Story Transcript
PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE
SKRIPSI
LUFIANA ASRIANTI 2016-84-202-023
PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE 2022
PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan
LUFIANA ASRIANTI 2016-84-202-023
PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE 2022
i
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI
ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
iv
RIWAYAT HIDUP
Lufiana Asrianti lahir di Kumbe, 29 Agustus 1998, anak pertama dari 2 bersaudara dari pasangan bapak Dawami dan ibu Sri Supatmi. Penulis memulai pendidikan dari jenjang sekolah dasar di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kumbe 20042010.
Selanjutnya,
penulis
menempuh
pendidikan
menengah pertama di MTs Yapis Kumbe yang lulus pada tahun 2013. Kemudian melanjutkan pendidikan sekolah menengah kedua di SMK Negeri 1 Kumbe dan lulus pada tahu 2016. Pada tahun 2016, penulis melanjutkan pendidikan tinggi strata 1 di Universitas Musamus Merauke Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika.
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO “Selalu ada harapan bagi mereka yang selalu berdoa dan selalu ada ada jalan bagi mereka yang berusaha”
PERSEMBAHAN Dengan mengucapkan puji syukur syukur Alhamdulillah atas segala limpahan rahmat dari Allah SWT, satu langkah perjuangan dalam hidup yang dijalani. Skripsi ini saya persembahkan kepada. 1. Orang tua tercinta bapak tersayang Dawami dan Ibu tersayang Sri Supatmi, terimakasih atas setiap doa dan dukungan dalam setiap langkah perjuangan saya 2. Adik tercinta Puji Nur Khoiria dan kakak tercinta Muntafia yang telah memberikan semangat dan doa. 3. Kepada keluarga tercinta dan juga alm. Mbah kung suwarno yang telah memberikan semangat dan doa 4. Almamater tercinta Universitas Musamus Merauke
vi
ABSTRAK
Lufiana Asrianti (201684202023) Pengembangan lembar kegiatan siswa menggunakan model pembelajaran Think Pair Share Pada Materi Persamaan dan pertidaksamaan Linear Satu Variabel dibimbing oleh Etriana Meirista, S.Pd.,M.Si (pembimbing 1) dan Rian Ade Pratama, S.Pd.,M.Si (pembimbing 2) Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan produk berupa lembar kegiatan siswa menggunakan model pembelajaran think pair share pada materi persamaan linear satu variabel yang valid, praktis, dan efektif. Penelitian ini merupakan pengembangan dengan menerapkan model 4D Thiagarajan. Model 4D terdiri atas empat tahapan pengembangan yaitu define (pendefenisian), design (perancangan), develop (pengembangan), dan disseminate (penyebaran). Penelitian dilaksanakan di SMP YPPK St. Mikael pada siswa kelas VII. Kelas VIIC sebagai uji coba terbatas dengan jumlah siswa 13 orang dan kelas VIIA dan VIIB sebagai uji coba lapangan dengan jumlah siswa 30 orang. Teknik pengumpulan data adalah dengan memberikan angket kevalidan kepada validator untuk mengetahui kelayakan produk dan angket kepraktisan kepada guru dan siswa untuk mengetahui kebermanfaatan produk lembar kegiatan siswa. Analisis keefektifan pada lembar kegiatan siswa menggunakan model pembelajaran think pair share pada materi persamaan linear satu variabel dilihat dari hasil pengerjaan soal individu. Hasil dari penelitian ini adalah produk lembar kegiatan siswa menggunakan model pembelajaran think pair share pada materi persmaan dan pertidaksamaan linear satu variabel. Secara keseluruhan hasil data ketiga validator memberikan penilaian pada kriteri valid dan sangat valid pada semua aspek berdasarkan hasil validasi dari ketiga validator maka lembar kegiatan siswa yang dikembangkan layak digunakan dalam pembelajaran matematika disekolah. Hasil uji kepraktisan guru memperoleh nilai 78,46% dan kepraktisan siswa memperoleh nilai 86,31%, dan hasil tes soal individu yang dilakukan pada tahap efektif menunjukan bahwa lebih dari 76,67% siswa telah mencapai nilai KKM 65 , sehingga produk LKS memenuhi kategori efektif. Produk lembar kegiatan siswa yang dihasilkan telah memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif maka produk layak digunakan untuk pembelajaran di kelas. Kata kunci: Lembar Kegiatan Siswa, Think Pair Share, Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel
vii
ABSTRACT
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur peneliti haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas lindungan, rahmat dan penyertaan-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Share Pada materi Persamaan Linear Satu Variabel” terselesaikan dengan baik. Skripsi ini dapat terwujud atas bantuan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terimaksih kepada: 1. Dr. Drs Beatus Tambaip, MA Rektor Universitas Musamus yang telah memfasilitasi sarana dan prasarana selama penulis menempuh pendidikan di Universitas Musamus. 2. Drs. Lay Riwu, M.Hum, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Musamus yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menjalani pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 3. Sadrack Luden Pagiling, M.Pd jurusan pendidikan matematika yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menjalani pendidikan di Jurusan Pendidikan Matematika. 4. Etriana Meirista, S.Pd., M.Si dan Rian Ade Pratama, S.Pd., M.Si pembimbing I dan II yang dengan ikhlas telah meluangkan waktu dan pikiran dalam memberikan bimbingan, arahan, motivasi dan saran yang sangat bermanfaat dan bermakna kepada peneliti selama menyusun skripsi.
ix
5. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika atas ilmu dan waktu yang telah diberikan, semoga menjadi pahala jariyah. 6. Para staff FKIP yang telah membantu penulis dalam urusan administrasi dan kelengkapan lainnya selama perkuliahan. 7. Bapak Dawami dan Ibu Sri supatmi selaku orang tua peneliti yang telah banyak memberikan doa, dukungan, moral, dan material, memberikan semangat dan arahan kepada peneliti dan selalu menemani disetiap saat. 8.
Kakak Muntafia, adik Ria, dan teman-teman saya Dimas Pamukti, Septiningtyas, Oqi Yatun, yang telah meberikan doa, semangat dalam penulisan skripsi ini.
9. Teman-teman mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika angkatan 2016, atas motivasi kebersamaan, kekompakan selama masa kuliah, semoga persaudaraan kita tetap terjaga. 10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah memberikan bantuan pelaksanaan dan penyusunan dalam skripsi ini. Peneliti mengucapkan banyak terima kasih, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala membalas amal kebaikan dari segenap pihak tersebut. Peneliti sangat berharap masukkan dari pembaca. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
x
DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ...................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................. iv RIWAYAT HIDUP ................................................................................................. v MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi ABSTRAK ............................................................................................................ vii ABSTRACT ........................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ......................................................................................... 5 C. Rumusan Masalah ............................................................................................ 5 D. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 5 E. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 6 1. Bagi Guru....................................................................................................... 6
xi
2. Bagi Peneliti................................................................................................... 6 3. Bagi Siswa ..................................................................................................... 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................. 7 A. Landasan Teori ................................................................................................. 7 1. Lembar Kegiatan Siswa ................................................................................. 7 2. Model Pembelajaran Kooperatif .................................................................... 9 3. Model Pembelajaran Think Pair Share ....................................................... 10 4. Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel................................. 13 B. Penelitian yang Relevan ................................................................................. 18 C. Kerangka Pikir .................................................................................................. 19 BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 22 A. Jenis Penelitian............................................................................................... 22 B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 22 C. Subjek dan Objek Penelitian .......................................................................... 22 D. Prosedur Pengembangan ................................................................................ 23 E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 28 F. Instrumen Penelitian ...................................................................................... 28 G. Teknik Analisa Data ...................................................................................... 31 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 35 A. Hasil Penelitian .............................................................................................. 35
xii
1. Define (Tahap Pendefinisian) ...................................................................... 35 2. Design (Tahap Perancangan) ....................................................................... 39 3. Develop (Tahap Pengembangan) ................................................................. 41 4. Disseminate (Penyebaran) ........................................................................... 53 B. Pembahasan .................................................................................................... 53 A. Kesimpulan .................................................................................................... 58 B. SARAN .......................................................................................................... 59 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 60 LAMPIRAN .......................................................................................................... 63
