Data Loading...
Materi BKSN Orang Muda dan Dewasa - Keban 2022 Flipbook PDF
Materi BKSN Orang Muda dan Dewasa - Keban 2022
113 Views
66 Downloads
FLIP PDF 376.01KB
MATERI PENDALAMAN KITAB SUCI BKSN 2022 UNTUK ORANG MUDA DAN DEWASA
Delegatus Kitab Suci Keuskupan Banjarmasin Kantor Pusat Karya Pastoral Jl. Veteran no. 2 - Banjarmasin Tengah [email protected] - Tlp. (0511) 3271380. HP/WA 081256717474
2
pengantar Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, dalam suasana peringatan hari Kemerdekaan Indonesia kita akan memasuki Bulan Kitab Suci Nasional 2022. Tema hari kemerdekaan Indonesia yang ke 77 ini adalah “Pulih lebih cepat, Bangkit lebih kuat”. Tema yang menyemangati dan inspiratif bagi kita semua warga negara Indonesia. Seiring dengan tema perayaan Kemerdekaan Indonesia, tema Bulan Kitab Suci Nasional tahun ini, yaitu “Allah Sumber Harapan Hidup Baru” juga sangat inspiratif dan mengingatkan kita sebagai orang beriman yang diharapkan selalu mendasarkan hidup dan pengharapannya kepada Tuhan. Kita baru saja beranjak dari keterpurukan akibat Pandemi Covid-19 yang telah mengubah banyak hal dalam hidup kita. Sekarang, perlahan-lahan kita diajak berdamai dengan keadaan ini. Sudah saatnya kita bangkit dan menata diri kembali dengan didasari oleh kepercayaan bahwa Tuhan adalah satusatunya sumber harapan kita dalam menjalani hidup yang baru. Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, dDi tahun Gereja Inklusif ini, kita harus bahu membahu dengan saudara-saudari kita untuk bangkit dan mengatasi dampak pandemi yang baru saja kita lewati. Usaha ini harus didasari oleh kepercayaan kepada Tuhan dan mengikis mentalitas hidup beragama yang palsu supaya iman sungguh terwujud dalam hidup bersama orang lain, entah mereka seiman atau tidak. Semoga pendalaman Kitab Suci meneguhkan iman kita dan memampukan kita untuk keluar dari persoalan yang kita hadapi. Keempat subtema pertemuan BKSN kali ini adalah: 1. Allah Sumber Harapan untuk Menangkis Mentalitas Keagamaan Palsu (Am. 5:4-6) 2. Allah Sumber Harapan untuk Melawan Ketidakadilan (Am. 5:14-17) 3. Allah Sumber Harapan karena Kasih Setia-Nya (Hos. 6:1-6) 4. Allah Sumber Harapan karena Kerahiman-Nya (Hos. 11:1-11) Kita akan memakai metode Sharing Tujuh Langkah. Semoga semua komunitas dan stasi dapat melaksanakan pendalaman Kitab Suci. Kegiatankegiatan BKSN hendaknya dilaksanakan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Jangan lupa, gerakan paripurna membaca Alkitab harus tetap dikobarkan. Tuhan memberkati. 2
PERTEMUAN I
3
TEMA: Allah Sumber Harapan Untuk Melawan Mentalitas Keagamaan Palsu BACAAN: Amos 5:4-6 TUJUAN: Agar peserta mengetahui, memahami, menghayati dan mewujudkan harapan pada Allah untuk melawan hidup keagamaan yang palsu GAGASAN POKOK Tidak dapat disangkal bahwa selama masa pandemi ini, kehidupan iman kita sungguh diguncang. Menanggapi hal itu, berbagai cara dibuat untuk meningkatkan relasi dengan Allah. Meskipun demikian, ada yang secara salah memahami dan menjalankan hidup keagamaannya, bahkan ada pula yang memilih cara-cara lain yang bertentangan dengan iman yang dianutnya. Seruan Amos di Amos 5:4-6, membantu kita semua untuk melihat dan mengevaluasi kembali mentalitas hidup keagamaan kita yang bisa saja jauh dari yang diharapkan. Pada zamannya, orang