Data Loading...
Laporan Praktikum Enzim Katalase Kel.3 XII MIPA7-1 Flipbook PDF
Laporan Praktikum Enzim Katalase Kel.3 XII MIPA7-1
139 Views
42 Downloads
FLIP PDF 614.72KB
LAPORAN PRAKTIKUM PENGARUH SUHU DAN PH TERHADAP JUMLAH GELEMBUNG DAN NYALA API HASIL METABOLISME ENZIM KATALASE
XII MIPA 7 Kelompok 3 : Elvi Nurul Nabila Faridz Farhan Lim Susan Nicky Syarif Fauzani Rahmania Nur Oktaviani Rizka Aulia Khoerunisa SMA NEGERI 1 PALIMANAN JL. KH. Agus Salim No.128 Palimanan – Kab. Cirebon 45161 Telp. (0231) 341023 Web : www. Sman1pa5nan.sch
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Untuk mengetahui pengaruh suhu dan PH terhadap jumlah gelembung dan nyala api hasil metabolisme enzim katalase. 1.2 Landasan Teori A. Enzim Enzim diartikan sebagai biokatalisator yang berfungsi mempercepat reaksi biologis di dalam tubuh. Metabolisme sangat bergantung pada enzim. Enzim berperan sebagai pemercepat reaksi metabolisme di dalam tubuh mahkluk hidup, tetapi enzim tidak ikut bereaksi. Enzim katalase merupakan enzim yang mengkatalis reaksi di mana Energy dan proksida diurai menjadi air dan oksigen. Senyawa energy dan peroksida ini merupakan salah satu produk uraian dari setiap sel yang menggunakan oksigen sebagai sumber energy dalam proses metabolisme. Enzim katalase ini ada di dalam tubuh tiap organisme yang menggunakan oksigen. B. Struktur enzim Enzim merupakan protein yang tersusun atas asam – asam amino. Kebanyakan enzim berukuran lebih besar dari substratnya akan tetapi, hanya daerah tertentu dari molekul enzim tersebut yang berikatan dengan substrat, yaitu bagian yang disebut dengan sisi aktif (active side). Secara kimia, enzim yang lengkap (holoenzim) tersusun atas dua bagian, yaitu bagian protein dan bagian bukan protein. 1. Bagian protein disebut apoenzim, tersusun atas asam – asam amino. Bagian protein bersifat labil (mudah berubah), misalnya terpengaruh oleh suhu dan keasaman. 2. Bagian bukan protein yang disebut gugus protetik, yaitu gugusan yang aktif. Gugus prostetik yang berasal dari molekul non organik disebut kofaktor, misalnya besi, tembaga, zink. Gugus prostetik yang terdiri dari senyawa – senyawa kompleks disebut konenzim, misalnya NADH, FADH, koenzim A, tiamin, riboflavin, asam pantotenat, niasin, piridoksin, biotin, asam folat, dan kobalamin.
C. Ciri-Ciri Enzim 1. Biokatalisator : enzim hanya dihasilkan oleh sel-sel mahkluk hidup yang digunakan untuk mempercepat proses reaksi. 2. Protein : sifat-sifat enzim sama dengan protein yaitu dapat rusak pada suhu yang tinggi dan dipengaruhi pH. 3. Bekerja Secara Khusus : enzim tertentu hanya dapat mempengaruhi reaks tertentu, tidak dapat mempengaruhi raeksi lainnya. Zat yang terpengaruhi oleh enzim tersebut substrat. Substrat adalah zat yang bereaksi. 4. Macam zat yang bereaksi di dalam sel sangat banyak, maka macam enzim pun banyak. 5. Dapat Digunakan Berulang Kali: dapat digunakan berulang kali karena enzim tidak berubah pada saat terjadi reaksi. Satu molekul enzim dapat bekerja berkalikali selama enzim itu tidak rusak. 6. Rusak Oleh Panas : enzim rusak oleh panas karena merupakan suatu protein. Rusaknya enzim oleh panas disebut denaturasi jika telah rusak enzim tidak dapat bekerja lagi. 7. Tidak Ikut Bereaksi : enzim hanya diperlukan untuk mempercepat reaksi namun tidak ikut bereaksi. 