Qurrota aini.2113053012.3A.PGSD.pendekatan moral per-3 Flipbook PDF

Qurrota aini.2113053012.3A.PGSD.pendekatan moral per-3
Author:  A

29 downloads 117 Views 1MB Size

Story Transcript

Perkembangan moral,pendekatan dan macammacam pendekatannya Qurrota

Aini (2113053012) 3A PGSD

FASE PERKEMBANGAN MORAL ‘Tingkat Prakonvensional’ Menurut Kohlberg dalam bukunya K. Bertens yang disarikan oleh Hardiman (1987), menyatakan bahwa anak pada tingkat perkembangan moral ini mulai tanggap terhadap aturan-aturan budaya mengenai baik, buruk, benar dan salah. 1. Orientasi hukuman dan kepatuhan Pada tahap ini, baik atau buruknya suatu tindakan ditentukan oleh akibat-akibat fisik yang akan dialami, sedangkan arti atau nilai manusiawi tidak diperhatikan. Menghindari hukuman dan kepatuhan buta terhadap penguasa dinilai baik pada dirinya. 2. Orientasi instrumentalistis Pada tahap ini tindakan seseorang selalu diarahkan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dengan memperalat orang lain. Hubungan antara manusia dipandang seperti hubungan dagang. Unsur-unsur keterbukaan, kesalingan, dan tukar menukar merupakan prinsip tindakannya dan hal-hal itu ditafsirkan dengan cara fisik dan pragmatis.

1

2

‘Tingkat Konvensional’ Pada tingkat ini, seseorang menyadari dirinya sebagai seorang individu di tengah-tengah keluarga, masyarakat, dan bangsanya. Keluarga, masyarakat, bangsa dinilai memiliki kebenarannya sendiri, karena jika menyimpang dari kelompok ini akan terisolasi. 1. Orientasi kerukunan atau orientasi good boy-nice girl Pada tahap ini orang berpandangan bahwa tingkah laku yang baik adalah yang menyenangkan atau menolong orang-orang lain serta diakui oleh orang-orang lain.

2. Orientasi ketertiban masyarakat Orientasi seseorang adalah otoritas, peraturan-peraturan yang ketat dan ketertiban sosial. Tingkah laku yang baik adalah memenuhi kewajiban, mematuhi hukum, menghormati ptoritas, dan menjaga tertib sosial merupakan tindakan moral yang baik pada dirinya. Pada tingkat ini, orang bertindak sebagai subyek hukum dengan mengatasi hukum yang ada. Tingkat ketiga ini memiliki dua tahap sebagai pelanjut tahap kedua yaitu: Orientasi kontrak sosial legalitas dan Orientasi prinsip etis universal

3

1. Orientasi Kontrak Sosial Legalitas Tindakan yang benar pada tahap ini cenderung ditafsirkan sebagai tindakan yang sesuai dengan kesepakatan umum. Dengan demikian orang ini menyadari relativitas nilai-nilai pribadi dan pendapat-pendapat pribadi. Ada kesadaran yang jelas untuk mencapai konsensus lewat peraturan-peraturan prosedural. Akibat orang yang ditimbulkan pada tahap ini yaitu menekankan pandangan legal tapi juga menekankan kemungkinan mengubah hukum lewat pertimbangan rasional.

2. Orientasi Prinsip Etis Universal Pada tahap ini orang tidak hanya memandang dirinya sebagai subyek hukum, tetapi sebagai pribadi yang harus dihormati. Respect for person adalah nilai pada tahap ini. Tindakan yang benar adalah tindakan yang berdasarkan keputusan yang sesuai dengan suara hati dan prinsip moral universal. Prinsip moral ini abstrak misalnya, cintailah sesamamu seperti mencintai dirimu sendiri, dan tidak kongkrit. Di dasar lubuk hati terdapat prinsip universal yaitu keadilan, kesamaan hak-hak dasar manusia, dan hormat terhadap martabat manusia sebagai pribadi.

Keenam tahapan perkembangan moral dari Kolhlberg dikelompokkan ke dalam tiga tingkatan: 1.pra-konvensional 2.konvensional, dan 3.pasca-konvensional.

Tingkat 1 (Pra-Konvensional) 1. 2.