Israel berupaya membina relasi dengan Tuhan, tetapi mereka tidak menemui-Nya. Itulah sebabnya, melalui Amos, Tuhan dua kali meminta orang Israel untuk mencari-Nya. Kita pun diajak untuk mencari dan mengenal Tuhan dengan sungguh-sungguh. PELAKSANAAN PERTEMUAN 1. DOA MENGHADIRKAN TUHAN A. Lagu Pembuka MB 212 dan Tanda Salib B. Kata Pengantar Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, dalam pertemuan pertama ini, kita diajak untuk mendalami dan merenungkan kitab Amos, yakni Amos 5:46. Gagasan utama dari perikop ini adalah permintaan agar orang Israel mencari Tuhan. Menemukan Tuhan merupakan jaminan untuk memperoleh kehidupan. Dengan mendalami dan merenungkan perikop ini, kita diharapkan untuk terus-menerus mencari Tuhan dalam hidup kita, terutama di tengah situasi pandemi sekarang ini. Kita awali pertemuan ini dengan doa. C. Doa Pembuka Allah sumber harapan, kami berterima kasih karena Engkau menyelenggarakan kehidupan kami dan tetap memelihara kami hingga saat 3
4 ini di tengah pandemi yang berkepanjangan. Kami yakin bahwa Engkau berjalan bersama kami dan menuntun hidup kami agar kami tetap teguh dalam iman kepada-Mu. Semoga hati kami semakin terbuka dan senantiasa mendengarkan sabda-Mu yang menjadi pedoman hidup kami. Engkaulah harapan kami satu-satunya, yang mengarahkan kami dalam situasi yang kurang menguntungkan ini. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau, dalam persekutuan dengan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin. 2. MEMBACAKAN TEKS KITAB SUCI Pemandu atau peserta membacakan kitab Amos 5:4-6 dengan jelas, lantang dan tidak tergesa-gesa. Setelah itu, peserta diberi kesempatan untuk membacanya sendiri.
3. MENDALAMI TEKS KITAB SUCI Pemandu mengajak peserta mendalami kitab Amos 5:4-6 dengan dipandu pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
a. Apa yang diminta Tuhan dari kaum Israel supaya mereka hidup? Lihat ay. 4 dan 6. b. Tempat-tempat mana saja yang dilarang untuk dikunjungi dalam perikop ini? Lihat ay. 4. c. Dengan apa Betel akan dilenyapkan? Lihat ay. 6. 4. SHARING IMAN Pemandu mengajak peserta berbagi pengalaman hidup. Sharing tidak boleh menjadi bahan diskusi atau debat. Pertanyaan-pertanyaan ini bisa menjadi bahan sharing:
a. b. c. d.
Apa yang lebih saya cari dalam hidup, Tuhan termasuk jadi prioritas? Apa kebiasaan-kebiasaan yang menjauhkan saya dari Tuhan? Pernahkah saya merasakan teguran Tuhan? Apakah terdapat kesesuaian antara perkataan dan perbuatan saya?
5. PENEGUHAN DARI PEMANDU Pemandu harus mendengarkan sharing peserta dan bisa mengutipnya sebagai peneguhan. Lalu pemandu menyampaikan peneguhan berdasar kitab Amos 5:4-6
Saudara-saudari, pesan utama perikop yang kita renungkan tadi adalah undangan untuk mencari Tuhan, yang berarti memusatkan perhatian pada upaya untuk menemui-Nya dalam kehidupan. Nabi Amos mengulangi seruan 4
