuerami telur keniscayaan dan memilihmu, satu di antara ribuan
Kaki pendekku, janganlah kau ragukan! Langkah cinta terlampau lebar dan membentang Mampu menjangkau batas nalar Sayap mungilku, janganlah kau acuhkan! Kepak gairahnya mengatasi kebekuan jarak Meski udara menggigilkan setiap gerak Jas putih hitam kukenakan setiap waktunya Denganmu, sebagai isyarat setiap saat adalah hari pernikahan yang aku rayak
Nama : Ardelia Mecca Adz Dzikra
215
INDONESIAKU
Hembus angin terasa panas Gemulai pohon kelapa menari Kibarkan merah putih Ceritakan Indonesiaku
Untuk Indonesia Kita punya rasa Beragam budaya dan bahasa Yang tak terkalahkan
Untuk Indonesia Kita punya rasa Kekayaan alam yang melimpah Di tanah airku
Darah Indonesia Merah putih bersamaku Inilah puisi yang ku tulis; tentang Indonesiaku
Nama : Ardhi Putra Pradana
216
SEMANGATMU SELALU ABADI Teriakan keras pertentangan Walau keringat mengalir Kepalan keras di tangan Ditengah pergolakan rezim penguasa Masih sempat kau menyerukan Tentang sebuah arti HAM Tentang sebuah arti kesetaraan Walau diancam, walau diintimidasi Dari pihak penjaga bermuka dua "Tidak, aku tidak akan mundur" terucap di bibirmu
Nama : Citra Adi Larasati
217
PUAN YANG SELALU DIJAGA Kumenyapa malam Namun ia terlalu dingin dan kelam Adapula siang yang hangat Namun kuacuhkan dan tak kulihat Saat kurasa senja membuatku nyaman Malah ia lekas berlalu dari pandangan Kini hanya tertinggal sang pagi Namun aku lelah berharap lagi Kemarin, Kau bilang aku adalah puan yang selalu kau jaga Aku adalah rasa yang selalu kau pelihara, Lantas, Mengapa sekarang yang kau genggam adalah tangannya
Nama : Davina Tri Hapsari
218
JALAN RAYA Dijalan keramaian kumasih merasa sepi Dipinggir jalan menuggu bayangan mu datang Melihat gerak gerik lampu kendaraan berkilau Gedung gedung bertingkat Suara gemuruh kendaraan Terbitnya sang fajar Datangnya sang rembulan
Nama : Diva Putra Pradana
219
GURU Guru..... Kaulah manusia terhebat Kau bagaikan cahaya digelap malam Bagaikan tetes embun di padang gersang Bagaikan mentari menyinari hati
Kehadiranmu..... Menghapus semua kebodohanku
Tak pernah lelah engkau membimbingku Dari yang tak tau apa-apa Kini aku hampir tau segalanya
Guruku...... Padamu aku berguru Padamu aku menimba ilmu Darimu aku tau lebih luas Takkan pernah ku melupakan mu
Nama :Erryndha setya W.
220
SAHABATKU BUKU Buku....... Kau adalah senjata terhebat Kau adalah kunciku atas segala pertanyaan Kau adalah sahabat sejatiku Sahabat terbaik sepanjang masa
Buku..... Saat sepi dan sunyi hanyut dalam diriku Kaulah yang selalu menemaniku Kata demi kata kubaca dengan seksama Kau bisa menjadi sahabatku Tanpa ada sedikit kekuranganmu
Buku...... Kaulah sihir portabel yang unik Satu-satunya sihir sejati Yang tidak langsung melepaskan Semua rahasiannya
Buku..... Kau sahabat paling setia Mendampingi dimanapun dan kapanpun Kau selalu memberi sayap-sayap baru Yang akan membawa terbang Ke taman taman pengetauhan paling menawan Kau adalah sahabat terbaik sepanjang zaman
Nama : Fahma Sekar Mutiara
221
GURUKU Guruku... Engkau bagaikan suluh kegelapan Doa dan kasihmu selalu kau persembahkan Untuk anak-anak agar terpelajar Budi pekerti terus engkau teladankan Supaya kami berwawasan
Guruku... Engkau bagaikan orang tua kandung kedua Meski terkadang sakit hati, marah, haru Semua terhapus oleh ikhlasmu dalam mentransfer ilmu Tiada batas dan penghargaan yang ku balaskan Terima kasih guruku...