8. Bekerja Dapat Balik : suatu enzim dapat bekerja menguraikan suatu senyawa menjadi senyawa-senyawa lain dan sebaliknya dapat pula bekerja menyusun senyawa-senyawa itu menjadi senyawa semula. D. Cara Kerja Enzim 1. Teori gembok – anak kunci Sisi aktif enzim mempunyai bentuk tertentu yang hanya sesuai untuk satu jenis substrat saja. Bentuk substrat sesuai dengan sisi aktif, seperti gembok cocok dengan anak kuncinya. Hal itu menyebabkan enzim bekerja secara spesifik. Substrat yang mempunyai bentuk ruang yang sesuai dengan sisi aktif enzim akan berikatan dan membentuk kompleks transisi enzimsubstrat. Senyawa transisi ini tidak stabil sehingga pembentukan produk berlangsung dengan sendirinya. Jika enzim mengalami denaturasi (rusak) karena panas, bentuk sisi aktif berubah sehingga substrat tidak sesuai lagi. Perubahan pH juga mempunyai pengaruh yang sama. 2. Teori induced fit Reaksi antara substrat dengan enzim berlangsung karena adanya induksi molekul substrat terhadap molekul enzim. Menurut teori ini, sisi aktif enzim bersifat fleksibel dalam menyesuaikan struktur sesuai dengan struktur substrat. Ketika substrat akan terinduksi dan kemudian mengubah bentuknya sedikit sehingga mengakibatkan perubahan sisi aktif yang semula tidak cocok menjadi cocok (fit). Kemudian terjadi pengikatan substrat oleh enzim, yang selanjutnya substrat diubah menjadi produk. Produk kemudian dilepaskan dan enzim kembali pada keadaan semula, siap untuk mengikat substrat baru.
1.3 Rumusan Masalah Bagaimanakah pengaruh suhu dan PH terhadap jumlah gelembung dan nyala api hasil metabolisme enzim katalase? 1.4 Hipotesis a. Ketika ekstrak hati ayam dicampurkan dengan H2O2 maka akan terbentuk reaksi berupa gelembung pada tabung reaksi KOH. b. Konsentrasi hati ayam dan larutan H2O2 sangat berpengaruh terhadap kerja enzim katalase. c. Enzim katalase bekerja optimal pada PH netral. d. Enzim katalase dapat bekerja dengan baik pada suhu ruang 25°C-30°C. e. Pada kadar PH lemah atau asam (Larutan HCL) enzim katalase pada hati ayam tidak bekerja. f. Pada kadar PH tinggi atau basah (Larutan KOH) dan ditambah H2O2 merubah enzim katalase menjadi nonaktif. g. Pada suhu tinggi 50°C enzim katalase pada hati ayam menjadi rusak. h. Pada suhu rendah 1°C enzim katalase pada hati ayam menjadi nonaktif. i. Pada suhu netral 25°C-30°C enzim katalase pada hati ayam tetap bekerja. 1.5 Variabel Penelitian a. Variabel terikat : Banyak gelembung, tingkat percikan api. b. Variabel bebas : Suhu dan PH. c. Varibel kontrol : Spirtus, hati ayam, pisau, korek api, sarung tangan, lilin, KOH, HCL, H2O2.
BAB 2 PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
2.1 Alat dan bahan a). Hati ayam b). Spirtus c). Tusuk sate d). Pisau e). Larutan H2O2, HCL, NaOH f). Es batu g). Air h). Lilin i). Korek api j). Sarung tangan k). Sunlight l). Tabung reaksi m). Termometer n). Bunsen o). Mortal 2.2 Prosedur kerja 1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. 2. Potong hati ayam mentah. 3. Tumbuk hati ayam sampai halus. 4. Masukkan hati ayam yang sudah halus sebanyak 2cm pada 6 tabung reaksi. 5. Pisahkan 6 tabung reaksi tersebut menjadi 3 untuk percobaan PH, dan 3 untuk percobaan suhu. 6. Pada percobaan PH : a. Tetesi tabung reaksi A dengan 10 tetes HCL. Kemudian diaduk, setelah itu tetesi dengan 10 tetes H2O2. Kemudian amatilah gelembung yang terjadi. Setelah itu masukkan bara api ke dalam tabung reaksi, amatilah nyala api yang terjadi. b. Tetesi tabung reaksi B dengan 10 tetes KOH. Kemudian diaduk, setelah itu tetesi dengan 10 tetes H2O2. Kemudian amatilah gelembung yang terjadi. Setelah itu masukkan bara api ke dalam tabung reaksi, amatilah nyala api yang terjadi.