5 Tuhan agar umat mencari-Nya, sebab Tuhan menjanjikan kehidupan. Satu dua pesan dapat diambil dari perikop singkat ini. Pertama, kehidupan keagamaan yang sejati terletak pada kesesuaian antara ibadah dan praktik hidup. Perubahan-perubahan yang terjadi dengan tata ibadah atau kebaktian selama masa pandemi Covid-19 agar dapat tetap berjumpa dengan Tuhan mesti dibarengi juga dengan sikap hidup yang mencerminkan kedekatan dengan-Nya. Jika tidak, orang sebenarnya sedang menghayati hidup keagamaan yang palsu. Iman kepada Tuhan hanya dapat dihidupi dalam perbuatan nyata, sebab iman tanpa perbuatan pada hakikatnya adalah mati (bdk. Yak. 2:17). Kedua, hanya dalam Tuhan ada kehidupan yang sejati. Pandemi Covid-19 membuat semua orang seakan-akan kehilangan harapan dan kehidupan. Tuhan sendiri dirasakan hilang dari tengah-tengah pergulatan hidup mati manusia. Namun, sesungguhnya situasi sulit seperti ini merupakan ujian yang memurnikan kehidupan iman dan keagamaan setiap pengikut Kristus. Orang yang memiliki iman yang kokoh dan setia pada ajaran Katolik akan berupaya untuk mencari jalan guna menemui Tuhan dalam kesatuan dengan umat-Nya. Kehadiran satu sama lain adalah dukungan nyata bagi kehidupan bersama. Kesetiaan pada ibadah secara daring, meskipun terlihat menghadirkan kemudahan, tidak menghadirkan kebersamaan yang diajarkan oleh Gereja. Prinsip dasar dari perayaan sakramen dalam Gereja adalah kehadiran yang nyata dari individu-individu di dalam perayaan tersebut. Kebersamaan ini pada saatnya akan membantu setiap orang beriman untuk peduli satu sama lain dan secara nyata menolong mereka yang benar-benar membutuhkan, terdorong oleh semangat kebersamaan dalam keluarga iman. Kehidupan jemaat perdana bisa menjadi contoh bagi praktik iman seperti ini. Ketiga, Betel, Gilgal, dan Bersyeba menuntun ke arah yang salah. Tanpa disadari, dalam situasi yang tidak menguntungkan ini, orang-orang berupaya menemukan jalan keluar yang bisa menenangkan batin. Mereka melarikan diri dari Tuhan dan mencari pemenuhan batin pada hal-hal yang makin menjauhkan diri mereka dari-Nya. Mereka menciptakan zona nyaman dengan menciptakan Betel, Gilgal, dan Bersyeba yang baru. Zona nyaman ini membuat mereka seakan-akan menemukan ilah yang baru, yang memberikan kenyamanan dan yang sesuai dengan keinginan mereka. Namun, sama seperti Yerobeam menodai Betel dengan membuat patung 5
6 anak lembu emas agar orang tidak lagi berziarah ke Yerusalem, zona nyaman itu menjadi tandingan agar orang tidak lagi mengikuti pola-pola tradisional dalam menghidupi iman mereka. Yesus sendiri mengkritik gaya hidup orang Farisi dan para ahli Taurat. Mereka memang mengetahui dengan baik seluk-beluk agama dan berupaya agar semua orang menjalaninya dengan konsekuen. Sayangnya, mereka sendiri hanya menjalankan hidup keagamaan mereka supaya dilihat orang (Mat. 23:5), padahal hati mereka jauh dari Tuhan (Mrk. 7:6-7), sebagaimana yang dinubuatkan oleh Nabi Yesaya (Yes. 29:13). Itulah sebabnya dengan amat tegas Yesus berkata, “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga” (Mat. 5:20). Dalam hidup beragama, antara puja-puji di bibir dan praktik hidup nyata mesti bersesuaian. 6. DOA PERMOHONAN Pemandu mengajak peserta untuk berdoa spontan. Doa bisa berupa pujian, syukur, permohonan dan sebagainya. Setelah doa-doa dipanjatkan, pemandu mengajak para peserta untuk mendoakan “Bapa Kami.”
7. RENCANA KEGIATAN ATAU AKSI Pemandu mengajak peserta merencanakan Aksi nyata yang akan dilakukan selama satu minggu ke depan untuk mewujudkan harapan kepada Allah agar bisa melawan mentalitas keagamaan palsu. Misalnya, kembali aktif mengikuti Misa off-line, aktif dalam kegiatan Gereja atau komunitas dan kegiatan masyarakat.