Nama : Ferdian Maulana Indrajati
222
RINDU
Derai hujan membasahi hati Melebur semua rasa cinta di hati Yang selama ini aku jaga Dengan penuh harapan nyata Hari demi hari kulalui sendiri Tanpa dirimu disampingku Membuat hati bergejolak gelisah Dan tenggelam di lorong kegelapan Aku rindu dengan kehadiranmu Yang selalu membuat senyum dibibirku Rinduku tak bisa berbalas dengan Kata-kata manis dibibirmu
Nama : Feriska Saffa Indrajati
223
SAHABATKU Sahabatku... Kaulah teman bermainku Kaulah teman saat aku sedih Kau selalu ada untukku
Sahabatku... Ingatkah dulu kita berlarian Kesana dan kemari Kita bermain sampai sore hari
Tapi saat kita harus berpisah Aku sangat merindukanmu Tapi aku ingat Kita akan bertemu lagi
Nama : Harits Zhafran Nayotama
224
DESAKU Sejauh mata memandang Hamparan sawah luas terbentang Pengembala kecil berlari riang Mengawal ternak hingga petang
Burung-burung bernyanyi merdu Melihat suasana desaku Kupu-kupu berterbangan Diatas bunga bermekaran
Gemricik air disungai desa Menambah sejuknya suasana Pepohonan tumbuh subur disana Sebagai penyejuk jiwa dan raga
Tatkala mentari diujung senja Teriring warna jingga merona Hatiku semakin terkesima Melihat desaku nan ramah
Nama : Ikhwan Fathul Khoir
225
SURAT KECIL UNTUK AYAH Ayah... Ku rahasiakan rintik rinduku Dengan kaki kecil yang mungil Berjalan ragu di jalan itu Aku tak tahu harus berkata apa Hanya berkata tentang rindu Seorang anak pada ayahnya Dan terdengar keluhan Dari hati yang terpendam
Ayah... Selama hari masih bertiup Dan matahari yang menyinar alam Selama hari belum petang Aku masih bisa berjuang Untuk membahagiakan dirimu seorang
Ayah... aku rindu dengan tangan kasihmu Aku berjuang dengan semangat halilintar Dengan api menyapu kelam Menjadi untaian permata hijau Dengan cahaya abadi Yang takkan pernah padam Aku rindu dengan mu Aku ingin bertemu dengan mu Kutitipkan surat ini untuk ayahku...
Nama : Ilham Akbar Mulia
226
RINDU SAHABAT
Sahabat, Hari demi hari ku lewati Hanya sendiri tanpamu disisiku lagi Dulu kita selalu bersama Menikmati masa masa indah Tapi kini hanyalah sebuah kenangan Yang menghadirkan ingatan Sahabat, Dulu kita bagai sepasang sepatu Tapi kini kita bagai minyak dan air Yang tak akan bersama Aku sangat rindu padamu Sahabat, Kini kau jauh disana Aku ingin bersamamu Memeluk mu,melihat senyummu Tertawa bersama seperti dulu Sabahat, Semoga kau merasakan hal yang sama Semoga kau selalu bahagia Ku panjatkan doa untukmu Selalu…
Nama : Iqlima Argani Baetasari
227
USAI TUALANG
Setelah berjalan sekian lama Pintu pulang tampak ternyata Ia masuk, dan musim panas Merasakan hadirnya hidup
Setelah menata cukup jauh Dan mengira terlalu lama Ada cermin terang menyalin Kenyataan, ia tersenyum
Mengetahui usai pergi Ada yang menyambut Dan menjelma rumah
Nama : Khaylila Della Aldila
228
MENCINTAIMU Aku mencintaimu dengan sederhana, Sebagaimana bunga yang bersemu kala bertemu senja, Membekaskan aroma wangi yang bahkan tak dimiliki sang peri. Aku mencintaimu dengan sederhana, Selayaknya kupu-kupu yang hinggap di daun semanggi, Meluruhkan sisa-sisa embun yang terbentuk ketika menjelang pagi. Aku mencintaimu dengan amat sederhana, Bagaikan angkasa yang membiarkan singgah para sekutunya, Membincangkan hujan yang kembali turun ke bumi, Atau sekedar mengunjingkan matahari dengan bulan yang tak dapat saling memiliki. Aku mencintaimu dengan begitu sederhana, Seperti para pemuisi yang tenggelam dalam kalimat-kalimat diksi. Yang sejenak hilang dari dunia nyata dan terhanyut dalam rangkaian kata. Aku mencintaimu dengan sederhana, Sesederhana kumbang dan kupu-kupu yang sering bertatap muka, namun, tak dapat bersama. Aku selalu mencintaimu dengan sederhana, Dengan caraku sendiri tak seperti yang lainnya, Yang semoga kamu mengerti maksudnya.
