E-MADING SDI CEPI WATU Edisi.1 Juli 2022

Traditional dance of manggarai

E-MADING SDI CEPI WATU Edisi.1 Juli 2022 Susunan Redaksi

Penanggung jawab : viktoria Gore Penyunting: Neneng Juwita

E-MADING SDI CEPI WATU Edisi.1 Juli 2022 1. Caci attraction Caci is one of the unique cultural attractions and an ancient ritual bettle existing ritual in the regency is east manggarai according to manggaraian language the word caci is a combination of the two words “ca and ci”

Ca means one and ci means testing ones power endurance, skill, ability by facing an opponent through a certain fighting or game. Following the explanation above, caci can be defined as a ritual fight or game in which the opponents try to hit each other using traditional weapons, caci is not only a test of fighting ability and andurance, but also test of ambition, prestige and reputation. Caci is also an arena for artistic expression, such as singing, dancing and body movements.

E-MADING SDI CEPI WATU Edisi.1 Juli 2022 2. Rangkuk Alu dance This dance originally derived from the girls or womens daily activities at home, specyfically pounding rice together in a rice mortar using an “alu” a kind of a hard wood stick. Pounding the rice morter in aturns or concecutevely gives the special sound an ordered rhythm An anonymous creator the adopted the sound of pounding the rice into a kind of dance called rangkuk alu dance. The pounders are generally made of lengths of bamboo in performing the rangkuk alu dance, there are two groups involved, the percussionists and the dancers, the pounding involves closing and opening a special space in very limited time and the dancer should skillfully jump or dance over it.

E-MADING SDI CEPI WATU Edisi.1 Juli 2022 3. Wedi ruha manuk Wedi ruha ( wedi = injak, menginjak dan ruha= telur) wedi ruha adalah menginjak telur ayam kampung oleh mempelai perempuan yang tetap di dampingi oleh pasangan suaminya ketika masuk pertamakalinya kerumah atau kerumah adat kampung suaminya.

Apabila mempelai wanita masuk melalui rumah gendang diiringi dengan membunyikan gong dan gendang ( tebang gong gendang) menandakan meriahnya dan resmilah mempelai wanita sebagai warga kampung tersebut. Lalu seorang tua adat mengangkat dan memegang seekor ayam jantan tanda terima disampaikan dalam kepok manuk kapu sebagai pesan moral “ paka wake caler ngge’rwa saung bembang ngge’r eta. Setelah acara adat dirumah gendang selesai baru akan di antar ke rumah keluarga mempelai laki-laki

E-MADING SDI CEPI WATU Edisi.1 Juli 2022 4. Cear cumpe Cear artinya membongkar, cumpe artiya tempat tidur darurat untuk menidurkan bayi dan ibu yang baru melahirkan bayi itu dan posisinya dekat tungku api sebagai media penghangat. Makna adat acara cear cumpe adalah saat pemberian nama marga si bayi dan ibunya bisa kembali melakukan aktifitas ringan di dalam rumah maupun diluar rumah.

Sarana adat utam pada acara cear cumpe ini adalah seekor ayam jantan putih dengan mengutarakan ungkapan ( go’et paka uwa haeng wulang langkas haeng ntala) artinya tumbuh dan berkembanglah hingga mencapai bulan dan bintang .

Kalimat ini sebagai sebuah ucapan do’a dan harapan pada tuhan agar duberi umur panjang dan kesehatan dan masa depan bayi.

E-MADING SDI CEPI WATU Edisi.1 Juli 2022 Mai ga ite cama- cama lestarikan budaya manggarai