PENUTUP A. Pengumuman B. Doa Penutup Allah yang mahakuasa, Engkau senantiasa mengundang kami untuk datang kepada-Mu, menemukan kehidupan yang sejati bersama-Mu. Kami telah merenungkan sabda-Mu yang mengingatkan kami untuk menemukan kedamaian sejati dalam dan bersama-Mu. Semoga kami dapat mengamalkan hidup kami dengan baik, sehingga kami dapat memperkenalkan Dikau kepada sesama kami. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.. Amin C. Lagu Penutup MB 306 6
P E R T E M U A N II
7
TEMA: ALLAH SUMBER HARAPAN UNTUK MELAWAN KETIDAKADILAN BACAAN : Amos 5:14-17 TUJUAN: Agar peserta mengetahui, memahami, menghayati dan mewujudkan harapan kepada Allah untuk melawan ketidakadilan. GAGASAN POKOK Ketika pandemi Covid-19 merebak, semua aspek kehidupan berubah. Salah satu hal negatif yang muncul dari perubahan situasi ini adalah ketidakadilan sosial dan kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin. Pendalaman teks Am0s 5:14-17 dimaksudkan untuk melihat kembali situasi hidup kita dan meneguhkan kita untuk mencari yang baik dan membenci yang jahat, untuk menegakkan keadilan dalam hidup harian kita dan memunculkan semangat solidaritas di antara kita. Seruan Tuhan melalui Amos agar umat mencari keadilan dan meninggalkan kejahatan merupakan seruan yang sangat relevan bagi situasi kita sekarang ini. Ketidakadilan akan memisahkan relasi satu sama lain dan dengan Tuhan sendiri. Hidup baru adalah hidup yang ditandai dengan merajanya keadilan dan bertumbuhnya kebaikan. PELAKSANAAN PERTEMUAN 1. DOA MENGHADIRKAN TUHAN A. Lagu Pembuka MB 211 dan Tanda Salib B. Kata pengantar Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, dalam pertemuan kedua ini kita akan mendalami perikop Amos 5:14-17. Dalam perikop singkat ini, melalui seruannya, Nabi Amos mengingatkan dan mengajak kita untuk senantiasa mencari yang baik dalam kehidupan ini. Kecintaan terhadap kebaikan membawa konsekuensi tumbuhnya kehendak untuk menegakkan keadilan dan meninggalkan kejahatan. Mari kita siapkan hati kita untuk mendengarkan sabda Tuhan dan kita awali pertemuan kita dengan doa. C. Doa Pembuka Allah yang kekal dan kuasa, Engkau selalu melimpahi kami dengan segala 7
8 kebaikan dan melindungi kami dari kegelapan dosa. Teguhkanlah kami agar tetap mencari Dikau, sumber kebaikan sejati, sehingga kami dapat menemukan kebenaran dan mempraktikkannya dalam hidup harian kami. Semoga kami pun menjadi orang yang solider dengan sesama yang berkekurangan dan berjuang bersama mereka yang diperlakukan tidak adil. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau, dalam persekutuan dengan Roh Kudus, Allah sepanjang segala. Amin. 2. MEMBACAKAN TEKS KITAB SUCI Pemandu atau peserta membacakan kitab Nabi Amos 5:14-17 dengan jelas, lantang dan tidak tergesa-gesa. Setelah itu, peserta diberi kesempatan untuk membaca sendiri.
3. MENDALAMI TEKS KITAB SUCI Pemandu mengajak peserta mendalami kitab Amos 5:14-17 dengan pertanyaanpertanyaan berikut ini:
a) Apa yang harus dilakukan oleh orang Israel supaya mereka hidup? Lihat ay. 14. b) Apa yang harus dilakukan oleh orang Israel agar mereka dikasihani Tuhan, Allah semesta alam? Lihat ay. 15. c) Secara khusus, apa yang harus dilakukan oleh orang Israel terhadap kebaikan dan terhadap kejahatan? Lihat ay. 14-15. d) Apa konsekuensinya kalau orang Israel tidak memenuhi perintah Tuhan? Lihat ay. 16-17. 4. SHARING IMAN Peserta diajak berbagi pengalaman hidup. Sharing tidak boleh menjadi bahan diskusi atau perdebatan. Pertanyaan-pertanyaan berikut bisa dijadikan bahan sharing:
a. b. c. d.
Apakah saya berlaku adil dan benar terhadap sesama selama pandemi ini? Apa usaha saya untuk melawan ketidakadilan? Apa yang saya buat untuk meningkatkan solidaritas dengan sesama? Bagaimana menjembatani kesenjangan sosial yang terjadi di sekitar kita?