Nama : Meilia Dwi Purwaningtiyas
229
DENGAN PUISI AKU
Dengan puisi aku bernyanyi Sampai senja umurku nanti Dengan puisi aku bercinta Berbatas cakrawala Dengan puisi aku mengenang Kejadian yang akan datang Dengan puisi aku menangis Jarum waktu bila kejam mengiris Dengan puisi aku mengutuk Nafas zaman yang busuk Dengan puisi aku berdoa Perkenankanlah kuranya
Nama : Muhammad Saiful Amri
230
SALAM RINDU Salam rindu buatmu disana Walau nun kini Kau jauh di mata Naumn akan selalu di hati Sekarang esok dan nanti Perpisahan ini Hanya sementara saja Pasti akan datang waktu Buat bersama
Nama : M Candra Saputra
231
HUJAN Saat kemarau panjang kau dinantikan Bumi terasa panas tanpamu Kalau musimmu datang Semua makhluk hidupkan terasa segar Jika kau terlalu sering datang Maka akan menimbulkan bencana Semua tanah akan tertutup air Semua makhluk akan kedinginan Oh... hujan Kadang kau sangat menguntungkan Kadang kau pun sangat merugikan Tapi itu semua anugerah Tuhan yang melimpah
Nama : Muhammad Rendi Firmansyah
232
HUJAN UNTUKMU YANG PERNAH ADA
Aku selalu menagis bila menggiat ada bekas namamu di hatiku Untukmu yang pernag ada aku ucapkan terima kasih Karena dirimu yang sudah membuatku Bahagia walau Cuma sementara Seperti pelangi yang indah Cuma sesaat saja Mengenag saat saat indah bersamamu aku bahagia Mungkin kenagan itu sudah sirna di dirimu Dan mungkin juga telah di gantikan oleh Seseorang yang lebih baik dariku
Untukmu yang pernah ada Aku ucapkan terima kasih kembali Karena dirimu yang membuatku mengerti Tentang rasa sakit karena kehilangan Orang yang peling di sayang dan dirimu juga Yang membuatku belajar apa arti dari cinta yang sesungguhnya..
Nama : M Zakiy Arif
233
SEUSAI KONSER 12 kilometer berlalu Waktu sebentar mati kaku Ditempat kami bertemu Dia bertanya, Adakah saya pernah berkirim surat Setelah nyanyian yang jauh Seusai konser di musim penghujan itu? Saya bertanya, Mengapa anda tak membalas surat saya? Segelas kopi, sebuah lagu risau, mata kami berjumpa Angin melampau, sore melampau waktu, sebentar mati kaku ditempat kami bertemu Pada jalan raya bahasa yang ramai, yang membuat kami masing-masing merasa sendiri
Nama : Nadia Widya Maharani
234
IBU
Jasamu teramat besar untukku Engkau rela gantung nyawa saat melahirkanku Darah dan lelahmu menjadi saksi biru hebatnya cintamu Sampai menjadi abu sekalipun Kutetap tiada bisa membayar lunas jasamu Engkau terlalu besar berkorban untukku Wahai ibu maafkan aku Aku berbuat salah Aku menyakiti hatimu dengan tingkahku Aku minta maaf ibu Engkau adalah segalanya untukku Gunung uang tidak akan bisa membelimu Ibu jika nanti aku sukses Aku berjanji akan membanggakanmu Tidak akan aku biarkan hidupmu merana Akan kujaga engkau hingga ujung nyawaku
Nama : Naswa Hanin Hafizha
235
BULAN Betapa elok nan anggunnya dirimu Tak pernah lelah tuk menyinari di setiap malam Namun... pagi telah datang Oh bulan... Ku ingin memandangimu setiap saat
Andai setiap saat adalah malam Mungkin daku melihat dirimu setiap saat Oh bulan... Dengan gemerlap cahayamu Menyinari bumi di saat malam datang
Nama : Revadeo Delta Pramudhita
236
MEMORI KASIH Bermusim kita bersama Menyemai ikatan cinta Tak mungkin kasih ku hilang Ku kunci hati untukmu
Kugenggam kengan indah Simpanlah senda gurauan Andainya kau kerinduan Itulah jadi penawar
Nama : Reyxi Aqsha Purnadhika
237
IBU
Ibu.... Engkaulah yang mengandungku selama sembilan bulan Engkau yang melahirkanku dengan penuh susah payah Engkau merawatku dengan kasih sayangmu Dan kau membesarkanku hingga aku tumbuh dewasa