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Kisi-kisi Lembar Validasi .................................................................... 29 Tabel 3. 2 Kisi-kisi Lembar Kepraktisan Guru ..................................................... 30 Tabel 3. 3 Kisi-kisi Lembar Kepraktisan Siswa.................................................... 30 Tabel 3. 4 Kisi-Kisi Lembar Observasi Keterlaksanaan Perangkat Pembelajaran 31 Tabel 3. 5 Pedoman Kategori Penilaian kepraktisan ............................................ 32 Tabel 3. 6 Pedoman Kategori Penilaian kepraktisan ............................................ 33 Tabel 4. 1 KD dan Indikator Materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel Pada Kurikulum 2013..............................................................................37 Tabel 4. 2 Hasil Saran dari Validator .................................................................... 42 Tabel 4. 3 Revisi Lembar Kegiatan Siswa Berdasarkan Saran dari Validator...... 43 Tabel 4. 4 Penilaian Hasil Validasi Oleh Validator .............................................. 45 Tabel 4. 5 Penilaian Angket Respon Siswa .......................................................... 47 Tabel 4. 6 Penilaian Kepraktisan Oleh Guru ........................................................ 48 Tabel 4. 7 Penilaian Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran ............................. 49 Tabel 4. 8 Nilai Ulangan Siswa............................................................................. 50 Tabel 4. 9 Data Hasil Belajar ................................................................................ 51
xiv
DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1 Kerangka Pikir.................................................................................. 21 Gambar 3. 1 Modifikasi Model Pengembangan Thiagarajan ................................27
xv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. 1 Lembar Validasi ............................................................................ 63 Lampiran 1. 2 Lembar Penilaian Kepraktisan Dari Guru ..................................... 69 Lampiran 1. 3 Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran ......................... 72 Lampiran 1. 4 Angket Respons Siswa .................................................................. 77 Lampiran 1. 5 Lembar Kegiatan Siswa ................................................................. 82 Lampiran 1. 6 Lembar Jawaban Siswa ............................................................... 111 Lampiran 1. 7 Lembar Kegiatan Siswa Yang Telah Diisi Siswa........................ 120 Lampiran 1. 8 Soal Tes ....................................................................................... 128 Lampiran 1. 9 Kunci Jawaban ............................................................................. 129 Lampiran 1. 10 Nilai Ulangan Siswa .................................................................. 133 Lampiran 1. 11 Nilai Hasil Tes Siswa ................................................................ 134 Lampiran 1. 12 Lembar Hasil Kerja Siswa ......................................................... 135 Lampiran 1. 13 Surat Penelitian dan Surat Balasan Penelitian ........................... 137 Lampiran 1. 14 Dokumentasi .............................................................................. 139
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan ialah suatu aspek yang mempunyai peran penting sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Dalam suatu pendidikan, matematika sangat diperlukan untuk mengembangkan pengetahuan siswa dalam belajar mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Matematika ialah salah satu pelajaran wajib dari tingkat sekolah dasar. Matematika menuntut siswa agar lebih banyak dalam belajar memahami dibandingkan belajar menghafal. Mengingat pentingnya matematika maka prestasi belajar khususnya bagi mata pelajaran matematika di sekolah harus diperhatikan. Namun matematika masih dibilang pelajaran yang membosankan dan susah untuk dimengerti hingga sekarang. Tujuan dari pembelajaran matematika yaitu membantu melatih pola berpikir seorang siswa agar lebih mampu menyelesaikan masalah dalam pembelajaran matematika atau dalam kehidupan nyata yang terjadi (Jana, 2018). Dalam pembelajaran matematika siswa diharapkan dapat lebih aktif 1
dalam mengikuti pembelajaran dikelas sehingga dapat menyelesaikan masalah dalam pembelajaran matematika. Muah (2016) mengatakan bahwa keaktifan belajar ialah kegiatan yang dilakukan secara leluasa, berani berpendapat, mampu mengatasi masalah sendiri, dapat belajar sendiri atau kelompok, terdapat interaksi antara guru dan siswa untuk menanggapi pertanyaan atau memberi ulasan, dan siswa termotivasi untuk selalu memberi tanggapan. Keaktifan siswa sangat penting dalam proses pembelajaran. Jika siswa aktif maka dapat mengembangkan sendiri potensi yang ada pada diri siswa. Oleh sebab itu, perlu diciptakan pembelajaran yang membuat siswa menjadi lebih aktif untuk mendukung potensi siswa. Pembelajaran aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan semua potensi yang dimiliki oleh siswa, sehingga semua siswa dapat mencapai prestasi belajar yang memuaskan (Septian, 2017). Setelah melakukan wawancara dengan guru matematika SMP YPPK Santo Mikael diperoleh bahwa penggunaan bahan ajar di kelas, guru hanya menggunakan buku cetak kurikulum 13 untuk guru dan untuk siswa, sedangkan sekolah telah menyediakan buku PR. Buku PR tidak digunakan seoptimal mungkin oleh guru sebagai latihan didalam kelas, buku PR ini termasuk dalam jenis Lembar Kegitiatan siswa. Buku ini terlalu sulit dipahami oleh siswa karena bahasa yang dipakai dalam buku PR menggunakan bahasa yang lebih tinggi atau rumit contoh “Dengan menggunakan sifat keekuivalenan persamaan, yaitu dengan menentukan persamaan baru paling sederhana yang ekuivalen dengan persamaan semula” yang bertolak belakang dengan kondisi anak sekolah yang berada di
2
Merauke. Lebih jauh lagi, guru tidak menggunakan lembar kegiatan siswa (LKS) sebagai bahan mengajar dalam mengembangkan kemampuan siswa yang lebih maksimal. Sehingga pada saat proses pembelajaran yang menggunakan buku paket K13 maupun buku PR siswa merasa kesulitan untuk memahami isi materi dari buku tersebut. Terkhusus Pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel siswa masih sulit untuk memahami dan menyelesaikan soal-soal dalam bentuk cerita, yaitu siswa sulit dalam menentukan apa yang diketahui dan yang ditanyakan dalam soal kemudian siswa kesulitan dalam menentukan rumus yang digunakan untuk menjawab soal, dan siswa kesulitan dalam menyelesaiakan model matematika. Selain memahami materi beberapa masalah yang terjadi pada siswa adalah pada saat proses belajar mengajar berlangsung siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran seperti banyak siswa yang diam, malu untuk bertanya, dan sulit untuk menyampaikan pendapat. Hal ini dibuktikan dari hasil observasi yang telah dilakukan terhadap siswa. Dalam hal ini penulis ingin membuat LKS yang cocok dengan siswa yang ada di sekolah. Selain bahan ajar terdapat masalah lain disekolah yaitu banyak guru yang mengajar hanya menyampaikan materi kemudian memberikan soal-soal matematika kepada siswa. Soal yang diberikan di dalam kelas hanya berupa latihan soal yang dikerjakan lalu dikumpulkan. Hal ini yang mengakibatkan siswa merasa bosan sehingga suasana kelas menjadi kurang aktif yang berakibat banyak siswa yang diam, dan sulit menyampaikan pendapat. Guru harus berusaha membuat pembelajaran yang lebih menyenangkan, dengan
3
menerapkan
pendekatan, model, atau metode pembelajaran. Dalam hal ini penulis ingin membuat LKS menggunakan model pembeljaran kooperatif. Model
pembelajaran
kooperatif
ialah
proses
pembelajaran
yang
mengikutsertakan sebuah kelompok yang saling bekerja sama, aktif dan mencapai tujuan bersama. Model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan ialah model pembelajaran think pair share (TPS). Model pembelajaran menurut Elhefni (Trianto, 2011) merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa untuk saling memecahkan masalah bersama dalam sebuah kelompok. Menurut Lie (Kusuma dan Aisyah, 2012) model pembelajaran TPS bertujuan agar siswa bisa meningkatkan penguasaan akademik keterampilan sosial dengan menunjukkan partisipasinya dan mengemukakan pemahaman materi yang dimilikinya kepada siswa lain di depan kelas. Model pembelajaran TPS mempunyai 3 langkah dalam pembelajaran yaitu Think (berpikir), Pair (berpasangan), dan Share (berbagi). Oleh sebab itu model ini dipilih dalam pembuatan LKS karena mempunyai langkah-langkah pembelajaran yang singkat, langkah-langkah ini menghendaki siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama saling membantu dengan siswa lain dalam suatu kelompok kecil. Dengan metode klasikal yang memungkinkan siswa maju dan membagikan hasilnya untuk seluruh kelas, teknik Think Pair Share memberi sedikitnya delapan kali kesempatan lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain, Anita Lie (Kusuma & Aisyah 2012).
4
Berdasarkan masalah yang telah dijabarkan pada latar belakang maka penulis terdorong untuk melaksanakan penelitian dengan judul “Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Pada Materi Persamaan Linear Satu Variabel Menggunkan Model Pembelajaran Think Pair Share”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang identifiksai permasalahan yang muncul dalam penulisan ini adalah belum adanya Pengembangan Lember Kegiatan Siswa Pada Materi Persamaan Linear Menggunkan Model Pembelajaran Think Pair Share.
C. Rumusan Masalah Permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini yaitu: 1.
Bagaimana Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Pada Materi Persamaan Linear Menggunkan Model Pembelajaran Think Pair Share.
2.
Apakah Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Pada Materi Persamaan Linear Menggunkan Model Pembelajaran Think Pair Share.dapat memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif?
D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Pada Materi Persamaan Linear Menggunkan Model Pembelajaran Think Pair Share.
5
E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian dapat dirasakan bagi guru, peneliti dan siswa. 1.
Bagi Guru LKS yang dikembangkan dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran
matematika, dan memotivasi guru untuk membuat LKS pada materi lainnya. 2.
Bagi Peneliti Dapat bermanfaat untuk penelitian yang sejenis dan dapat digunakan
sebagai referensi. 3.