5. PENEGUHAN DARI PEMANDU Pemandu perlu mendengarkan sharing peserta dan bisa mengutipnya untuk peneguhan. Lalu pemandu memberi peneguhan berdasarkan kitab Amos 5:14-17 :
8
9 Keadilan selalu menciptakan kehidupan yang baik dan harmonis karena setiap orang diperlakukan dengan baik, sesuai dengan harkat, martabat, dan hak-haknya. Idealisme seperti inilah yang diharapkan untuk dipraktikkan di dalam kehidupan bersama, sebab keadilan akan memperkuat kehidupan bersama dan meningkatkan penghargaan terhadap masing-masing pribadi. Di tengah pandemi Covid-19, praktik keadilan mengalami tantangan yang berat karena situasi wabah menyebabkan orang-orang berusaha menyelamatkan diri mereka sendiri. Yang memiliki koneksi atau modal finansial yang memadai bisa memperoleh akses yang lebih baik daripada mereka yang tidak memiliki apa pun. Orang-orang tidak diperlakukan dengan baik; martabat manusiawi mereka tidak dihargai. Kejahatan bisa muncul dari situasi yang tidak bersahabat ini. Nasihat Amos untuk tidak mencari yang jahat merupakan nasihat yang tepat agar wabah ini tidak dimanfaatkan demi kepentingan pribadi. Karena itu, dengan tegas Amos juga meminta untuk membenci yang jahat agar keadilan meraja. Ketidakadilan selalu menciptakan penderitaan. Yang amat menderita adalah orang-orang kecil dan sederhana. Mereka tidak berdaya ketika keadilan tidak ditegakkan secara transparan di pintu-pintu gerbang kota atau di depan umum. Dalam situasi pandemi Covid-19, kita mesti memperhatikan praktik keadilan agar tidak ada kesenjangan yang tajam antara yang kaya dan yang miskin, yang kemudian menciptakan kelompok yang kuat dan kelompok yang lemah. Tuhan tidak akan hadir dalam setiap praktik ketidakadilan. Ia membenci ketidakadilan karena ketidakadilan merupakan kejahatan. Hal yang bisa dibuat oleh semua orang di tengah situasi ketidakadilan dan kesenjangan sosial adalah meningkatkan solidaritas di antara sesama manusia. Solidaritas ini akan mempererat relasi kemanusiaan yang renggang akibat pembatasan sosial, dan juga turut membantu sesama yang amat berkekurangan untuk bangkit dari keterpurukan mereka. Yesus sendiri secara khusus mengecam ketidakadilan dan praktik hidup orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang menjauhkan solidaritas. Misalnya, mereka meletakkan beban yang berat pada orang lain, padahal mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Mereka menuntut orang lain melakukan kewajiban-kewajiban hidup keagamaan, meski mereka sendiri tidak mempraktikkannya (Mat. 23:1-4). Praktik semacam ini merenggangkan relasi sosial, yang pada gilirannya tidak bisa meningkatkan solidaritas. 9
10 Keadilan dapat terwujud dalam masyarakat ketika satu sama lain mau menerima sebagai saudara dan tidak membeda-bedakan sesama. 6. DOA PERMOHONAN Pemandu mengajak peserta untuk berdoa spontan. Doa bisa berupa pujian, syukur, permohonan dan sebagainya. Setelah doa-doa dipanjatkan, pemandu mengajak para peserta untuk mendoakan “Bapa Kami.”
7. RENCANA KEGIATAN ATAU AKSI Pemandu mengajak peserta membuat aksi nyata yang akan dilakukan selama seminggu ke depan untuk mewujudkan keadilan.
PENUTUP A. Pengumuman B. Doa Penutup Allah Bapa yang maha pengasih, kami bersyukur atas sabda-Mu yang meneguhkan kami. Semoga kami senantiasa mencari sabda-Mu dan menghidupinya dengan konsekuen, sehingga kami selalu diantar untuk melakukan yang baik, menciptakan keadilan, dan menolong sesama yang membutuhkan bantuan kami. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin C. Lagu Penutup MB 296
P E R T E M U A N III TEMA : ALLAH SUMBER HARAPAN KARENA KASIH SETIANYA BACAAN: HOSEA 6:1-6 TUJUAN: Agar peserta mengetahui, memahami, menghayati dan mewujudkan harapan kepada Allah yang penuh kasih setia. GAGASAN POKOK Selama pandemi, Allah kelihatan diam dan tidak menunjukkan kuasa-Nya, meski sesungguhnya Ia tetap bekerja dan menuntun umat manusia kepada jalan keselamatan. Melalui Nabi Hosea, Allah meminta agar umat Israel setia kepada-Nya. Ia sendiri setia kepada umat-Nya dan terus berupaya agar relasi 10