Ibu... Engkau bagaikan malaikat bagiku Ketika aku bersedih, kau yang selalu ada untuk menghiburku Ketika tubuhku mulai lelah, kaulah yang selalu ada di sampingku Engkau selalu menyayangiku meski terkadang aku menyakiti hatimu
Ibu.... Entah apa yang harus aku lakukan agar dirimu bahagia Aku ingin kau bannga padaku Aku ingin kau selalu bahagia Ibuku tercinta... Tanpamu aku tiada di dunia ini
Nama : Sinta Arun Prastyani
238
Puisi Karya Siswa Kelas VIII H
239
ROMANSA VETERAN Karya: Abimanyu Rahmadani Prasetyo Sepanjang jalan veteran Pertama kali aku melihat sang Dewi Rembulan Seketika hatiku terkoyahkan Diselubungi perasaan yang menghadang Entah perasaan cinta...? Entah perasaan kagum...? Hanya Tuhan yang mengetahuinya Detik demi detik aku menatapnya , Hanya lirikan mata bulannya yang ia tunjukan
Sepanjang jalan veteran Kutemukan surga yang lama kucari Surga 1001 kenangan Surga 1001 kerinduan Yang diselimuti hembusan angin siang Sepanjang jalan veteran Jalan kasih bertemunya dua merpati Yang terikat sebuah ingsan hati Yang saling mencintai tiada kata mati Menjadikan perjalanan asmara , yang tak akan hilang Dari ingatan dunia Engkaulah jalan veteran
240
KELUARGAKU Karya:Abi Hanafi Pagi hari yang cerah Rumahku yang indah Tempat ku dan keluargaku berkumpul Indahnya kebersamaan Ceria,tertawa,bercanda bersama Sedih senang bersama Tertawa,bahagia bersama Sungguh nyaman keluargaku Ayah dan ibuku yang menyayangiku Kakak adik yang kucintai Tak bisa hidup aku tanpa keluarga Mereka yang bersamaku setiap hari
241
RINTIK HUJAN Karya : Anindya Gilta Aurellia
Rintik hujan perlahan membasahi bumi Tetes demi tetes perlahan jatuh Menjadi genangan disepanjang jalan Hanya mendung kelabu Seakan langit sedang berduka Menetes dalam keheningan Dengan angin yang beriring Petir memekak di telinga Disertai gemuruh gaduh Meski riuh tetapi menenangkan Hujan memilih membasahi bumi Karena ia tau... Bahwa ada saatnya bagi hujan Untuk kembali menjadi awan Dan tanpa mendung pun hujan akan turun Hujan mengajarkan kita Bahwa seberapa pun tinggi kita Akan ada saatnya membumi Hujan yang begitu menenangkan Dan mengalirkan melodi dalam nada ini.
242
KENTUT Karya: Benaya Agung Wedhatama deraian hati melambangkan diri diri sunyi dalam keheningan tetesan harapan melangkah diam dan membisu entah ini akan menjadi embun atau senda gurau belaka hanya saja aku tetap bisu mencoba menjalani… arus sungai membawaku kehulu mimpi menungguku andai saja waktu berbicara mengatakan sebenarnya tentang gariis tentang lingkaran dan tentang roda mereka diaam tak satupun gerakan
243
hanya mencari dan mencarii waktu yg membosankan dan ingin melepaskanya tapi , ,,, tak ada niat untuk larii lari dari waktu melepaskan waktu hanya angan bodoh melintas begitu saja dan kau tau apakah arti hidupku?? semuanya hanya diam membisu dalam kubanganya hmmmm …… waktu …. kapan sekiranya dirimu hadir nyata ??
244
BUKU Karya: Christian Bagus Rutanto Kau tempatku menabur ilmu... Kau jendela di hidupku... Kau tempatku goreskan jutaan pena... Namun, terkadang orang mengabaikannya... Kau tertumpuk deraian debu... Buku... Kau tempatku berbagi rasa.... Meski engkau hanya diam membisu... Lembaran demi lembaran yang terisi... Tertancap keindahan ilmu menawan... Terselip kata demi kata... Yang mengisi hari-harimu... Buku... Kau tempatku goreskan pena... Goresan pena kini tertancap di badanmu... Jutaan kata kini terlukis di badanmu... Kau tempatku lukiskan keindahan... Kau tempatku berbagi kesakitan.... Buku... Kau yang mengajariku arti kehidupan... Tiada pantas hidup ini kulewati... Tanpa engkau di sisiku... Kau guru yang hanya bisa diam membisu... Namun, kau memberikan jutaan ilmu yang tersimpan di setiap lembaran...