Orientasi kepatuhan dan hukuman Orientasi minat pribadi( Apa untungnya buat saya?)

Tingkat 2 (Konvensional) 3. Orientasi keserasian interpersonal dan konformitas( Sikap anak patut) 4. Orientasi otoritas dan pemeliharaan anggaran sosial( Moralitas hukum dan anggaran) Tingkat 3 (Pasca-Konvensional) 5. Orientasi akad sosial 6. Prinsip etika universal( Principled

conscience)

Sumber: jejak pendidikan.2016.thap-tahap moral.http://www.jejakpendidikan.com/2016/11/tahap-tahap-perkembangan-moral.html.diakses pada 8 september 2022.pada pukul 20.27wib

Pendekatan komprehensif pendidikan nilai moral ●

Istilah komprehensif yang digunakan dalam pendidikan nilai aspek seperti:



1.isi pendidikan nilai harns komprehensif, meliputi semua permasalahan yang berkaitan dengan nilai mulai pilihan nilai-nilai yang bersifat pribadi sampai pertanyaan-pertanyaan yang mengenai etika secara umum.

1.

● ●

ini mencakup berbagai

2.metode pendidikan nilai moral juga komprehensif, termasuk didalamnya inkulkasi (penanaman) nilai, pemberian teladan, dan penyiapan generasi muda agar dapat mandiri dengan mengajarkan dan terfasilitasi pembuatan keputusan moral secara bertanggung jawab dan keterampilan hidup yang lain. 3.Pendidikan nilai hendaknya terjadi dalam keseluruhan proses pendidikan . Baik dikelas, dalam kegiatan estrakurikuler, dalam proses bimbingan dan penyuluhan, dalam upacara-upacara pemberiaan

penghargaan dan semua

aspek

kehidupan.

Dilihat dari substansinya, ada 4 pendekatan yang dianggap gerakan dalam bidang pendidikan nilai yang komprehensif, yaitu realisasi niIlai, pendidikan watak, .pendidikan kewaganegaraan, dan pendidikan moral yaitu: 1.Realisasi Nilai merupakan istilah yang diutarakan oleh Sidney Simon pada tahun 1980. Hal ini merupakan gerakan utama yang pertama dalam bidang pendidikan nilai. Semua pendekatan untuk menolong individu menentukan, menyadari, mengimplementasikan, bertindak dan mencapai nilai-nilai yang mereka yakini dalam kehidupan, termqsuk pendekatan realisasi nilai. 2. Pendidikan Watak Tujuan pendidikan watak adalah mengajarkan nilai-nilai yang diterima secara luas sebagai landasan perilaku yang baik dan bertanggung jawab. Nilai-nilai ini juga digambarkan sebagai perilaku moral. Jika orang mengatakan bahwa kita perlu mengajarkan nilai-nilai kepada anak, biasanya yang dimaksudkan adalah nilatPendidikan Nilai secara nilai tradisional atau perilaku moral. 3. Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan nilai dan moral juga ditunjukan untuk mengajarkan nilai-nilai yang menjadi dasar negara, yang menjadi dasar hukum dan politik dari bangsa yang ada. 4.Pendidikan Moral Pendidikan moral mencakup pengetahuan, sikap, kepercayaan, ketrampilan, dan periJaku yang baik, jujur, dan penyayang dapat dinyatakan dengan istilah" bennoral". Tujuan lItama pendidikan moral adalah Inenghasilkan individu yang otonom, yang memahami nilai-nilai moral dan memiliki komitmen uotuk bertindak kon.sisten dengan nilai-nilai tersebut.

Pendidikan nilai moral dengan pendekatan komprehensif dipandang sesuai untuk diterapkan, karena pada masa sekarang ini kehidupan sudah semakin komplek dan perubahan di segala segi kehidupan berlangsung dengan sangat cepat. DiIiIlatpun dari segi materinya., pendidikan nilai dan moral Indonesia sudah cukup komprehensif, dikarena nilai-nilai fundamental yang dapat tertuntun kearah pencapaian kebahagiaan dunia dan akhirat untuk seluruh umat manusia telah di sampaiklan kepada subjek didik di semua jenjang pendidikan, melalui Pendidikan agam dan Pendidikan Moral Pancasila. Sumber: Zuchdi.Darmiyanti.2001 file:///C:/Users/User/Downloads/9274-22602-1PB.pdfdiakses pada 8 september 2022.pada pukul 20.25 wib