11 kasih setia itu tidak putus. Bagi Allah, yang terpenting adalah kasih setia, bukannya kurban persembahan. Hidup yang baru adalah hidup yang dipenuhi dengan kasih satu sama lain karena menyadari bahwa setiap pribadi dikasihi Tuhan. Dalam pertemuan ini, kita akan mendalami tentang Allah yang hadir dalam segala zaman, termasuk di tengah situasi yang sedang kita alami sekarang. Kita diajak untuk melihat kasih Allah yang tetap menyertai kita dalam masa sulit ini. Ia hadir dalam dan melalui berbagai cara, termasuk dalam bentuk solidaritas yang terbangun di antara kita. PELAKSANAAN PERTEMUAN 1. DOA MENGHADIRKAN TUHAN A. Lagu Pembuka MB 210 dan Tanda Salib B. Kata pengantar Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, pada pertemuan ketiga ini, kita akan mendalami kitab Hosea 6:1-6. Perikop ini mengungkapkan kasih setia Allah itu selalu ada seperti fajar dan seperti hujan yang mengairi dan menyegarkan bumi. Dengan mendalami dan merenungkan perikop ini, kita diharapkan menyadari dan melihat kembali kasih Allah yang tetap menyertai dan menolong kita dalam situasi pandemi ini. Kesetiaan Allah ini juga bisa menjadi inspirasi bagi kita untuk saling menolong satu sama lain. Mari kita buka pertemuan kita dengan doa. C. Doa Pembuka Allah yang penuh belas kasihan, kami bersyukur atas kerelaan Putra-Mu untuk turun ke tengah dunia dan tinggal di antara kami. Ia menjadi bukti kesetiaan kasih-Mu yang tidak terhingga kepada kami. Semoga kami tetap merasakan kehadiran dan kasih-Mu itu di dalam perjuangan hidup kami. Mampukanlah kami agar dapat membagikan kasih yang kami terima itu kepada sesama kami. Demi Yesus Kristus, Tuhan dan Pengantara kami, yang hidup dan meraja bersama Dikau dalam persekutuan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin. 2. MEMBACAKAN TEKS KITAB SUCI Pemandu atau peserta membacakan kitab Nabi Hosea 6:1-6 dengan jelas, lantang dan tidak tergesa-gesa. Setelah itu, peserta diberi kesempatan untuk membaca sendiri.
11
12 3. MENDALAMI TEKS KITAB SUCI Pemandu mengajak peserta merenungkan kitab Nabi Hosea 6:1-6 dengan panduan pertanyaan-pertanyaan ini:
a. Apa yang dilakukan oleh Tuhan kepada orang Israel? Lihat ay. 1-2, 5. b. Bagaimana kesetiaan Tuhan digambarkan dalam perikop ini? Lihat ay. 3. c. Bagaimana gambaran kasih setia Efraim, yakni orang Israel, kepada Tuhan? Lihat ay. 4. d. Apa yang lebih disukai oleh Tuhan? Lihat ay. 6. 4. SHARING IMAN Peserta diajak berbagi pengalaman hidup. Sharing tidak boleh menjadi bahan diskusi atau perdebatan. Pertanyaan berikut bisa dijadikan bahan sharing:
a. Apakah saya merasakan dan mengalami kasih setia Tuhan selama masa pandemi ini? b. Apakah ada pemahaman baru tentang Tuhan yang saya temukan selama masa pandemi ini? c. Apakah saya juga turut mengasihi Tuhan dengan menolong sesama yang membutuhkan? 5. PENEGUHAN DARI PEMANDU Pemandu perlu mendengarkan sharing peserta dan bisa mengutipnya sebagai peneguhan. Lalu pemandu menyampaikan peneguhan berdasar kitab Hosea 6:1-6.
Allah kita adalah Allah yang selalu mengupayakan yang terbaik bagi kita. Dia bukan hanya menerkam, tetapi juga menyembuhkan. Dia bukan hanya memukul dan melukai, tetapi juga membalut luka-luka. Dia bahkan juga menghidupkan dan membangkitkan, sehingga orang dapat berdiri tegak di hadapan-Nya. Ajakan untuk berbalik kepada Tuhan merupakan ajakan untuk disembuhkan, dihidupkan, dan dibangkitkan. Orang Israel diajak untuk sungguh-sungguh mengenal Tuhan. Pengenalan yang baik dan mendalam akan membantu seseorang mengetahui dengan tepat apa yang menjadi kehendak Tuhan. Hal ini berguna sekali untuk mengatasi persepsi atau pandangan yang salah tentang Tuhan. Di ay. 6 disebutkan bahwa Tuhan lebih menyukai pengenalan akan diri-Nya daripada kurban-kurban bakaran. Kurban bakaran bisa saja dipersembahkan tanpa pengenalan akan Allah. Karena itu, pengenalan akan Allah jelas lebih 12
13 bermakna, sebab dengan itu, orang Israel mengetahui dengan pasti siapa Allah mereka. Tuhan selalu setia kepada umat-Nya. Di ay. 3, kesetiaan Tuhan itu digambarkan seperti fajar yang selalu menyingsing di pagi hari atau seperti hujan yang turun pada akhir musim. Sementara itu, kesetiaan manusia terhadap Tuhan ternyata amat singkat, diibaratkan dengan embun pagi yang hilang pagi-pagi benar atau seperti kabut pagi. Kesetiaan Tuhan memang tidak dapat dibandingkan dengan kesetiaan orang Israel. Namun, hal ini diangkat agar setiap orang Israel perlu belajar sungguh-sungguh mengenal-Nya. 6. DOA PERMOHONAN Pemandu mengajak peserta berdoa spontan. Doa bisa berupa pujian, syukur, permohonan dan sebagainya. Setelah doa-doa dipanjatkan, pemandu mengajak para peserta mendoakan “Bapa Kami.”