245
JARAK Karya: Dainese Duta Pradana Tak ingin kujanjikan kebahagiaan Karena aku takut kau kecewa Aku hanya ingin kau merasakan Kebahagiaan bersamaku itu nyata Aku tahu dalam setiap lamunanku Kita berpisah oleh jarak ruang dan waktu Merambat dalam setiap pikiran Memecahkan semua kegundahan di jiwa Hanya sebuah kepastian dan kepercayaan Hanya sebuah kerinduan dan keinginan Kesetiaan yang selalu aku tancapkan Kini menjadi sebuah keyakinan Kita terhalang oleh sebuah waktu Tapi kita kan selalu menunggu sampai menyatu Aku dan kamu dalam jarak yang tak menentu Tapi cinta ini akan selalu untukmu Walau saat ini jarak memisahkan kita Aku tetap berharap kamu akan selalu setia Cinta ini, rasa ini dan rindu ini akan selalu kujaga Demi cinta kita berdua
246
LINGKAR PENA Karya: Devita Annaza Bachtiar Ketika mata terpejam mulai terbuka Lingkar pena tertuju satu angka Telah muncul depan mata Aku rasa tak percaya... Benar benar rak percaya Ia datang tanpa menyapa Merasuk dalam pikir serta jiwa. Lingkar itu terus membayangiku Antrian teriak manunggu buka mulutku Ini kali terkuak suratan tanganku Terukur pula hati panjangku Manapak sesaat ringan langkahku Apakah ini pertanda? Sejuta mungkin tercecer dalam benakku Andai suratan tangan sendiri kutulis Andai sendiri kutarik hati hingga ujung bumi Berjuang berusaha sudah lama Berharap ekspektasi tak menguasaiku Namun berharap terjadi persis khayalku Antrian teriak kian menunggu Satu hanya keluar tarikan napas..
247
IBU PAHLAWANKU Karya: Dini Insya Dina
Oh ibu.. Pengorbananmu Malam ketika itu Ku mendengar cerita tentang ibu Tentang sejarah adanya diriku Sejarah pengorbananmu 9 bulan Engkau menangis setiap malam Disetiap sujud engkau menahan kesakitan Engkau merelakan semua keinginanmu Semua tangismu untuk mendoakankuSemua kesakitanku untuk kebaikanmu Semua keinginanku untuk masa depanku Engkau melahirkanku dengan sepenuh tenagamu Engaku mengendongku dengan penuh kelembutan Engkau menyusuiku dengan sepenuh kasih sayang Engkau menjagaku dengan sepenuh cinta Ibuku... Kasih sayangmu sepanjang masa Cinta kasihmu tak kan terbalas Aku mencintaimu ibu...
248
SUNSET YANG HILANG Karya: Donny Novala Ramandika Kududuk sendiriankududuk sendirian di tepi pantai Terdengan bisikandari langit yang bisu Rintikan air hujanmembuatkan suatu kenangan Yang amat mendalam Kepakan sayap burung-burung tak bersalahmenyentuh hati kecilku Pasir putih menjadi saksi Air mata yang menetestiada langkah-demi langkah Tiada hari demi hari Tak akan pernah bisamengulang waktu yang terlewatkan Dan tak akan terliat Oleh kedipan mata
249
SAHABAT Karya: Elina Kusumawati Wahain sahabat... Kau bagaikan lentera dalam hidupku Kau bagaikan tempatku berteduh Ketika kau bersedih... Kau menghiburku dengan candamu Disanalah diriku bisa berbagi kisah hidupku Kau seakan berbeda dari yang lain Kau selalu mengerti dan memahami apa yang ku alami Kini kau telah pergi Pergi jauh, tanpa sedikit pun kau memberitahuku Kau meninggalkanku ditempat ini Tanpa kabar darimu Seketika hatiku hancur, tiada yang memperbaiki Canda tawa suka duka suka duka kini , Hanya tinggal sebuah kenangan yang kurasa
250
KESENANGAN BUMI Karya: Faradila Elsa Anggraeni Burung-burung mulai berterbangan Tiupan dingin pun menyelimuti sekitar Suasana bak gerhana matahari Itu tandanya tangisan akan meluap Asap kelap berdatangan Auman singa ikut menyertai Emosi tidak bisa ditahankan Sampai rintihan matanya berjatuhan Asap kelap berdatangan Kesenangan ini mulai terlihat Anakkecil tertawa bahagia Walau akhirnya tiada rintihian matanya Burung menari dan menyanyi dengan indahnya Kesana kemari dan tertawa Surya pun ikut menampakkan dirinya Nampak lukisan di awan penuh warna