c. Tetesi tabung reaksi C dengan 10 tetes H2O2. Kemudian amatilah gelembung yang terjadi. Setelah itu masukkan bara api kedalam tabung reaksi, amati nyala api yang terjadi. 7. Pada percobaan suhu : a. Tabung reaksi A yang sebelumnya direbus pada suhu mendidih. Ditetesi dengan 10 tetes H2O2. Lalu amati gelembung yang terjadi. Setelah itu masukkan bara api kedalam tabung reaksi, dan amatilah nyala api yang terjadi. b. Tabung reaksi B yang sebelumnya telah didinginkan pada suhu beku 0,9°C. Ditetesi dengan 10 tetes H2O2. Lalu amati gelembung yang terjadi. Setelah itu masukkan bara api kedalam tabung reaksi, dan amatilah nyala api yang terjadi. c. Tabung reaksi C yang ditaruh pada suhu ruang, ditetesi dengan 10 tetes H2O2. Lalu amati gelembung yang terjadi. Setelah itu masukkan bara api kedalam tabung reaksi, dan amatilah nyala api yang terjadi. 2.3 Data hasil percobaan Tabel hasil praktikum : PH PERLAKUAN Ekstrak hati + 10 tetes HCL + 10 tetes H2O2 Ekstrak hati + 10 tetes KOH + 10 tetes H2O2 Ekstrak hati + 10 tetes H2O2
KONDISI
GELEMBUNG __
NYALA API __
Basa
++
++
Netral
+++
++
Asam
Ekstrak hati + 10 tetes H2O2
SUHU KONDISI GELEMBUNG Suhu panas (100°C) +
Ekstrak hati + 10 tetes H2O2
Suhu dingin (0,9°C)
++
++
Ekstrak hati + 10 tetes H2O2
Suhu ruang (26°-30°C)
+++
+++
PERLAKUAN
NYALA API +
Grafik hasil praktikum :
PH
Netral
Basa
Asam
0
0.5
1
1.5
2
Nyala api
2.5
3
3.5
Gelembung
SUHU
Suhu Ruang
Suhu Dingin
Suhu Panas
0
0.5
1
1.5 Nyala api
2 Gelembung
2.5
3
3.5
2.4 Interpretasi data Pada PH netral enzim bekerja secara optimal, ditandai dengan jumlah gelembung yang banyak. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam hati ayam mengubah H2O2 menjadi H2O (air). Sedangkan ketika dimasukkan bara api ke dalam tabung reaksi timbul nyala api yang terang. Hal ini membuktikan bahwa H2O2 juga diuraikan menjadi oksigen (O2). Pada PH asam tidak dihasilkan gelembung sama sekali serta bara api yang diuji coba mati. Hal ini mungkin terjadi karena proses denaturasi enzim katalase pada kondisi PH asam. Pada PH basa gelembung yang dihasilkan tidak sebanyak gelembung pada PH netral, serta nyala api bertambah terang. Hal ini disebabkan enzim katalase bekerja secara kurang optimal dalam kondisi basa. Pada suhu ruang enzim dapat bekerja dengan baik, gelembung yang dihasilkan banyak, serta nyala bara api yang sangat terang. Pada suhu dingin kinerja enzim sedikit terhambat menyebabkan gelembung yang dihasilkan tidak sebanyak suhu ruang, serta nyala api yang terang. Hal ini disebabkan karena pada suhu dingin enzim akan tidak aktif sementara. Pada suhu panas gelembung yang dihasilkan sedikit serta nyala api yang agak redup, hal ini disebabkan sebagian besar enzim sudah rusak oleh suhu tinggi sehingga protein di dalam enzim katalase tidak dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.
