Data Loading...
Handout Kerajaan-Kerajaan Maritim Islam di Nusantara Flipbook PDF
Handout Kerajaan-Kerajaan Maritim Islam di Nusantara
137 Views
52 Downloads
FLIP PDF 12.92MB
HANDOUT
KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM MARITIM DI NUSANTARA BAHAN AJAR PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS X SEMESTER GENAP
Disusun oleh: Raihan Nisa (190731638467)
Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok
: Sejarah Indonesia : X/Genap : Zaman Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia
Kompetensi Dasar 3.8 Menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan, dan budaya pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia serta menunjukkan contoh buktibukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.
Tujuan Pembelajaran Melalui pemaparan materi, peserta didik mampu mempelajari dan memahami materi dengan mudah secara mandiri. Dengan mengerjakan evaluasi, dapat mengukur sejauh mana pemahaman peserta didik terkait materi yang sudah dipelajari.
Petunjuk: Setelah mendengarkan penjelasan materi tentang kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara, baca dan pahami materi yang ada didalam handout. Setelah memahami materi yang sudah disajikan, peserta didik menjawab doal evaluasi.
Disusun oleh: Raihan Nisa (190731638467)
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara kepulauan dan dikelilingi oleh lautan. Maka dalam sejarah Nusantara, banyak berdirinya kerajaan-kerajaan berbasis maritim yang berpengaruh, termasuk pada masa Kerajaan Islam, dari Kesultanan Samudera Pasai, Aceh, Banten, Demak, hingga Ternate dan Gowa-Tallo di kawasan timur. Masa kerajaan atau yang biasa disebut dengan kesultanan Islam di Indonesia berlangsung sejak abad ke-12 M setelah masa sebelumnya yaitu masa Kerajaan Hindu-Buddha. Mulai muncul kerajaan atau kesultanan bercorak Islam yang sekaligus semakin menggantikan eksistensi kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha. Agama Islam masuk ke Nusantara diperkirakan sudah sejak sekitar abad ke-7 Masehi, salah satu teorinya dibawa oleh kaum pedagang dari Timur Tengah. Selain itu, ada beberapa teori lainnya yang menyebut orang-orang Gujarat, Cina, maupun orang Nusantara sendiri yang membawa ajaran Islam dan kemudian berkembang dengan pesat.
Disusun oleh: Raihan Nisa (190731638467)
KERAJAAN SAMUDRA PASAI
Berdiri sejak tahun 1128 dan terletak di pantai timur Sumatra, Samudra Pasai berkembang sebagai kerajaan maritim karena didukung kawasan Selat Malaka yang strategis sehingga banyak dijadikan tempat singgah dan menetap oleh banyak pedagang. Memiliki kondisi lingkungan yang dekat dengan laut, maka kehidupan ekonomi Samudra Pasai memanfaatkan perdagangan. Banyak saudagar lokal maupun asing yang singgah untuk berniaga.
Masyarakat Samudra Pasai menggunakan koin Dinar Emas dan Keueh Timah untuk mendukung perekonomiannya. Sultan Malik Al-Saleh Meurah Silu yang mendapat gelar Sultan Malik Al-Saleh mulai memimpin kerajaan Samudra Pasai pada tahun 1267. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Samudera Pasai berhasil menguasai Selat Malaka yang pada saat itu menjadi pusat perdagangan internasional dengan lada sebagai salah satu komoditas ekspor utamanya.
Pada awal abad ke-14 Kerajaan Samudra Pasai juga menjadi pusat studi agama Islam di Asia Tenggara. Para penjabat kerajaan menjadikan lingkungan kerajaan sebagai tempat diskusi antar ulama Samudra Pasai mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Malik Az-Zahir (1326-1345) dan pada tahun 1524 Sultan Munghayat, raja Aceh Darussalam, mengusir Portugis dari Samudra Pasai yang sudah takluk. Akhirnya, wilayah Kerajaan Samudra Pasai resmi runtuh dan menjadi bagian Aceh Darussalam.