251
TSUNAMI SELAT SUNDA Karya : Ilham Aryatanu Tsunami selat sunda Tak pernah disangka Semua terjadi begitu saja Tanpa bisa berbuat apa-apa Air menggulung seisi kota Buat semua porak poranda Rampas habis semua Hingga tiada yang tersisa Perginya sanak saudara Sisakan duka dan air mata Lukiskan luka dan trauma Pahatkan cerita tak terlupa Tsunami selat sunda Ajarkan kita satu kuasa Bahwa tuhan pemilik segalanya
252
PETANI TUA Karya: Keisha Al Nabris Langit begitu cerah Matahari sudah menampakkan dirinya Mendung seperti malu menatap sang surya Seakan berkata dialah yang sedang bertahta Di bawah terik sinar yang menyengat Ia tak takut tubuhnya menghitam Ia tak peduli kulitnya terbakar Hanya tekad bulat dan segumpal Harapan yang ia genggam Oh petani tua Lekaslah pulang beranjak dari tempatmu Keluarga sudah menunggumu Tinggalkanlah cangkulmu Nikmati rasa tuamu Biarkan aku yang melanjutkan perjuanganm Demi baktiku padamu, wahai ayahku
253
APA KABAR PENDIDIKAN NEGERIKU Karya: Kukuh Arya Dhenata Sampai kini saya tidak tahu Apakah titel sarjana nan dibangga-banggakan ayahku dulu Dapat menyambung lambungku, istriku dan anak-anakku Tujuh Belas tahun sudah segudang uang di lumbung keringat ayah-ibuku Kuhabiskan di meja pendidikan Namun saya tetap tidak mampu memberi anak-anakku sesuap makan Tujuh belas tahun sudah kuhabiskan waktuku di ruang gerah sekolah dan kuliah Namun tidak memberiku otak brilian dan keterampilan nan sepadan Aku hanya terampil menyontek garapan temanku Aku hanya terampil membajak dan menjiplak karya negeri orang Aku terampil mencuri ide-ide bukannya mencipta Apa kabar pendidikan negeriku Adakah kini kau sudah berbenah Sehingga anak cucuku akan bisa merasai sekolah nan indah Dan masa depan nan cerah?
254
KENANGAN KU DAN DIRIMU Karya: Listra Anna Hervinda Ingatkah ketika hujan hebat dimalam panjang itu Udara yang dingin dan derasnya angina yang bertiup Ukiran namamu dan aku tergores di rumah pohon itu Menceritakan kisah tentangmu dan tentangku Meski kini kamu telah jauh disana yang tak ada disisiku lagi Malam ini, seolah kau berada tepat disampingku Bersamamu aku bahagia Akankah kau mersakan hal yang sama.. Kepergianmu Meninggalkan sepercik ingatan yang tak mampu ku lupakan Meski kehadiranmu itu sesaat Banyanganmu masih terlintas dan tetap tinggal dalam kehidupanku
255
PUISI UNTUK IBU Karya:Lutfi Hakim Ibu… adalah wanita yang telah melahirkanku merawatku membesarkanku mendidikku hingga diriku telah dewasa Ibu… adalah wanita yang selalu siaga tatkala aku dalam buaian tatkala kaki-kakiku belum kuat untuk berdiri tatkala perutku terasa lapar dan haus tatkala kuterbangun di waktu pagi, siang dan malam Ibu… adalah wanita yang penuh perhatian bila aku sakit bila aku terjatuh bila aku menangis bila aku kesepian Ibu… telah kupandang wajahmu di waktu tidur terdapat sinar yang penuh dengan keridhoan terdapat sinar yang penuh dengan kesabaran terdapat sinar yang penuh dengan kasih dan sayang terdapat sinar kelelahan karena aku Aku yang selalu merepotkanmu aku yang selalu menyita perhatianmu aku yang telah menghabiskan air susumu aku yang selalu menyusahkanmu hingga muncul tangismu Ibu… hanya do’a yang bisa kupersembahkan untukmu karena jasamu tiada terbalas Hanya tangisku sebagai saksi atas rasa cintaku padamu Ibu…, I LOVE YOU SO MUCH juga kepada Ayah…!!