BAB 3 KESIMPULAN Dari percobaan yang telah kelompok kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa kerja enzim katalase sangat berpengaruh terhadap metabolisme makhluk hidup. Katalase memecah senyawa berbahaya, seperti Hydrogen peroksida (H2O2) di dalam sel hati. Dalam hal ini H2O2 bertindak sebagai substrat. H2O2 merupakan senyawa reaktif dan dapat merusak sel, kemudian akan didegrasi oleh katalase. Katalase mendegrasi H2O2 menjadi air (H2O) dan olsigen (O2). Enzim katalase juga terdapat didalam organel selain hati tetapi dalam percobaan hanya jantung saja yang mengandung enzim tersebut didalam lemak tidak ada enzim katalase. Enzim katalase dipengaruhi oleh faktor PH dan suhu. Dimana enzim katalase tidak akan bekerja secara optimal pada suhu tinggi dan akan bekerja pada suhu ruang. Begitu pula faktor PH, enzim katalase akan bekerja pada PH netral.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, H., 2022. Roboguru. [Online] Available at: roboguru.ruangguru.com [Accessed 2022]. Biotek, T. W., 2020. Pusat Riset Bioteknologi. [Online] Available at: biotek.lipi.go.id [Accessed 2022]. Fitri, H. A., 2019. Analisis Aktivitas Enzim Antioksidan Katalase dan Peroksida. Celebes Biodiversitas. Wicaksana, F., n.d. UNKRIS|Pusat Ilmu Pengetahuan. [Online] Available at: p2k.unkris.ac.id [Accessed 2022].
LAMPIRAN
1. Tuliskan reaksi kimia yang terjadi pada penguraian H2O2! Jawab: Katalase berfungsi menguraikan H2O2 yang terbentuk selama proses pernapasan (metabolisme sel) menjadi oksigen dan air. Reaksinya yaitu: 2H2O2------> O2+H2O. 2. Bagaimana pengaruh enzim katalase terhadap H2O2?. Jawab: Enzim katalase dapat menetralkan racun (2H2O2) menjadi H2O dan O2-----> O2+H2O. 3. Mengapa dalam percobaan ini menggunakan hati ayam?. Jawab: Karena untuk menghetahui bagaimana kerja enzim jika diberi perlakuan dengan suhu yang berbeda. Hati ayam dipilih untuk mewakili jaringan hewan, karena hati banyak mengandung banyak enzim katalase. 4. Gelembung gas apakah yang timbul pada tabung reaksi? Bagaimana cara mengujinya? Jelaskan! Jawab: Gas yg muncul adalah gas oksigen, dan dapat dibuktikan dengan memasukkan bara api ke dalam tabung reaksi maka api akan menyala jika didalam gas mengandung oksigen. 5. Pada percobaan yg sudah dilakukan apa saja yg dpt menghambat atau menghentikan kerja enzim katalase? Jelaskan! Jawab: Pada suhu tinggi enzim katalase pada hati ayam mengalami kerusakan sehingga tidak bekerja, sedangkan pada suhu yg rendah enzim katalase tidak bekerja secara optimal karena enzim menjadi tidak aktif. Pada Ph asam enzim katalase mengalami kerusakan karena Ph yg rendah karena proses denaturasi. 6. Jika di dalam sel terdapat H2O2, apakah yang bakal terjadi pada sel tersebut, untuk menghindari hal tsb bagaimana cara sel menangkalnya? Jawab: H2O2 dapat merusak membran sel dan kemungkinan menyebabkan penyakit kanker, didalam sel terdapat bagian yg disebut periksosom, disinilah enzim katalase dapat mengikat 2H2O sbg substrat nya untuk menghasikan 2H2O+H2O. 7. Tuliskan kesimpulan dari hasil percobaan tersebut.
Jawab: Enzim katalase sangat berperan penting bagi sel karena enzim katalse mampu menetralisir H2O2 yg bersifat racun menjadi O2 dan H2O. Kinerja enzim ini juga dipengaruhi oleh suhu dan ph nya. Enzim katalase bekerja dengan baik pada kondisi Ph netral dgn jumlah gelembung yg banyak dan bara api yg menyala terang. Sedangkan pada suhu, enzim katalase dapat bekerja dengan baik pada suhu ruang dengan jumlah gelembung yg banyak dan bara api yg menyala.