KERAJAAN ACEH DARUSSALAM
Kerajaan Aceh Darussalam didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada pada abad ke-16 dengan pusat kerajaan di ujung uata pulau Sumatra. Kerajaan Aceh berkembang dan menjadi kerajaan besar Luasnya wilayah kekuasaan di era Sultan Iskandar Muda meliputi sebagian besar pulau Sumatera, negeri sekitar Semenanjung Malaya, termasuk Johor, Malaka, Pahang, Kedah, Perak, sampai Patani
Pada masa Kekuasaan Sultan Iskandar Muda, wilayah kekuasaan Aceh mencangkup wilayah-wilayah Sumatera Utara, Riau, sampai Jambi serta kesejahteraan rakyatnya makmur. harga hasil bumi tidak dipatok rendah untuk menyokong perekonomian kerajaan. Dibangun pula bandar dagang utama didirikan dan dilakukan pengawasan untuk pergerakan orangorang asing
Sultan Iskandar Muda Kesultanan Aceh Darussalam mengalami masa kejayaan pada masa pimpinan Sultan Iskandar Muda atau Sultan Meukuta Alam pada 1607-1636 M. Sultan Iskandar Muda adalah seorang pemimpin yang tegas terhadap penjajah untuk melindungi wilayah dan rakyatnya.
Angkatan Laut Kerajaan Aceh, telah dilengkapi kapal-kapal canggih di masanya. Kapal-kapal perang ini memiliki meriam yang siap diledakkan ketika bertemu musuh. Angkatan darat memiliki puluhan ribu prajurit, pasukan kuda, dan pasukan gajah. Kekuatan Kesultanan Aceh Darussalam kala itu sangat diperhitungkan. Portugis sudah menyerah lebih lebih dahulu. Setelah meninggalnya Sultan Iskandar Muda pada tahun 1636, kerajaan Aceh mengalami kemunduran ditangan para penerusnya. Pada 26 Maret 1873, Belanda menyatakan perang dengan Kesultanan Aceh dan terjadilah Perang Sabi selama 30 tahun. Banyak jiwa yang menjadi korban. Akhirnya Sultan Aceh terahir, Sultan Muhammad Daud Syah, mengakui kedaulatan Belanda di Aceh.
KERAJAAN DEMAK
Tahukah kalian? Demak merupakan Kerajaan Maritim Islam pertama yang berada di pulau Jawa
Kerajaan Demak didirikan pada awal abad ke-16 M oleh Raden Patah ditandai dengan pembangunan Masjid Agung Demak dan perluasan wilayah. Bahkan sempat mengirim pasukan untuk menyerang kedudukan Portugis di Malaka, dalam rangka merebut dominasi di Selat Malaka.
Serangan yang dilakukan untuk menyerang Portugi di Malaka dipimpin oleh Adipati Unus yang merupakan anak dari Raden Patah. Walaupun penyerangannya gagal, ia tetap mendapat julukan Pangeran Sabrang Lor sebagai penghargaan atas keberaniannya.
Adipati Unus
Pada masa Kepemimpinan Sultan Trenggana, Kerajaan Demak memperluas kekuasaannya hingga ke seluruh Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta memantapkan penguasaan pesisir Jawa. Hampir seluruh Jawa berada di bawah kekuasaan Raden Patah Demak. Kerajaan Demak juga mengirim Fatahillah untuk menyerang Banten, Sunda Raden Patah memimpin Demak Kelapa, dan Cirebon pada 1522. Serangan tersebut bertujuan untuk memutuskan pada 1500 hingga 1518 M. Di pengaruh Portugis di Pajajaran.
bawah kepemimpinan Raden Patah, Kesultanan Demak menjadi pusat penyebaran agama Islam dengan peran sentral Wali Songo. Periode ini adalah fase awal semakin berkembangnya ajaran Islam di Jawa.