Bagi Siswa Diharapkan LKS yang dikembangkan dapat manambah semangat siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1.
Lembar Kegiatan Siswa
a.
Pengertian Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Hidayanti (2016) mengatakan lembar kegiatan siswa merupakan bahan
ajar cetak berupa lembaran-lembaran yang disusun secara sistematis berisi materi, ringkasan dan petunjuk pelaksanaan pembelajaran bertujuan agar dapat menuntun siswa melakukan kegiatan yang aktif mengacu pada kompetensi dasar. Lembar kegiatan ini dapat berupa panduan untuk mengembangkan semua aspek pembelajaran dalam bentuk eksperimen. Menurut Widiyatmoko (2012) Lembar kegiatan siswa merupakan petunjuk atau pedoman berisi langkah-langkah penyelesaian tugas sehingga dapat membantu siswa memperoleh pengalaman secara langsung sehingga siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan yang disampaiakan oleh guru saja. Menurut arsyad (Isnaningsih & Bimo, 2013) lembar kegiatan siswa merupakan sumber belajar yang dapat diguanakan sebagai alternative media pembelajaran dan termasuk media cetak hasil pengembangan teknologi cetak yang berupa buku dan berisi materi visual. Maka dapat disimpulkan bahwa lembar kegiatan siswa adalah lembaranlembaran yang berisikan tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh siswa baik itu tugas praktek maupun tugas materi. Petunjuk dan tahap penyelesaian pekerjaan
7
yang dapat membantu siswa menemukan pengalaman langsung yang tidak pernah diperoleh dari guru. b. Fungsi dan Tujuan Penyusunan Lembar Kegiatan Siswa Menurut Prastowo (2012) fungsi LKS yaitu sebagai bahan ajar yang dapat membatasi peran guru, menambah keaktifan siswa, dan sebagai bahan ajar yang memudahkan siswa dalam proses pembelajaran untuk memahami materi yang diberikan, serta kompetensi keterampilannya. Menurut Prastowo (2012), tujuan penyusunan lembar kegiatan siswa yaitu: 1) Membuat bahan ajar yang mudah untuk siswa agar dapat berinteraksi dengan materi yang diberikan. 2) Menyediakan tugas dan langkah-langkah kerja sebagai bahan untuk peningkatan pemahaman materi oleh siswa. 3) Melatih siswa mandiri dalam belajar 4) Mempermudah guru dalam menemani proses pembelajaran . c.
Kelebihan dan Kekurangan LKS Keunggulan dan kekurangan LKS menurut Rohmad (2012) adalah sebagai
berikut: Adapun kelebihan dari LKS adalah: 1) Siswa dapat belajar dan berkembang sesuai dengan kecekatan sendiri-sendiri. 2) Siswa bisa mengulang materi dengan belajar sendiri. 3) Perpaduan tulisan dan gambar dapat menarik minat siswa sehingga memperlancar penyampaian informasi yang diberikan dalam bentuk visual dan verbal.
8
4) Siswa akan berkontribusi secara aktif karena harus memberikan tanggapan terhadap edukasi dan pertanyaan problem yang disusun. 5) LKS dapat diperbanyak dengan mudah. Adapun kekurangan dari LKS adalah: 1) Jika ingin memperlihatkan gambar yang bercorak akan membutuhkan biaya cetak yang mahal. 2) Proses mencetak LKS kadang kala menguras waktu. 3) Penyusunan dibuat agar tidak terlalu panjang. 4) Memerlukan penjagaan yang lebih baik 5) Tidak dapat memperlihatkan gerak. 2.
Model Pembelajaran Kooperatif Model
pembelajaran
ialah
susunan
konseptual
dan
operasional
pembelajaran yang mempunyai nama, pengaturan,ciri, urutan logis, dan budaya. Permendikbud No.103 Tahun 2014. Suyatno (Nurul Astuti, 2012) mengatakan pembelajaran kooperatif ialah metode pembelajaran berkelompok, sehingga bisa mengaktifkan siswa sebab dalam kelompok siswa diharapkan dapat bekerja sama dan berdiskusi menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Siswa yang berkemampuan tinggi akan membimbing temannya yang berkemampuan dibawah nya, karena sebuah kelompok dikatakan berhasil apabila setiap anggota kelompok dapat menyumbang nilai untuk kelompok. Rusman (Sriyanti, 2015) mengatakan rencana pembelajaran yang mengaitkan kerjasama siswa dan saling berinteraksi satu dengan yang lain dalam kelompok kecil merupakan suatu rencana dari pembelajaran kooperatif. Sedangkan Mufidah (2013) mengatakan bahwa model
9
pembelajaran kooperatif ialah suatu model pembelajaran dimana siswa bekerja dalam satu kelompok yang heterogen yang anggotanya terdiri atas 2 orang. Heterogen ditinjau dari jenis kelamin, etnis, prestasi akademik maupun status sosial. Dapat
disimpulkan
pembelajaran
kooperatif
merupakan
model
pembelajaran yang membagi siswa dalam beberapa kelompok. Masing-masing siswa bertanggung jawab untuk mempelajari topik yang ditugaskan dan mengajarkan pada anggota kelompok. Menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru, berdiskusi dan bekerja sama dalam kelompok mereka yang diharapkan dapat membuat siswa aktif 3.
Model Pembelajaran Think Pair Share
a.
Pengertian Think Pair Share Pembelajaran yang dibuat untuk mempengaruhi pola hubungan siswa
adalah model pembelajaran kooperatif. Triyanto (2016) Model pembelajaran Think Pair Share adalah salah satu model pembelajaran yang efektif untuk membuat pola suasana diskusi siswa yang beragam, dengan anggapan bahwa semua diskusi akan memerlukan aturan untuk mengelola kelas secara menyeluruh, dan langkah yang dipakai dalam model pembelajaran Think Pair Share cukup banyak waktu berfikir untuk saling menanggapi dan mendukung. Model pembelajaran TPS adalah model pembelajaran yang dibuat dalam wujud diskusi yang dapat menambah keterampilan komunikasi, kemampuan berpikir siswa dan mendorong kontribusi siswa dalam kelas, Nurmawati (2012). Menurut Trianto (Surayya, 2014) model pembelajaran Think Pair Share ialah model pembelajaran
10
yang mempunyai prosedur dimana siswa memiliki lebih banyak waktu untuk berpikir, saling membantu, dan merespon. Model pembelajaran kooperatif ini efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi. Maka bisa disimpulkan model pembelajaran TPS ialah jenis pembelajaran kooperatif yang dibuat untuk mempengaruhi pola interaksi siswa, yang efektif untuk membuat suasana pola diskusi yang beragam b. Langkah-Langkah Pembelajaran Think Pair Share Langkah model pembelajaran Think Pair Share. Menurut Cholifah (2013) adalah: 1) Guru memberikan pertanyaan atau masalah yang berhubungan dengan materi dan menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. 2) Guru meminta siswa untuk berdiskusi tentang apa yang sudah difikirkan lewat pengamatan, pencarian atau prosedur penelitian. 3) Pada tahap akhir guru meminta kelompok untuk bekerja sama atau berbagi kepada sesama teman kelas tentang apa yang sedang dibahas. Langkah-langkah pembelajaran TPS menurut Arifin (2017) dalam buku evaluasi pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai dan dan materi inti 2) Siswa diminta agar memikirkan masalah yang diberikan oleh guru 3) Siswa berpasangan bersama siswa lainnya (satu pasangan terdiri atas dua orang) mengutarakan hasil tiap-tiap pemikiran. 4) Guru memimpin diskusi kecil, tiap kelompok menyampaikan hasil diskusi
11
5) Bermula dari aktifitas tersebut, guru memandu perbincangan pada asal mula persoalan materi baru yang belum dibahas siswa. 6) Guru menyampaikan kesimpulan 7) Penutup Langkah pembelajaran Think Pair Share yang digunakan saat penelitian ini ialah pendapat arifin. c.
Keunggulan,
Kekurangan,
dan
Solusi
dari
Kekurangan
Model
Pembelajaran Think Pair Share Berikut ini terdapat keunggulan dan kekurangan model pembelajaran Think Pair Share yaitu: Muktiyani (Rita Novita, 2014) Keunggulan dari pembelajaran Think Pair Share: 1) Siswa berperan lebih aktif saat pembelajaran berjalan. 2) Saat memberikan giliran kepada siswa dengan kelompoknya mengharuskan siswa andil dalam pengetahuannya. 3) Tercapainya daya kemampuan siswa untuk berpikir sendiri 4) Motivasi siswa untuk belajar sendiri. Kekurangan dari pembelajaran Think Pair Share: 1) Tidak memungkinkan seluruh kelompok mendapat kesempatan untuk menjelaskan hasil dari pekerjaannya atau merespon pertanyaan dari guru ataupun teman lainnya. 2) Kelompok yang mendapati kesusahan atau kendala dalam menyampaikan gagasan, akan merasa kebingungan jika mendapat kesempatan untuk menjelaskan jawaban tentang penyelesaian dari pekerjaannya.