7. RENCANA KEGIATAN ATAU AKSI Pemandu mengajak peserta membuat aksi nyata yang akan dilakukan selama satu minggu ke depan untuk membagikan kasih setia Tuhan kepada sesama.
PENUTUP A. Pengumuman B. Doa Penutup Allah yang mahabaik, kami telah merenungkan sabda-Mu yang mengajak kami untuk lebih sungguh-sungguh lagi mengenal Dikau. Semoga kami bisa mengalami kasih setia-Mu yang selalu hadir menemani hidup kami, sehingga kami pun dimampukan untuk menemani dan menolong sesama kami, terutama mereka yang sangat membutuhkan bantuan. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin C. Lagu Penutup MB 305
P E R T E M U A N IV TEMA : ALLAH SUMBER HARAPAN KARENA KERAHIMAN-NYA BACAAN: Hosea 11:1-11 TUJUAN: Agar peserta mengetahui, memahami, menghayati dan mewujud13
14 kan harapan kepada Allah yang penuh kerahiman. GAGASAN POKOK Pandemi yang mulai berlalu meninggalkan banyak perubahan. Salah satunya adalah perubahan pandangan tentang Tuhan. Bagi sejumlah orang, Tuhan dirasakan sebagai sosok yang menjauh karena kehadiran-Nya tidak dirasakan dalam situasi yang buruk ini. Ada pula orang yang bahkan melihat Tuhan sebagai sosok yang kejam karena membiarkan semua ini terjadi. Sosok Tuhan yang penuh kerahiman atau yang berbelas kasihan tetap hadir dalam segala situasi, termasuk dalam masa pandemi ini. Di tengah segala perubahan yang drastis, di tengah kehancuran sistem-sistem dalam kehidupan bersama, Tuhan tetap berjalan mendampingi umat-Nya melewati segala tantangan yang ada. Kehadiran-Nya mungkin terasa senyap, tetapi sebenarnya mengundang umat manusia untuk secara sungguh-sungguh mengenal-Nya. Kita diajak untuk menyadari kerahiman Tuhan yang memelihara kita dengan berbagai cara dalam segala situasi kehidupan kita. PELAKSANAAN PERTEMUAN 1. DOA MENGHADIRKAN TUHAN A. Lagu Pembuka MB 214 dan Tanda Salib B. Kata pengantar Saudara-saudari yang terkasih, kita akan mendalami bersama kitab Hosea 11:1-11. Perikop ini menggambarkan perjalanan relasi Tuhan dengan umat Israel dan membantu kita untuk melihat kembali perjalanan relasi kita dengan Tuhan selama masa pandemi ini. Bisa jadi kita terlalu fokus pada diri kita sendiri dan tidak melihat penyelenggaraan Tuhan yang berbelaskasihan. Seperti sabda-Nya, “Aku tidak datang untuk menghanguskan,” Ia juga pasti hadir dalam masa sulit untuk menyelamatkan kita dan mengantar kita ke arah yang lebih baik. Mari kita awali pertemuan kita dengan berdoa. C. Doa Pembuka Allah yang berbelaskasihan, kami berterima kasih karena Engkau menuntun dan melindungi kami melewati setiap tantangan hidup kami. Kami mengakui bahwa kadang kala kami tidak merasakan kehadiran-Mu yang penuh kerahiman. Bukalah hati kami agar kami selalu mengalami bahwa Dikau 14
15 selalu menarik kami dengan ikatan kasih-Mu, sehingga kami pun dapat membalas kasih-Mu itu dengan saling menolong di antara kami. Demi Yesus Kristus, Tuhan dan Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin 2. MEMBACAKAN TEKS KITAB SUCI Pemandu atau peserta membacakan kitab Hosea 11:1-11 dengan jelas, lantang dan tidak tergesa-gesa. Setelah itu, peserta diberi kesempatan untuk membaca sendiri.
3. MENDALAMI TEKS KITAB SUCI Pemandu mengajak peserta merenungkan kitab Hosea 11:1-11 dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
a. b. c. d. e.