Pada tahun 1527, pasukan Demak berhasil merebut Sunda Kelapa setelah mengalahkan kekuatan Portugis. Fatahillah kemudian mengubah nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta. Pristiwa inilah yang menjadi asal-usul nama Jakarta. Setelah Sultan Trenggana gugur dalam perjalan ke Pasuruan untuk menguasai Jawa Timur, muncul Joko Tingkir yang merupakan Adipati Pajang bawahan Demak. Ia hadir untuk meredam pemberontakan Arya Penangsang. Joko Tingkir memindahkan pusaka kerajaan dari Bintoro Demak ke Pajang yang menandai berakhirnya Kerajaan Demak sekaligus awal dari Kesultanan Pajang.
KERAJAAN BANTEN
Kerajaan Banten didirikan sekitar tahun 1552 di ujung barat Pulau Jawa. Didirikan oleh oleh Syarif Hidayatullah. Kekuasaannya meliputi bagian barat Jawa, Lampung, Sumatra Selatan, dan Kalimantan Barat. Lokasi Banten strategis karena di sekitar Selat Sunda dan Laut Jawa, sehingga memungkinkan munculnya pelabuhan-pelabuhan besar untuk perdagangan. Banten menjadi kerajaan maritim yang terbuka, dengan kedatangan para pedagang asing dari Arab, Turki, Tiongkok, India, Melayu, Portugis, dan Belanda. Komoditas penting yang diperdagangkan di kerajaan Banten adalah lada. Lada banyak dihasilkan di Lampung dan Sumatra Selatan yang merupakan vassal kerajaan Banten. Adapun Kalimantan Barat merupakan penghasil berlian. Pada masa Sultan Ageng Tirtayasa, Banten mencapai puncak kejayaan. Kejayaan Banten juga dapat menandingi VOC dalam perdagangan di Maulana Hasanuddin Selat Sunda dan Laut Jawa. Pada 1552, Syarif Sultan Ageng Tirtayasa dianggap sebagai penguasa terbesar Hidayatullah yang tengah Banten, membawanya pada masa kejayaan. Pada masa ini Banten memimpin wilayah menjalin hubungan perdagangan yang terbuka dengan Makassar, kesultanan Cirebon yang Cirebon, Bangka, dan Indrapura. Perdagangan dengan Inggris, juga menguasai sebagian Perancis, dan Turki juga dibuka. Sehingga mengganggu monopoli wilayah Banten, Belanda atas rempah-rempah di Banten. Ia membuka sawahmenetapkan Maulana 1651-1683 sawah dan sistem irigasi untuk meningkatkan kesejahteraan. Hasanuddin untuk Runtuhnya Kerajaan Banten terjadi sesaat setelah Sultan Ageng Tirtayasa diturunkan, memimpin kerajaan dan digantikan Sultan Haji. Ia memberikan konsesi besar kepada VOC berupa Banten yang baru Lampung, monopoli lada, dan pembayaran biaya perang. Kerajaan Banten tidak didirikan. memiliki lagi kekuasaan dalam perdagangan, dan sultan berdiri hanya sebagai simbol kerajaan. Akhirnya tahun 1813, Pemerintah Kolonial Hindia Belanda resmi menghapus Kerajaan Banten.
KERAJAAN TERNATE
Ternate terletak di barat Halmahera dan di utara Tidore. Saat menjadi kerajaan Islam di wilayah Ambon Utara, Ternate merupakan pemasok cengkeh untuk para pedagang dari Jawa, Banten, Melayu, Makassar, dan Bugis. Kesultanan Ternate merupakan salah satu kerajaan Islam tertua di Maluku Utara yang berdiri sejak abad ke-13 Masehi. Semula, Kerajaan Ternate bukanlah kerajaan bercorak Islamagama Islam masuk ke Maluku pada abad ke-15 Masehi. Raja Ternate pertama yang memeluk Islam adalah Kolano Marhum (1466-1468).