12
3) Hanya kelompok yang pandai saja yang bisa menjawab pertanyaan dari guru yang tingkat pertanyaan nya lebih tinggi atau rumit. Solusi dari pembelajaran Think Pair Share: 1) Sebaiknya guru mengatur waktu sebaik mungkin agar semua kelompok dapat menyampaikan hasil pekerjaannya. 2) Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk menjawab persoalan dari guru ataupun dari teman pasangan lain. 3) Memberikan dorongan kepada siswa yang lain agar tidak takut dalam menyampaikan pendapat atas jawaban dari penyelesaian pekerjaannya. 4) Sebaiknya setiap kelompok dibagi sama rata berdasarkan ras, dan tingkat kepandaian agar setiap kelompok mampu menjawab pertanyaan tingkat tinggi. 4. Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel a. Pengertian Persamaan Linear Satu Variabel Persamaan linear satu variabel adalah kalimat terbuka yang dihungkan dengan tanda sama dengan (=) dan hanya memiliki satu variabel berpangkat satu. Bentuk umum persamaan linear satu variabel : ax + b = 0 dengan • a 0 ; x disebut variabel atau peubah, selanjutnya b disebut konstanta (b anggota bilangan real) • Semua suku disebelah kiri tanda = disebut ruas kiri • Semua suku disebelah kanan tanda = disebut ruas kanan
13
Contoh: • x−4 =0 • 5x + 6 = 16 Catatan: Kalimat terbuka adalah kalimat yang mengandung satu atau lebih variabel dan belum diketahui niai kebenarannya. Contoh:
x+2=5 p +1 = 7
x dan p disebut variabel, jika x dan p diganti dengan suatu bilangan maka kalimat metematika terbuka tersebut merupakan suatu pernyataan yang dapat bernilai benar atau salah. Jika x dalam kalimat terbuka diatas diganti dengan nilai
x = 3 maka x + 2 menjadi 3 + 2 = 5 a merupakan pernyataan benar dan jika diganti dengan nilai x = 1 maka x + 2 = 5 menjadi 1 + 2 = 5 a merupakan pernyataan salah. b. Menentukan Penyelesaian Persamaan Linear Satu Variabel Dalam menyelesaiakan persamaan linear ada beberapa cara yaitu subtitusi dan ekuivalen. 1) Subtitusi Subtitusi yaitu dengan mensubtitusi (mengganti) nilai x yang mungkin kepersamaan berikut. Contoh: Diketahui persamaan 2x + 1 = 5 Jawab: subtitusikan setiap nilai x dengan bilangan bulat
14
Untuk x = 1 persamaan menjadi 2(1) + 1 = 3 (kalimat bernilai salah) Untuk x = 2 persamaan menjadi 2(2) + 1 = 5 (kalimat bernilai benar) Untuk x = 3 persamaan menjadi 2(3) + 1 = 6 (kalimat bernilai salah) Apabila x diganti dengan 2 persamaan menjadi kalimat bernilai benar. Dengan demikian, penyelesaian dari 2x + 1 = 5 adalah x = 2 2) Persamaan Ekuivalen Dengan menggunakan sifat keekuivalenan persamaan yaitu dengan menentukan persamaan baru paling sederhana yang ekuivalen dengan persamaan semula. Sifat keekuivalenan digunakan sehingga ditemukan pesamaan baru paling sederhana (misalkan berbentuk (x = a ) yang ekuivalen denga persamaan semula. Contoh: Diketahui persamaan 2x + 1 = 5 Jawab: 2x + 1 = 5
2x + 1 − 1 = 5 − 1 kedua ruas dikurangi 1 2x = 4 1 1 1 2x = 4 2 2 kedua ruas dikali 2
x=2 Persamaan
2x + 1 = 5 ekuivalen
penyelesaian 2x + 1 = 5 adalah x = 2
15
dengan
persamaan
x = 2.
Jadi,
c. Pengertian Pertidaksamaan Linear Satu Variabel Pertidaksamaan linear satu variabel adalah pertidaksamaan linear yang hanya memuat satu variabel dan pangkat tertingginya adalah satu. Bentuk pertidaksamaan linear satu variabel dalam x sebagai berikut: ax + b 0 atau ax + b 0 atau ax + b 0
Catatan: x adalah variabel
a adalah koefisien dari variabel x (a adalah anggota bilangan real dan a 0 ) b adalah konstanta (b adalah anggota bilangan real) Contoh: 1. p + 6 10 merupakan pertidaksamaan linear dengan satu variabel yaitu p 2. 2 y − 18 12 merupakan pertidaksamaan linear dengan satu variabel yaitu y 3. 3x − 4 = x bukan merupakan pertidaksamaan linear satu variabel karena memuat tanda sama dengan. d. Menentukan Penyelesaian Pertidaksamaan Linear Satu Variabel Adapun beberapa alternative cara untuk menyelesaiakan pertidaksamaan linear satu variabel: 1) Dengan cara subtitusi Sama seperti persamaan, pertidaksamaan juga dapat diselsesaikan dengan cara subtitusi. Contoh: Tentukan penyelesaian 3 + x 2x dengan x anggota bilangan asli
16
Penyelesaian: Karena x merupakan bilangan asli, berarti x = 1,2,3,4,5,... Jika x = 1 maka "3 + 1 2 1" merupakan kalimat bernilai benar Jika x = 2 maka "3 + 2 2 2" merupakan kalimat bernilai benar Jika x = 3 maka "3 + 3 2 3" merupakan kalimat bernilai salah Jika x = 4 maka "3 + 4 2 4" merupakan kalimat bernilai salah Jika x = 5 maka "3 + 5 2 5" merupakan kalimat bernilai salah Jadi penyelesaiannya adalah 1 atau 2 1. Dengan menggunakan sifat keekuivalenan pertidaksamaan Contoh:
3x + x 2x + 1 Kedua ruas dikurang 2x
3x + x − 2x 2x + 1 − 2x 2x 1 Kedua ruas dibagi 2 2x 1 2 2 x
1 2
Jadi penyelesaian dari 3x + x 2x + 1 adalah x
17
1 2
B. Penelitian yang Relevan Penelitian lain yang berkaitan dengan penerapan model pembelajaran Think Pair Share dalam pengembanga lembar kegiatan siswa 1.
Maulia, Susant, Suharto, (2014), dengan judul pengembangan perangkat pembelajaran matematika realistic dengan setting kooperatif tipe TPS materi persegi panjang dan persegi siswa kelas VII SMP. Perangkat pembelajaran matematika realistic dengan setting kooperatif tipe TPS pokok bahasan persegi panjang dan persegi dikembangkan menggunakan model 4-D. berdasarkan hasil yang diperoleh pada tahap pengembangan yaitu penilaian ahli dan uji coba produk perangkat yang telah diterapkan. Dari hasil validasi perangkat pembelajaran diperoleh koefisien validitas RPP, buku siswa, LKS, dan THB memenuhi kriteria kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan
2.
Lestari, Afri, & Richardo (2016), dengan judul pengembangan lembar kerja siswa berbasis pendidikan matematika realistic pada materi PLSV kelas VII SMP Lembar Kegiatan Siswa berbasis Pendidikan Matematika Realistik pada Materi Persamaan Linear Satu Variabel yang dikembangkan memenuhi kriteria sangat valid menurut validator dengan nilai skor rata-rata hasil validasi LKS berbasis PMR adalah 3,43 dan praktis 81,67%
3.
Sismahendra (2019), dengan judul pengembangan Lembar Kegiatan Siswa berbasis Discovery Learning Pada Materi persamaan linear satu variabel kelas VII SMP Miftahul Huda Blitar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKS berbasis discovery learning pada materi persamaan linear satu variabel dinyatakan valid dengan skor kevalidan LKS 3,54, skor kevalidan angket
18
respon siswa 3,33, dan skor kevalidan soal tes 3,25. LKS yang dikembangkan juga memenuhi kriteria praktis berdasarkan wawancara dengan guru matematika dan juga hasil angket respon siswa yang diisi oleh 9 siswa menghasilkan skor rata-rata 3,67. Disamping itu, LKS yang dikembangkan juga memenuhi kriteria efektif dengan presentase 88,89% siswa (8 dari 9 siswa) mendapat nilai di atas KKM. Dengan demikian, LKS yang dikembangkan memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif.