256
RINDU Karya : Maharani Wahyu Pratiwi
Rinduku menemani hariku Kesedihan mendampingi setiap langkahku Terasa hampa hatiku Bila tak ada hadirmu Rinduku melemahkanku Rinduku menyiksaku Menemani hari-hariku Kutitipkan rindu pada burung merpati Yang membangunkan pagi ini Rinduku menyiksaku Yang kuharapkan adalah pertemuan Perpisahan yang tak pernah ku inginkan Memilikimu yang selalu ku impikan
257
PREMAN Karya: Maylafaza Salsabila Zen Lelaki itu ... Berjalan dengan perasaan angkuh Mendekati dengan penuh kekejaman Sorot mata yang begitu mengerikan Bagai kilat yang menyambar Lelaki itu ... Menodongkan tangan ke gadis itu Meminta sesuatu dari kaleng kecilnya Dengan nada tinggi ia membentak Menrik dengan paksa dan sesekali memukul Lelaki itu ... Entah apa yang ia perbuat Entah apa maksud itu semua Dan entah siapa yang mempengaruhinya Aku tak tahu Lelaki itu ... Adakah kata yang pantas untuknya Orang yang tak punya perasaan Pantaskah dia disebut seorang “manusia” Rasanya aku ingin berkata “tidak” Karena dia hanyalah seorang “PREMAN”
258
IBU Karya: Najwa Awliya Shandy Beredar bintang di garisnya Bulan bercahaya pada lintasnya Waktu bergulir dalam takdirnya Aku Terlahir dari manusia hebat Sepertinya… Merupakan anugerah terbesar Tuhan untukku Menjadikanku pelipur lara jiwanya Kau Perempuan hebat di jiwa lemahku Menyayangi tanpa batas Mendampingi di semua kisahku Kau Perempuan terbaik dalam kerajaanku Motivasi terbaik di setiap lika-liku hidupku Ibu aku mencintaimu Terima kasih untuk semua waktu dan lelahmu
259
BAYANG SENJA Karya: Nisfa Laila Kamila Saat senja menyapa Rona jingga menghias cakrawala Angan berkelana di antara mega – mega Mengarungi luasnya langit biru. Sepoi angin mengusap raga Membelai lembut penuh pesona Berbisik lirih membangunkan jiwa Menuntun langkah pulang sang senja. Senja jingga hilang dari pandang Tanpa meninggalkan jejak dan bayang Berganti langit yang temaram Disambut sorak riang binatang malam
260
PERSAHABATAN Karya: Rahmatika Hendrianabila Sahabat.... Tempatku bercerita Riang duka kita lewati bersama Senyum dan tangisanpun kita hadapi semua
Sahabat.... Kau bagai tempatku untuk berteduh Kaulah tempatku berbagi kisah senang maupun duka Hanyalah sahabat yang mampu mengerti
Tanpa sahabat .... Bagai sendiri dibumi Tanpanya aku tak bisa seperti ini Semoga persahabatan kita kelak akan abadi
261
ISI HATI SESEORANG Karya : Renata Izzati Khairanisya
Aku pernah menjadi teduh, bagi seseorang. Menjadi apa yang pertama kali dicari. Saat ia basah kuyup terkena hujan, Atau saat ia tak kuasa menahan peluh karena terik. Aku pernah menjadi teduh. Sebelum aku dipaksa berubah. Ikut menjadi hujan yang lebur. Pada pipiku sendiri. Aku pernah menjadi teduh. Saat mengetahui isi hati seseorang . Isi hati yang mengecewakan bagi mereka. Ditimpa kesengsaraan yang membukit Karna hati yang rapuh
262
KISAH HUJAN Karya: Revalina Oktikawati Hening… Hanya ada rintik jatuh Sunyi… Hanya diisi melodi hembusan angina Hanya satu kata menjelaskan keadaan BASAH… Juga dingin Dengan air memikul angina Temani suara rintik memukul kaca Hujan… Ritmanya bagai lagu malam bergemuruh di tengah langit muram Ingatkan manusia… Akan riaknya air menghadirkan kenangan Yang perlahan membawa kenangan Kemudian hilang di antara kumpulan awan
263
PEMUDA UNTUK PERUBAHAN Karya: Reynaldo Indonesiaku menangis Bahkan Tercabik-cabik Dengan hebatnya pengusaanya sang korupsi Tak peduli rakyat menangis Indonesiaku, Indonesia kita bersama Jangan hanya tinggal diam kawan Mari kita bersatu ambil peranan Sebagai pemuda untuk perubahan
264
BAMBU RUNCING Karya: Riskia Hana
Di ujung bambu tajam menyikat Mengoyak musuh hingga ampun Di bilah tajam sakit mencekat Siap siaga menelan musuh Ujung bambu jadi saksi Hitam rasa menyakit Mengusir iblis dengan nyawa Tanpa takut tanpa gentar Rasa cinta tanah air Menyatu di darah merah Mengakar di tulang putih Menguasai nafas Mereka berjuang hingga raib Bercerai dengan raga Untuk bumi garuda Untuk indonesia raya Mereka mati dengan hormat Memperjuangkan secerut kebebasan Yang terenggut durjana Untuk satu kemerdekaan.