Kerajaan ini beraliran agama Islam dan berdiri di tanah Maluku. Kerajaan ini juga sangat dikenal akan hasil rempahrempahnya, seperti pala, lada, dsb.
Sultan Baabullah
Pada Pertengahan abad ke16Sultan Baabullah berhasil membuat Ternate berjaya. Korakora sebagai kapal armada perangnya berhasil memperluas kekuasaan Ternate. Wilayah kekuasaan Ternate meliputi Maluku Utara, Pulau Buru, Seram, Sulawesi Utara, dan sekitar Teluk Tomini. Kekuasaan kerajaan Ternate meliputi 72 pulau besar dan kecil.
Di Ternate, pernah terjadi pertempuran dengan Kesultanan Tidore. Ternate memimpin Uli Lima untuk bersaing dengan Tidore yang memimpin Uli Siwa. Persaingan itu semakin buruk ketika Portugis dan Spanyol datang berebut rempahrempah di Maluku. Portugis semakin ingin menguasai Ternate setelah Spanyol pergi dari Maluku akibat Perjanjian Saragosa.
Tahukah Kalian? Uli Lima yang dipimpin oleh Kesultanan Ternate merupakan sebutan untuk wilayah Bacam, Seram, Obi, dan Ambon yang disebut dengan persekutuan lima saudara. sedangkan Uli Siwa dipimpin oleh Kesultanan Tidore, meliputi wilayah Halmahera, Jalilao sampai Papua. disebut dengan persekutuan sembilan saudara
Kesultanan Ternate mulai melemah sepeninggal Sultan Baabullah (15701583). Pengaruh dan kekuasaan Belanda semakin kuat terhadap Ternate. Secara leluasa, Belanda membuat peraturan melalui sultan yang membuat rakyat merugikan.
KERAJAAN GOWA-TALLO
Kerajaan Gowa berawal dari penyatuan sembilan distrik yang disebut bate salapang oleh Pancalaya (ketua dewan adat), kemudian didirikan kerajaan dengan raja pertama bernama Tumanurung. Islam masuk ke Gowa pada masa Raja Gowa X, Karaeng Tunipallangga Ulaweng. Adapun Raja Gowa XIV I Mangarangi Daeng Manrabia (Sultan Alauddin) merupakan raja pertama yang beragama Islam (1593-1639) yang melanjutkan takhta Tonipasulu. Saat Sultan Hasanuddin memimpin, Kesultanan Gowa-Tallo mencapai puncak kejayaan, termasuk berhasil menguasai jalur perdagangan di Nusantara bagian timur. Ketika VOC dari Belanda mulai berusaha menancapkan pengaruhnya di Makassar, terjadilah serangkaian perang pertanda perlawanan dari Kesultanan Gowa-Tallo di bawah pimpinan Sultan Hasanuddin.
Isi Perjanjian Bongaya:
Sultan Hasanuddin Sultan Hasanuddin adalah Raja Gowa ke-16, atau Sultan Gowa ke-3 sejak kerajaan ini mulai memeluk Islam. Kesultanan Gowa mencapai masa kejayaannya ketika dipimpin oleh Sultan Hasanuddin atau yang dijuluki sebagai Ayam Jantan dari Timur.
1. Makassar harus mengakui monopoli VOC. 2. Wilayah Makassar dipersempit hingga tinggal Gowa saja. 3. Makassar harus membayar ganti rugi atas peperangan. 4. Hasanuddin harus mengakui Aru Palakka sebagai Raja Bone. 5. Gowa tertutup bagi orang asing selain VOC. 6. Benteng-benteng yang ada harus dihancurkan kecuali Benteng Rotterdam.
Peperangan yang terjadi melibatkan antara Kesultanan Gowa melawan VOC yang dibantu dengan Bone. Perang ini pun berakhir dengan digelarnya Perjanjian Bongaya pada 1667.