C. Kerangka Pikir Salah satu perkara yang ditemui oleh guru matematika SMP di Merauke adalah kurang mengembangkan model pembelajaran yang bisa memfasilitasi keaktifan dan semangat siswa saat pembelajaran. Dengan kata lain, guru masih condong melaksanakan pembelajaran yang biasa saja Beberapa penelitian sudah menunjukan bahwa model pembelajaran kooperatif memusatkan pada korelasi siswa dan kerjasama kelompok. Salah satu tipe pembelajaran kooperatif adalah tipe Think Pair Share. Dimana pada proses pembelajaran ini siswa diberikan waktu lebih lama dalam berpikir, dan membagikan ide-ide. Fakta di sekolah memperlihatkan bahwa siswa belum mampu mencerminkan pembelajaran yang lebik aktif sehingga materi yang didapatkan terlewatkan begitu saja. Selain masalah penggunaan model pembelajaran terdapat masalah lain yaitu guru belum menggunakan bahan ajar secara maksimal dalam proses pembelajaran, guru hanya memanfaatkan buku yang telah tersedia disekolah seperti, buku K13 untuk guru dan untuk siswa.Padahal menurut siswa buku
19
pelajaran K13 sulit untuk dipelajari oleh siswa baik dari segi bahasa maupun dari langkah-langkah pengerjaan soal, oleh karena itu guru memerlukan LKS sebagai bahan ajar yang dapat dibuat sedemikian rupa yang sesuai dengan pemahaman siswa. Dari sisi siswa dalam mempelajari meteri, masalah yang ditemui ialah kebanyakan siswa merasa kesusahan saat mempelajari materi persamaan linear satu variabel, hal ini dapat dilihat saat proses pembelajaran dimana siswa masih kebingungan dalam menyelesaikan masalah dalam persamaan linear satu variabel dan banyak siswa yang kurang paham terhadap konsep persamaan linear satu variabel. Alternatif yang dipakai untuk menghadapi masalah tersebut adalah mengembangkan perangkat pembelajaran matematika pada materi Persamaan linear satu variabel yang dapat mengakomodasi kebutuhan siswa. Materi yang dikembangkan pada penelitian ini adalah Persamaan Linear Satu Variabel dan Pertidaksamaan
Linear
Satu
Variabel.
dikembangkan adalah Lembar Kegiatan Siswa.
20
Instrumen
pembelajaran
yang
Guru tidak menggunakan LKS pada saat pembelajaran
Siswa kurang mengerti dengan buku paket dan buku PR yang telah disediakan disekolah. Dikarenakan bahasa dalam buku sulit dipahami.
Diperlukan Lembar Kegiatan Siswa yang dirancang dengan menggunakan model pembelajaran think pair share dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa
Siswa menjadi lebih aktif dan bersemangat, Serta siswa tidak merasakan jenuh saat proses pembelajaran. Gambar 2. 1 Kerangka Pikir
21
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian pengembangan atau development yang memakai model 4D (Define, Design, Develop, Disseminate), Thiagarajan & sammel (Untayana, 2016). Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah Lembar Kegiatan Siswa pada materi persamaan linear satu variabel menggunkan model pembelajaran think pair share. Produk yang dihasilkan ditinjau dari tiga aspek yaitu valid, praktis, dan efektif.
B. Tempat dan Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian bertempat di SMP YPPK Santo Mikael Merauke yang diselenggarakan pada tahun ajaran 2021/2022 semester ganjil dari bulan September sampai dengan bulan Oktober 2021.
C. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIA SMP YPPK Santo Mikael tahun ajaran 2021/2022 dengan mengambil 13 siswa sebagai subjek dalam uji coba terbatas. Subjek uji coba lapangan yaitu siswa kelas VIIB dan VIIC SMP YPPK St. Mikael yang berjumlah 30 orang.
22
D. Prosedur Pengembangan Prosedur pengembangan merupakan penjelasan dari model pengembangan yang telah ditetapkan. Penelitian ini difokuskan pada pengembangan produk berupa Lembar Kegiatan Siswa dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share Langkah-langkah dalam pembuatan Lembar Kegiatan Siswa ini, Thiagarajan & Sammel (Untayana J. R, 2016) diterapkan dengan mengikuti model pengembangan define, design, develop, disseminate (4D). 1.
Define (Tahap Pendefinisian) Tahap
pendefenisian
merupakan
tahap
untuk
menetapkan
dan
mendefinisikan syarat yang dibutuhkan dalam pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi persamaan linear satu variabel. Tahapan ini mencakup analisis kebutuhan, kurikulum, karakteristik siswa dan analisis kondisi sekolah. a.
Analisis Awal Akhir Analisis kebutuhan bertujuan untuk mengetahui masalah dasar yang
dihadapi dalam pembelajaran matematika di SMP YPPK Santo Mikael Merauke. Pada tahap ini memuat fakta-fakta dan alternatif penyelesaiannya sehingga memudahkan langkah awal dalam pengembangan lembar kegiatan siswa. b.
Analisis Siswa Pada tahap ini, mempelajari karakter siswa yang mencakup kemampuan
akademik, tingkat pemahaman, dan latar belakang yang dimiliki siswa. Selaian itu bertujuan untuk menentukan masalah dasar yang dihadapi saat pembelajaran.
23
c.
Analisis Materi Pada analisis materi bertujuan untuk mengetahui materi pelajaran yang
akan dikembangkan berdasarkan analisis siswa dan disusun secara sistematis yang akan menghasilkan suatu konsep untuk mengembangkan lembar kegiatan siswa. d.
Analisis Tugas Analsisi tugas bertujuan untuk mengidentifikasi tugas-tugas yang akan
dikerjakan oleh siswa pada materi pembelajaran. Analisis tugas ini meliputi pemahaman terhadap materi, indikator pencapaian hasil belajar pada lembar kegiatan siswa e.
Spesifikasi Tujuan Pembelajaran Spesfikasi tujuan pembelajaran merupakan dasar penyusunan rancangan
perangkat pembelajaran. Pada spesifikasi tujuan pembelajaran diharapkan terjadi perubahan tingkah laku yang diharapkan sesudah belajar. Spesifikasi memiliki tujuan dalam merinci lebih jelas tugas-tugas kedalam indikator-indikator yang lebih terperinci dan sekaligus sebagai patokan dalam penyusunan instrumen. 2.
Design (Tahap Perancangan) Tahap perancangan terdiri atas empat aktivitas, yaitu: media selection,
format selection, initial selection design. Berikut ini penjelasan beberapa tahapan perancangan: a.
Pemilihan Media (media selection) Memilih media yang sesuai dengan karakteristik siswa dan materi
pembelajaran yang digunakan untuk menyesuaikan analisis siswa, analisis materi, dan analisis tugas
24
b.
Pemilihan Format (format selection) Tahapan
ini
mencangkup
proses
memilih
format
penyampaian
pembelajaran yang disesuaikan saat menyusun isi materi, menentukam strategi, pendekatan serta model pembelajaran serta sumber belajar yang dikembangkan. c.
Perancangan Awal (initial design) Perancangan awal yakni merancang lembar kegiatan siswa.
3. Tahap Develop (pengembangan) Tujuan tahapan pengembangan yaitu agar menghasilkan LKS yang telah di revisi berdasar masukan para ahli dan hasil dari uji coba. Pada tahapan ini dilakukan kegiatan-kegiatan yakni. a) Validasi Ahli Kegiatan ini dilaksanakan agar mendapatkan penilaian desain awal lembar kegiatan siswa dari para ahli. Proses ini ditujukan untuk mendapat saran serta masukan perbaikan dari ahli b) Analisis Data Validasi Validasi Data yaitu validasi yang didapat dari ahli dianalisis, jika masih ditemukan kategori validitas yang belum terpenuhi lalu dilakukan revisi. Perangkat yang sudah di revisi menghasilkan draf 2. Draf 2 inilah yang kemudian akan diujicobakan pada uji coba terbatas. c) Uji Coba Terbatas Draf 2 kemudian dipercobakan pada kelompok terbatas. percobaan kelompok terbatas dilakukan untuk menguji kualitas produk pengembangan pada skala kecil. Uji coba pada 13 siswa kelas VII SMP YPPK ST. Mikael.
25
d) Analisis Data Uji Coba Terbatas Data hasil percobaan terbatas dilakukan analisis agar mengetahui LKS sudah mencukupi bagian yang ditentukan dalam uji coba terbatas. Berdasarkan hasil percobaan terbatas, selanjutnya dilakukan perbaikan terhadap perangkat pembelajaran. Dengan hasil refisi tersebut, dihasilkan produk yang valid dan praktis. e) Uji Coba Lapangan Uji coba lapangan dilakukan pada subjek yang lebih luas. Uji coba lapangan dilakukan disekolah yang menjadi subjek penelitian untuk menguji kualitas produk. f) Analisis Data Uji Coba Lapangan Sama dengan uji coba terbatas, data hasil uji coba lapangan dianalisis untuk mengetahui apakah perangkat yang dikembangkan sudah mencapai kategori efektif. Berdasarkan saran dan pengamatan dari guru, selanjutnya akan dilakukan revisi pada produk yang dikembangkan. Berdasarkan revisi tersebut, maka dihasilkan draf 2. Selanjutnya produk yang baik adalah jika semua hasil analisis menyatakan kategori valid, praktis dan efektif.
4.
Tahap Disseminate (penyebaran) Setelah perangkat pembelajaran sampai pada tahap produksi akhir, lalu
dilakukan proses pengemasan dan penyebaran. Media tersebut bisa berbentuk majalah, jurnal, pertemuan, konferensi.