Macam-macam pendekatan metode & evaluasi pendidikan nilai SD 1. Pendekatan konstektual pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar pada saat guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupannya seharihari. Proses pembelajaran berlangsung secara alamiah dalam bentuk pesera didik bekerja dan mengalami, bukan berupa pemindahan pengetahuan dari guru kepada peserta didik. karakteristik pendekatan kontekstual memiliki delapan komponen utama yaitu. a. Memiliki hubungan yang bermakna b. Melakukan kegiatan yang signifikan c. Belajar yang diatur sendiri d. Bekerja sama e. Berfikir kritis dan kreatif f. Mengasuh dan memelihara pribadi peserta didik g. Mencapai standar yang tinggi h. Menggunakan penilaian autentik

2.Pendekatan Komunikatif Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang berlandaskan pada pemikiran bahwa kemampuan menggunakan bahasa dalam berkomunikasi merupakan tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa. Adapun ciri-ciri a. b. c. d. e. f. g. h.

pendekatan komunikatif

adalah.

Makna merupakan hal yang terpenting. Percakapan harus berpusat di sekitar fungsi komunikatif dan tidak dihafalkan Kontekstualisasi merupakan premis pertama. Belajar bahasa berarti belajar berkomunikasi. Dianjurkan berkomunikasi efektif. Latihan penubihan atau drill diperbolehkan, tetapi tidak memberatkan. Ucapan yang dapat dipahami diutamakan. Setiap alat bantu peserta didik diterima dengan baik

Kedudukan aktif. Ada a. materi b. materi c. materi

secara normal.

materi pembelajaran ditekankan pada sesuatu yang menunjang komunikasi peserta didik secara tiga jenis materi yang perlu dipertimbangakan (dalam Tarigan, 1989), yaitu: yang berdasarkan teks, yang berdasarkan tugas, dan yang berdasarkan bahan yang otentik.

3.Pendekatan Tujuan Pendekatan tujuan ini dilandasi oleh pemikiran bahwa dalam setiap kegiatan belajar mengajar, yang harus dipikirkan dan ditetapkan lebih dahulu ialah tujuan yang hendak dicapai. Dengan memperhatikan tujuan yang telah ditetapkan itu dapat ditentukan metode mana yang akan digunakan dan teknik pengajaran yang bagaimana yang diterapkan agar tujuan pembelajaran tersebut dapat dicapai.

4. Pendekatan Struktural Pendekatan struktural merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran, yang dilandasi oleh asumsi bahwa sebagai seperangkat kaidah, norma, dan aturan. Pendekatan struktural merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran, yang dilandasi oleh asumsi bahwa bahasa sebagai seperangkat kaidah, norma, dan aturan.

Evaluasi Ialah untuk menentukan angka kemajuan hasil belajar siswa, untuk mengetahui kadar pemahaman peserta didik terhadap suatu mata pelajaran, untuk melatih keberanian dan mengajak peserta didik untuk mengingat kembali materi yang telah diajarkan, dan sebagai umpan balik guru yang digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar serta program remedial. Melalui evaluasi akan diperoleh informasi tentang apa yang telah dicapai dan mana yang belum, evaluasi memberikan informasi bagi kelas dan pendidik untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.

Fungsi utama evaluasi pembelajaran di SD adalah untuk mengetahui sejauh mana kemajuan, perkembangan, serta keberhasilan peserta didik setelah melaksanakan proses pembelajaran dalam jangka waktu yang ditetapkan. Selanjutnya hasil evaluasi pembelajaran dapat difungsikan dalam perbaikan cara belajar siswa. Fungsi lain dari evaluasi pembelajaran di SD, antara lain: a. Sebagai alat pengukur ketercapaian tujuan mata pelajaran b. Sebagai alat pengukur tujuan proses belajar megajar c. Mengetahui kelemahan siswa dan dapat menyelesaikan kesulitan belajar siswa d. Menempatkan siswa sesuai dengan bakat dan minatnya serta kemampuan siswa

THANK YOU

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 MYDOKUMENT.COM - All rights reserved.