Apa sapaan Tuhan bagi Israel? Lihat ay. 1, 3, 9. Apa tindakan jahat yang dilakukan Israel kepada Tuhan? Lihat ay. 2. Apa tindakan Tuhan terhadap Israel? Lihat ay. 3, 4, 8, 9. Mengapa Tuhan tidak melaksanakan murka-Nya kepada Israel? Lih ay. 9. Apa tindakan Tuhan agar Israel berbalik kepada-Nya? Lihat ay. 10-11.
4. SHARING IMAN Peserta diajak berbagi pengalaman hidupnya. Sharing tidak boleh menjadi bahan diskusi atau perdebatan. Pertanyaan berikut bisa dijadikan bahan sharing:
a. Apakah selama masa pandemi saya merasakan kemurahan hati Tuhan? b. Di tengah kesulitan, apa yang membuat saya tetap beriman pada Tuhan? c. Apa yang harus saya lakukan agar semakin dekat dengan Tuhan? 5. PENEGUHAN DARI PEMANDU Pemandu perlu mendengarkan sharing peserta dan bisa mengutipnya untuk peneguhan. Lalu pemandu menyampaikan peneguhan berdasar kitab Hosea 11:1-11:
Tuhan menyebut orang Israel sebagai anak-Nya. Ia mengasuh mereka dengan penuh kasih. Ia mengajak mereka berjalan, mengangkat mereka ketika jatuh, dan menyembuhkan mereka. Tuhan bahkan membungkuk ketika memberi mereka makan. Semuanya ini dilakukan Tuhan terutama dalam perjalanan dari Mesir menuju Tanah Perjanjian. Tuhan menjadi seorang Bapa yang amat mengasihi anak-Nya. Tindakan Tuhan yang memelihara orang Israel ini tidak ditanggapi dengan baik oleh mereka. Israel adalah anak yang tidak setia. Mereka membelakangi Tuhan dan pergi kepada Baal. Baal berarti “tuan” atau “suami”. Mencari Baal 15
16 berarti mencari tuan yang baru. Namun, tuan yang baru ini tidak menjamin keberlangsungan hidup orang Israel, sehingga mereka terancam kembali lagi ke penindasan di Mesir atau ditumpas oleh musuh lain, yakni bangsa Asyur. Dengan meninggalkan Tuhan yang memelihara mereka dengan penuh kasih sayang, orang Israel sama saja berjalan menuju kebinasaan. Meskipun demikian, Tuhan tidak akan memusnahkan mereka. Dengan tegas, Tuhan menyatakan bahwa Ia bukanlah manusia. Kesetiaan-Nya kepada umat tidak bergantung pada tingkah laku atau balasan dari umat-Nya. Ia tetap mencintai Israel sebagai anak-Nya yang terkasih. Kasih setia, belas kasihan, dan kemurahan hati-Nya jauh melebihi kemarahan-Nya. Karena itu, Ia tidak akan melaksanakan murka-Nya, sekalipun umat Israel mendurhakai-Nya. Untuk mengembalikan anak durhaka menjadi anak-Nya yang terkasih, Tuhan memakai cara lain. Ia mengaum seperti singa, memberikan peringatan keras, sehingga mereka semua menjadi gemetar dan kembali kepada-Nya. Auman singa umumnya menandakan ancaman kematian, tetapi auman Tuhan mendatangkan kehidupan. Yang mendengarkan suara-Nya akan diantar-Nya ke tempat-tempat atau rumah-rumah yang sudah disiapkan-Nya. 6. DOA PERMOHONAN Pemandu mengajak peserta berdoa spontan sebagai tanggapan atas Sabda Tuhan yang telah direnungkan bersama. Doa spontan ini diakhiri dengan doa Bapa Kami
7. RENCANA KEGIATAN ATAU AKSI Pemandu mengajak para peserta merencanakan aksi nyata yang akan dilakukan selama satu minggu ke depan untuk membagikan kerahiman Tuhan.
PENUTUP A. Pengumuman B. Doa Penutup Allah Bapa di dalam surga, ulurkanlah tangan-Mu untuk menolong kami dalam menghadapi berbagai tantangan, kesulitan, dan badai dalam hidup dan karya kami, agar kami tidak mudah putus asa, tetapi tetap tegar laksana batu karang. Semoga kami tetap merasakan kerahiman-Mu dalam setiap tantangan hidup kami, sehingga kami tidak lagi merasa sendirian dalam menjalani kehidupan ini. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.Amin C. Lagu Penutup MB 215 16