26
Analisis Awal- Akhir Analisis Siswa Analisis Materi Analisis Tugas Spesifikasi Tujuan Pembelajaran
Pemilihan Media Pemilihan Format Perancangan
Define
Design
Draf 1 Validasi Ahli
Valid
Tidak
Revisi
Draf 2 Uji Coba Terbatas
Praktis
Revisi
Develop
Keterangan: Uji Coba Lapangan
= proses kegiatan = keputusan
Efektif
= Hasil Kegiatan = Aktivitas
Produk yang valid, praktis dan efektif
= Aktivitas jika diperlukan Disseminate
= Kegiatan jika diperlukan Gambar 3. 1 Modifikasi Model Pengembangan Thiagarajan
27
E. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Angket Angket untuk mengukur kualitas produk media lembar kegiatan siswa dari aspek kepraktisan dengan menggunakan angket respons siswa, angket yang digunakan diambil dari Instrumen ini bertujuan untuk melihat tanggapan siswa terhadap aspek kebermanfaatan dan kemudahan produk lembar kegiatan siswa yang telah dikembangkan. 2. Tes Metode tes digunakan untuk mengetahui efek potensial soal dari hasil tes siswa. Ada banyak keberagaman jawaban yang ditulis oleh siswa. Tes ini dilakukan untuk melihat keefektifan terhadap lembar kegiatan siswa yang dikembangkan.
F. Instrumen Penelitian Instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah lembar validasi ahli, lembar penilaian kepraktisan. Sebelum memvalidasi produk, terlebih dahulu dilakukan proses validasi format dan instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan untuk menilai lembar validasi oleh dosen, penilaian siswa, dan guru. Validator memberikan masukan dan penilaian terhadap format validasi dan instrumen penilaian yang telah dibuat sehingga dapat dijadikan sebagai bahan perbaikan. Lembar validasi yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas
28
lembar validasi lembar kegiatan siswa, lembar validasi materi dan media yang dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Lembar Validasi Lembar validasi perangkat pembelajaran merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data mengenai pendapat para validator terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share. Lembar validasi yang digunakan adalah lembar validasi LKS. Tabel 3. 1 Kisi-kisi Lembar Validasi No
Aspek yang dinilai
Nomor Butir
Total Butir
1
Kesesuaian Syarat Didaktik
1, 2, 3, 4, 5, 6,7, 8
8
2
Kesesuaian Syarat Kontruksi
1, 2, 3,4,5, 6, 7,
7
3
Kesesuaian Syarat Teknis
1, 2, 3, 4, 5
5
2. Lembar Penilaian Kepraktisan a. Lembar Penilaian Kepraktisan Dari Guru Instrumen penilaian kepraktisan adalah pertanyaan-pertanyaan tentang kemudahan dan kebermanfaatan lembar kegiatan siswa yang dikembangkan. Instrumen penilaian kepraktisan dari guru berbentuk angket untuk memeroleh tanggapan dan saran guru tentang lembar kegiatan siswa yang akan dikembangkan. Tabel dibawah ini merupakan kisi-kisi lembar penilaian kepraktisan guru.
29
Tabel 3. 2 Kisi-kisi Lembar Kepraktisan Guru No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Aspek yang Dinilai Kesesuaian materi Isi dalam LKS Manfaat LKS Permasalahan dalam LKS Kejelasan langkah-langkah soal Ruang menuliskan jawaban Total Butir Penilaian
Nomor Butir 1 2, 3, 4 5, 6, 7, 8 9, 10, 11 12 13
Total Butir 1 3 4 3 1 1 13
b. Angket Respon Siswa Instrumen penilaian kepraktisan adalah pertanyaan-pertanyaan tentang kemudahan dan kebermanfaatan lembar kegiatan siswa yang dikembangkan. Instrumen penilaian kepraktisan dari siswa berbentuk angket untuk memperoleh pendapat siswa tentang lembar kegiatan siswa yang dikembangkan. Tabel dibawah ini merupakan kisi-kisi lembar penilaian kepraktisan siswa. Tabel 3. 3 Kisi-kisi Lembar Kepraktisan Siswa No 1. 2. 3. 4.
Aspek yang dinilai Kesesuaian isi dalam LKS Manfaat LKS Tampilan LKS Manfaat LKS model TPS Total Butir Penilaian
Nomor Butir 1, 2, 3, 4 5, 6 7, 8, 9 10
Total Butir 4 2 3 1 10
c. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Lembar ini dipakai untuk menilai sejauh mana kepraktisan lembar kegiatan siswa menggunakan model pembelajaran Think Pair Share. Lembar observasi ini berisi tahap-tahap proses pembelajaran yakni kegiatan awal, inti, dan penutup. Observer mengamati proses pembelajaran di kelas lalu mengisi lembar observasi dengan memberikan tanda checklist di kolom terlaksana maupun tidak terlaksana seta memberikan catatan jika dibutuhkan. Kisi-kisi lembar observasi keterlaksanaan perangkat pembelajaran pada tabel.
30
Tabel 3. 4 Kisi-Kisi Lembar Observasi Keterlaksanaan Perangkat Pembelajaran Nomor 1 2 3
Aspek yang dinilai Nomor Butir Kegiatan awal 1, 2, 3, 4, Kegiatan inti 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 Penutup 12, 13, 14, 15 Total Butir Angket
Total Butir 4 10 5 15
G. Teknik Analisa Data Penelitian ini menggunakan data kuantitatif serta data kualitatif. Data kuantitatif didapat berdasarkan hasil kerja lembar kegiatan siswa, tetapi pada data kualitatif didapat berdasarkan hasil lembar validasi dan lembar penilaian kepraktisan dari guru serta siswa. Berdasarkan data tersebut setelah dilaksanakan perhitungan
agar
mendapatkan
nilai
rata-rata.
Langkah-langkah
dalam
menaganilisis data sebagai berikut: 1. Analisis Kevalidan Kevalidan diperoleh dari hasil penilaian 3 validator yaitu 2 dosen dan 1 guru mata pelajaran matematika. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) memiliki 3 kategori yaitu Layak Digunakan (LD), Layak Digunakan dengan Revisi (LDR), dan Tidak Layak Digunakan (TLD). 2. Analisis Kepraktisan siswa Analisis data lembar kepraktisan dilakukan dengan mengkonversikan skor penilaian yang diperoleh menjadi data kualitatif skala lima. Penilaian dilakukan oleh siswa matematika kelas VII melalui angket penilaian yang terdiri dari 10 item, dengan analisis persentase: 𝑃𝑠 =
𝑅 × 100% 𝑆𝑀
31
Keterangan : 𝑃𝑠 : persentase kepraktisan siswa 𝑅 : skor yang diperoleh 𝑆𝑀 : skor maksimum SM = banyaknya pertanyaan jumlah responden skala tertinggi = 10 13 5 = 650 Tabel 3. 5 Pedoman Kategori Penilaian kepraktisan No
Tingkat Pencapaian (%)
Kategori
1
85 p 100
Sangat Praktis
2
75 p 84
Praktis
3
60 p 74
Cukup Praktis
4
55 p 59
Kurang praktis
p 55
5
Tidak Praktis
(widoyoko, 2012) 3. Analisis kepraktisan guru Analisis data lembar kepraktisan dilakukan dengan mengkonversikan skor penilaian yang diperoleh menjadi data kualitatif skala lima. Penilaian dilakukan oleh guru matematika kelas VII melalui angket penilaian yang terdiri dari 13 item, dengan analisis presentase: 𝑃𝑔 =
𝑅 × 100% 𝑆𝑀
Keterangan : 𝑃𝑔 = persentase kepraktisan 𝑅 = skor yang diperoleh 𝑆𝑀 = skor maksimum
32
Tabel 3. 6 Pedoman Kategori Penilaian kepraktisan No
Tingkat Pencapaian (%)
Kategori
1
85 p 100
Sangat Praktis
2
75 p 84
Praktis
3
60 p 74
Cukup Praktis
4
55 p 59
Kurang praktis
5
p 55
Tidak Praktis
(widoyoko, 2012) 4. Analisis Observasi Langkah-langkah analisis dari data hasil lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran adalah menggunakan tabulasi data untuk jawaban “YA” mendapat skor 1 dan untuk 0 untuk tanggapan “TIDAK”. Penilaian dilakukan oleh guru yang terdiri atas 15 item, dengan analisis persentase: Persentase keterlaksanaan =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
× 100%
Berdasarkan hasil analisis data observasi keterlaksanaan pembelajaran perangkat pembelajaran yang dikembangkan disebut terlaksana apabila persentase menggapai lebih dari 80% sudjana, 2012) 5. Analisis Keefektifan
Data yang dianalisis untuk melihat aspek keefektifan adalah hasil uji desseminate dengan langkah-langkah sebagai berikut. a. Memberikan skor jawaban pada setiap butir jawaban yang diperoleh siswa
berdasarkan rubik penilaian yang telah dibuat.