Perjanjian Bongaya ini sekaligus menjadi awal dari keruntuhan Kesultanan Gowa-Tallo yang kemudian benar-benar terjadi setelah Sultan Hasanuddin wafat pada 12 Juni 1670
EVALUASI Setelah membaca dan mehamami materi yang terlah disajikan, kerjakan soal evaluasi dibawah ini! 1. Perhatikan indikator berikut! 1) Pusat dakwah keagamaan 2) Pusat perdagangan 3) Tempat penyimpanan barang dagangan 4) Tempat persinggahan kapal 5) Tempat pertemuan para raja Fungsi pelabuhan bagi kerajaan maritim pada masa islam ditunjukkan oleh angka... a. 1), 2), dan 3) b. 1), 4), dan 5) c. 2), 3), dan 4) d. 2), 3), dan 5) e. 3), 4), dan 5) 2. Kerajaan Samudera Pasai untuk memperlancar aktivitas perdagangan salah satu upayanya adalah... a. menumpas para bajak laut b. menghapus sistem pajak c. membangun sejumlah pelabuhan d. mengeluarkan mata uang emas e. menerapkan monopoli perdagangan 3. Kerajaan Demak mulai mengalami kemunduran sepeninggalan Sultan Trenggono pada tahun 1546. Kondisi tersbut disebabkan oleh konflik didalam kerajaan yaitu... a. perebutan kekuasaan antara Pangeran sekar Sedo Lepen dan Pangeran Prawoto b. perang saudara antara Pangeran Prawoto dan Arya Penangsang c. pemberontakan daerah kekuasaan Demak di pesisir Pulau Jawa d. perbedaan pendapat antara golongan ulama dan bangsawan e. perpindahan ibu kota kerajaan dari Demak ke Pajang 4. Latar Belakang pembentukan Uli Lima (Ternate) dan Uli Siwa (Tidore) adalah... a. keinginan rakyat Maluku menyatukan wilayah Kepulauan Maluku b. persaingan memperebutkan pasar untuk menjual rempah-rempah c. persaingan memperebutkan wilayah kekuasaan di Sulawesi Selatan d. keinginan menunjukkan perbedaan status sosial setiap daerah e. hubungan kerja sama untuk menyerang VOC di wilayah Sulawesi Selatan 5. Pada masa kerajaan Islam, sultan berperan penting sebagai kepala pemerintahan. Selain itu, sultan dianggap sebagai... a. pemimpim ulama b. penerus para nabi c. wakil Tuhan di dunia d. utusan Allah di dunia e. penguasa alam semesta
DAFTAR RUJUKAN Sumber Referensi: Darmawijaya, Kesultanan Islam Nusantara, Pustaka Al-Kautsar,Jakarta: 2010. Wardaya. (2009) Cakrawala Sejarah Untuk SMA/MA Kelas XI (Program IPS). Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Hapsari, R. Adil, M.(2016) Sejarah untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. De Graaf, H.J. Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa. Jakarta: Pustaka Grafi tipers, 1985. Sejarah Nasional Indonesia: Jaman Pertumbuhan dan Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2009. Sri Sulastri dan Dwidjosulistya. Sejarah untuk kelas SMA/MA kelas XI. Bandung: CV Armico, 2014
Sumber Foto: https://ringtimesbanyuwangi.pikiran-rakyat.com/sejarah/pr-17702593/kerajaan-samudra-pasai-sejarahkerajaan-islam-pertama-di-indonesia http://sejarahbudayanusantara.weebly.com/kerajaan-samudra-pasai.html https://sejarahlengkap.com/indonesia/sejarah-kesultanan-aceh-darussalam https://bacacoding.blogspot.com/2020/03/kerajaan-demak-pendiri-sejarah-silsilah.html https://republika.co.id/berita/selarung/nostalgia-abah-alwi/19/05/17/prmhbp282-banten-lamaprimadona-perdagangan-dunia https://www.liputanindonesianews.com/detail/26719/asal-usul-sejarah-kesultanan-ternate-danpeperangannya.html https://www.dosenpendidikan.co.id/kerajaan-gowa-tallo/