265
IBUKU Karya: Sabdhana Abdhi Krisna
Ibuku... mengandungku 9 bulan Melahirkanku dengan susah payah Kau merawatku sampai aku tumbuh berkembang besar... Kau juga merawatku tanpa pamrih Dan kau merawatku dengan susah payah Ibu. . . engkau yang mengajari aku berjalan sampai aku bisa berjalan Engaku juga mengajariku berbicara sampai aku bisa bicara dengan lancar Ibu engkau bagai malaikat duniaku Jika aku bersedih engkau selalu ada untuk menghibur aku. . . Ibu. . . aku juga merasa engkau pahlawan terhebattku Disetiap aku kesusahan engkaulah selalu ada untuk membantu diriku ibu. . . trima kasihku atas pengorbananmu Yang kau berikan kepadaku. . .
266
RUMAHKU KELUARGAKU Karya: Salsabila Azahra
Rumahku berpondasi keimanan Beratap kasih sayang Dan bertiang kerukunan Rumahku berlantai kejujuran Berdinding kesejahteraan Dan berpintu keterbukaan Rumahku dikelilingi taman cinta Dipagari cinta kasih Diterangi lampu lampu cantik iman Dan dihiasi keceriaan Betapa kokohnya dia berdiri Siap bahkan sanggup melawan rintangan Menghadapi halangan Rumahku adalah keluargaku
267
MENCINTAIMU DALAM DIAMKU Karya:Sarah Vaceri Amelia Junda Bertemu dibumi bumi yang sama membuatku jatuh cinta Dulu tak saling kenal apa lagi tegur sapa Hanya tahu wujud rupa tak tahu disebut Oh bunga indah sekali melihat surga dunia Sudah disetujui sejak lama telah berlalu tanpa temu Seakan habis dan hilang ditelan mimpi dan bayang-bayang semu Hari demi hari ku lalui dengan memperbaiki diri Kelak untuk bersanding dengan kekasih hati Saat itu senja tiada…. Malam tiba-tiba menyapa dengan kata rangkai Datang kembali seorang pujangga rupawan terbalut iman Wajah berseri karena terbasuh udara wudhu nan suci Tanda patuh terhadap perintah Illahi Akhlak mulia dan terpuji karna sebagai seorang qur'ani Dalam diamku, aku mencintaimu Tak ingin mengumbar bahagi jika tidak atas izin-Nya Dalam diamku, aku mencintaimu Hati menggebu ingin segera bersanding denganmu Karna bersamamu aku yakin akan mempertebal imanku Siap membimbing dan mendekatkan diri dengan Rabb ku Di sepertiga malam menjadi saksi bisu membuktikan cinta Dalam tahajud itu terpanjatkan doa indah kata-kata Untukmu Dalam istikharah terselip doa tetapkan hati kita untuk bahagia Di sujud terakhirku… .. Aku merayu pada Allah untuk dijadikan kekasih halalmu
268
GADIS ITU Karya: Satria Ervan Wibowo
Kulangkahkan kakiku menuju gerbang desa itu Ditemani merpati terbang di angkasa biru Berjalan menikmati embun pagi yang sejuk Dan suara gemercik air yang tiba tiba bisu Karena ku melihat gadis itu Tak pernah kubayangkan paras gadis itu Berjalan berlashan sambil tersenyum pada ku Untaian rambut panjang yang membuatmu semakin kemilau Dan wajahmu yang bersinar menandingi sinar sang surya
269
270