33
b. Menjumlahkan skor yang diperoleh siswa. c. Menghitung nilai masing-masing siswa dan menentukan ketuntasan tiap siswa
berdasarkan KKM yang telah ditetapkan sekolah yaitu 65 d. Menghitung persentase ketuntasan siswa
(𝑥) =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 × 100% 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛
e. Mengkategorikan hasil persentase ketuntasan siswa berdasarkan kriteria
penilaian keefektifan yang disajikan pada tabel berikut. Tabel 3. 7 Pedoman Kategori Penilaian keefektifan Rentang Presentase Ketuntasan
Kriteria
x 80 60 x 80 40 x 60 20 x 40 x 20
Sangat Efektif Efektif Cukup Efektif Kurang Efektif Sangat Kurang Efektif
Sumber: (widoyoko, 2012)
34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang menciptakan produk lembar kegiatan siswa yang memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif. Penelitian
pengembangan
lembar
kegiatan
siswa
menggunakan
model
pengembangan 4D (define, design, develop, disseminate) dari Thiagarajan, Semmel, dan Semmel. 1. Define (Tahap Pendefinisian) Tahap define bertujuan untuk menetapkan dan mendefinisikan syaratsyarat pembelajaran. Pada tahap pendefinisian terdapat lima tahapan yang akan diuraikan sebagai berikut. a. Analisis Awal-Akhir Langkah pertama yang dilakukan pada tahap ini adalah observasi dan berdiskusi dengan guru matematika di SMP YPPK St. Mikael. Hasil observasi memeroleh informasi bahwa di sekolah buku yang digunakan guru buku kurikukulum 2013, sedangkan disekolah terdapat banyak buku termasuk buku PR. Buku PR tidak digunakan sebaik mungkin, Pada dasarnya buku PR memliki banyak latihan-latihan soal yang mirip dengan lembar kegiatan siswa. Mengapa demikian karena menurut siswa buku PR memiliki bahasa yang sulit untuk dipahami. Beberapa hal yang terjadi pada saat pembelajaran guru melakukan
35
pembelajaran hanya dengan menjelaskan dipapan tulis dan tidak melibatkan siswa dalam proses pembelajaran inilah yang membuat siswa menjadi kurang aktif di dalam kelas. Masalah lain yang ditemukan adalah guru tidak menggunakan media pembelajaran saat proses belajar mengajar. Untuk mengatasi beberapa permasalahan tersebut, maka peran guru yang dominan sebaiknya dikurangi dan memposisikan diri sebagai fasilitator proses belajar siswa. Dalam mencapai tujuan tersebut diperlukan suatu perangkat pembelajaran yang dapat
meningkatkan keaktifan siswa dalam
proses
pembelajaran. Sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan mengembangkan lembar kegiatan siswa pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear dengan model Think Pair Share yang diharapkan nantinya siswa dapat membangun pengetahuan dan keterampilannya sendiri. b. Analisis Siswa
Analisis siswa bertujuan untuk menganalisis karakteristik siswa kelas VII SMP YPPK St. Mikael. Berdasarkan hasil observasi pada saat proses belajar
mengajar siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran seperti banyak siswa yang diam, malu untuk bertanya, dan sulit untuk menyampaikan pendapat. Sedangkan hal yang diharapkan pada saat pembelajaran siswa aktif dalam kelas serta mampu menguasai materi. c. Analisis Materi Analisis materi pelajaran ini adalah persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel untuk kelas VII dengan mengikuti kurikulum 2013. Persamaan dan pertidaksamaan linear mempuyai soal yang sangat bervariasi dan sulit, sehingga
36
siswa sulit untuk menyelesaikan soal yang berhubungan dengan soal cerita dan soal – soal yang mempunyai bahasa cukup tinggi. Materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel merupakan kelanjutan dari materi aljabar. Kompetensi dasar dan indikator materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel dapat dilihat pada tabel. Tabel 4. 1 KD dan Indikator Materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel Pada Kurikulum 2013 Kompetensi dasar 2.8. Menjelaskan persamaan pertidaksamaan linear satu variabel
dan
4.8 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
Indikator 3.8.1 Menjelaskan konsep persamaan linear satu variabel 3.8.2 Menjelaskan sifat-sifat operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian pada persamaan linear satu variabel 3.8.3 Menjelaskan konsep pertidaksamaan linear satu variabel 4.8.1 Mengubah masalah nyata dengan bentuk persamaan linear satu variabel 4.8.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan persamaan linear satu variabel 4.8.3 Mengubah dan menyelesaikan masalah nyata dengan bentuk pertidaksamaan linear satu variabel
d. Analisis Tugas Analisis
tugas
bertujuan
untuk
mengidentifikasi
keterampilan-
keterampilan siswa miliki yang akan dikembangkan dalam pembelajaran. Tugas yang diberikan dapat berupa tugas individu ataupun tugas kelompok. Berdasarkan analisis siswa lebih menyukai proses pembelajaran secara berkelompok. Alasan siswa lebih menyukai pembelajaran secara berkelompok dibandingkan dengan kerja tugas secara individu karena dengan bekerja kelompok siswa dapat berbagi pengetahuan, bertukar pikiran, saling memberi penguatan, dan berdiskusi bersama teman lainnya.
37
Tugas-tugas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel adalah sebagai berikut. 1)
Persamaan linear satu variabel.
a)
Mendefiniskan persamaan linear satu variabel.
b)
Mengubah dan menyelesaikan masalah nyata kedalam persamaan linear satu variabel.
2)
Sistem Pertidaksamaan Linear satu variabel.
a) Mendefenisikan pertidaksamaan linear satu variabel. b) Mengubah dan menyelesaikan masalah nyata kedalam pertidaksamaan linear satu variabel. e. Spesifikasi Tujuan Pembelajaran Spesifikasi tujuan pembelajaran dimaksudkan untuk merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan hasil analisis materi dan analisis tugas. Tujuan ini selanjutnya menjadi dasar untuk merancang produk lembar kegiatan siswa. Berdasarkan hasil analisis materi dan tugas, spesifikasi tujuan pembelajaran pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel dapat dijabarkan dalam indikator pencapaian hasil belajar sebagai berikut. 1) Siswa
dapat
memahami
dan
menjelaskan
konsep
persamaan
dan
pertidaksamaan linear satu variabel. 2) Siswa mampu menjelaskan sifat-sifat operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dam pembagian. 3) Siswa mampu mengubah dan menyelesaikan masalah nyata dengan bentuk persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel.
38
2. Design (Tahap Perancangan) Tahap ini bertujuan untuk merancang lembar kegiatan siswa yang dikembangkan sehingga diperoleh draf awal produk. Selain produk berupa draf 1 tahap perancangan ini terdiri atas pemilihan media, pemilihan format, dan perancangan awal produk. Prosedur pada tahap perancangan akan diuraikan sebagai berikut. a. Pemilihan Media Pada langkah ini penulis memilih dan menentukan media yang tepat untuk penyajian materi pelajaran yang disesuaikan dengan analisis tugas, analisis siswa, analisis materi. Media yang digunakan dalam pembelajaran adalah lembar kegiatan siswa karena media ini paling mudah untuk dibuat oleh guru kapan saja dan tanpa memerlukan suatu alat khusus, dibandingkan dengan media pembelajaran yang lain lembar kegiatan siswa lebih unggul karena merupakan media yang baik berisikan lembaran tugas yang diberikan kepada siswa berupa informasi untuk memberikan kesempatan mendapat pengetahuan yang luas tentang materi-materi dan konsep-konsep yang telah diajarkan didalam kelas, dan menyediakan pola untuk menganalisis materi pelajaran. Dengan menggunakan lembar kegiatan siswa diharapkan siswa belajar lebih giat secara mandiri, karena materi dan soal disusun secara teratur langkah demi langkahsehingga dapat diikuti dengan mudah oleh siswa. Dalam lembar kegiatan siswa tercantum kegiatankegiatan yang harus dilakukan siswa, misalnya mengadakan percobaan, membeca, dan sebagainya.
39
b. Pemilihan Format Pemilihan format pembelajaran disesuaikan dengan format langkahlangkah model pembelajaran think pair share bertujuan agar siswa dapat saling bekerja sama dan berinteraksi dengan sesama teman. Model pembelajaran TPS mempunyai 3 langkah dalam pembelajaran yaitu Think (berpikir), Pair (berpasangan), dan Share (berbagi).
Oleh sebab itu model ini dipilih dalam
pembuatan LKS karena mempunyai langkah-langkah pembelajaran yang singkat tetapi memuat kegiatan seluruhnya seperti, langkah-langkah ini menghendaki siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama saling membantu dengan siswa lain dalam suatu kelompok kecil, serta siswa dapat mempresentasikan hasil pengerjaan nya didepan kelas. Untuk isi pembelajaran mengacu pada beberapa analisis yang telah dijelaskan pada tahapan-tahapan sebelumnya, lembar kegiatan siswa yang dikembangkan memuat judul, tujuan pembelajaran, petunjuk pengerjaan, namanama siswa, materi dan langkah-langkah penyelesaian soal. Keseluruhan lembar kegiatan siswa disesuaikan dengan model think pair share yang diharapkan penerapannya akan berdampak pada peningkatan kemampuan dan keaktifan siswa dalam materi persamaan dan pertidaksamaan
linear satu variabel yang
dikembangkan. c. Perancangan Awal Lembar kegiatan Siswa Pada langkah ini penulis menyusun desain lembar kegiatan siswa yang dikembangkan. Lembar kegiatan siswa dikembangkan berdasarkan referensi yang telah diperoleh dari penelitian-penelitian sebelumnya. Hasil yang telah diperoleh dari tahap pendefinisian hingga pemilihan format selanjutnya dijadikan sebagai
40
dasar untuk merancang produk lembar kegiatan siswa. Lembar kegiatan siswa terdiri atas 3 kali pertemuan dan dikerjakan secara berkelompok satu kelompok terdiri dari 2 orang siswa. Lembar kegiatan siswa 1 berisi materi persamaan linear satu variabel, contoh soal, dan soal-soal serta langkah-langkah pembelajaran think pair share. Lembar kegiatan siswa 2 berisi materi pengoperasian sistem persamaan linear satu variabel, contoh soal, soal-soal dan langkah-lankah pembelajaran think pair share. Lembar kegiatan siswa 3 berisi materi untuk menyelesaikan konsep pertidaksamaan linear satu variabel, contoh soal, soal-soal dan langkah-langkah pembelajaran think pair share. Lembar kegiatan siswa yang dikembangkan menyediakan ruang jawaban untuk siswa menyelesaikan penyelesaian soal. Bagian akhir terdapat lembar refleksi, dimana siswa diminta untuk membuat kesimpulan atas hasil yang telah dipelajari dalam lembar kegiatan siswa tersebut. Hasil yang diperoleh pada tahap perancangan dikatakan sebagai draf 1 berdasarkan konsep dan materi persamaan dan pertidaksamaan linear yang terdapat dalam buku cetak siswa. Pengembangan lembar kegiatan siswa disesuaikan dengan kompetensi dasar materi persamaan linear satu variabel, sehingga nantinya dapat menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan masalah kontekstual. 3. Develop (Tahap Pengembangan) Tahap ini bertujuan untuk mengetahui kevalidan dan kepraktisan produk yang dikembangkan. Produk lembar kegiatan siswa yang telah dihasilkan dalam bentuk draf 1, selanjutnya divalidasi oleh validator. Setelah produk divalidasi, produk direvisi berdasarkan masukan dari validator dan menghasilkan draf 2. Draf
41
2 tersebut akan digunakan dalam uji coba terbatas yang dilakukan oleh 13 siswa kelas VII SMP YPPK St. Mikael. a. Validasi Ahli Pada tahap validasi ini bertujuan untuk mendapatkan saran dan komentar yang baik melalui tulisan maupun lisan tentang lembar kegiatan siswa yang dikembangkan. Validasi dilakukan dengan membagikan naskah lembar kegiatan siswa beserta lembar validasi kepada tiga validator ahli. Ketiga validator melakukan validasi sebanyak 2 kali pada revisi pertama ada beberapa hal yang harus direvisi, akan dijelaskan dalam tabel kemudian pada saat revisi kedua lembar kegiatan siswa sudah layak digunakan dikarenakan sudah tidak ada lagi yang harus direvisi. Berikut ini tabel nama-nama validator beserta saran dan masukkan. Tabel 4. 2 Hasil Saran dari Validator Validator Validator 1 Validator 2 Validator 3 -
Revisi Tahap 1 Menyesuaikan LKS dengan model pembelajaran yang digunakan Soal dan pertanyaan sesuaikan dengan tingkat usia dan kemampuan siswa kelas VII. Sampul LKS disesuaikan dengan model pembelajaran dan materi Perbaiki indicator yang ingin dicapai. Pembagian materi belum sesuai. Beri hint untuk masing-masing soal agar siswa terbiasa mengerjakan soal dengan terstruktur Kegiatan atau aktivitas siswa belum sesuai dengan model TPS. Tugas atau kegiatan belum sesuai. Terdapat kesalahan pengetikan di beberapa kata Materi dalam LKS belum lengkap
Revisi Tahap 2
LKS layak digunakan
LKS layak digunakan
LKS layak digunakan
Masukan tersebut dilakukan hingga lembar kegiatan siswa pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel menggunakan model
42
pembelajaran think pair share
yang dikembangkan
dikatakan layak untuk
digunakan. Adapun perbaikan dari soal bilangan bulat terintegrasi nilai-nilai keislaman ditunjukkan pada tabel 4.4 berikut Tabel 4. 3 Revisi Lembar Kegiatan Siswa Berdasarkan Saran dari Validator Revisi Perihal Revisi
Sebelum
• Validator 1 memberikan komentar sampul LKS belum menunjukan gambaran tentang model pembelajaran dan materi pembelajaran. Warna yang digunakan terlalu cerah • Validator 1 memberikan saran agar gambar pada sampul LKS disesuaikan dengan model think pair share, materi ditunjukan pada sampul, dan warna pada sampul dibuat lebih sederhana. •
•
Validator 1 dan validator 2 memberikan komentar indikator pada LKS belum sesuai dengan waktu dan pemahaman siswa. Validator 1 dan validator 2 memberikan komentar agar indikator untuk dirubah agar disesuaikan dengan waktu dan pemahaman siswa
43
Sesudah
• Validator 2 memberikan komentar pada kolom jawaban masih kosong tidak ada petunjuk pengerjaaan • Validator 2 memberi saran Pada kolom jawaban diharapkan untuk memberikan hint untuk mempermudah siswa dalam mengerjakan soal. Sehingga siswa dapat mengerjakan soal secara terstruktur •
•
•
•
Validator 2 memberikan komentar Kegiatan atau aktivitas siswa belum sesuai dengan model think pair share Validator 2 memberikan saran agar LKS lebih di perjelas lagi langkahlangkah model pembelajaran think pair share
Validator 3 memberikan komentar materi belum sesuai dengan tingkat pemahaman siswa dan masih banyak kesalahan dalam penulisan Validator 3 memberikan saran agar soal dan materi disesuaikan dengan tingkat pemahaman siswa .
b. Analisis Data Validasi LKS Validator bertugas untuk menyampaikan saran dan masukan pada produk lembar kegiatan siswa yang telah dikembangkan. Langkah selanjutnya menganalisis data yang telah diperoleh dari penilaian produk LKS oleh validator.
44
Berikut ini merupakan data hasil penilaian yang paling terakhir dari ketiga validator. Proses penilaian dilakukan oleh dua dosen pendidikan matematika dan satu guru matematika SMP YPPK St Mikael terhadap 20 butir pertanyaan. Penilaian kevalidan lembar kegiatan siswa dilakukan sebanyak dua kali revisi. Perangkat pembelajaran dinyatakan valid apabila ketiga validator memberikan kategori LD (layak digunkan). Penilaian validasi lembar kegiatan siswa dapat disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4. 4 Penilaian Hasil Validasi Oleh Validator Aspek Penilaian
Didaktif
Kontruksi
Teknis
No Item
Hasil Penilaian (3) (2) Kurang Cukup Valid Valid (4) Valid 0 0 1
(5) Sangat Valid 2
Total Nilai
1
(1) Tidak Valid 0
2
0
0
0
2
1
13
3
0
0
0
2
1
13
4
0
0
0
1
2
14
5
0
0
0
3
0
12
6
0
0
0
3
0
12
7
0
0
0
3
0
12
8
0
0
0
2
1
13
9
0
0
0
3
0
12
10
0
0
0
0
3
15
11
0
0
0
2
1
13
12
0
0
0
2
1
13
13
0
0
0
3
0
12
14
0
0
0
2
1
13
15
0
0
0
3
0
12
16
0
0
1
1
1
12
17
0
0
0
3
0
12
18
0
0
0
2
1
13
19
0
0
0
2
1
13
20
0
0
0
3
0
12
14
Berdasarkan Tabel 4.3 secara keseluruhan hasil data ketiga validator memberikan penilaian pada kriteria valid dan sangat valid pada aspek didaktif,
45
aspek kontruksi, dan aspek teknis. Namun pada kriteria teknis untuk no item 1 berada pada kategori cukup valid, berdasarkan hasil validasi dari ketiga validator maka lembar kegiatan siswa yang dikembangkan layak digunakan dalam pembelajaran matematika disekolah. c. Hasil Uji Coba Terbatas Perangkat pembelajaran menggunakan model pembelajaran Think Pair Share pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel yang sudah divalidasi oleh ahli, lalu digunakan untuk uji coba terbatas. Uji coba terbatas ini dilakukan pada 13 orang siswa kelas VII SMP YPPK St Mikael untuk mengamati atau membaca lembar kegiatan siswa yang dikembangkan. Ketiga belas siswa tersebut diminta memberikan komentar atau masukan tentang perangkat pembelajaran yang mereka baca dan mereka amati. Siswa diminta agar menuliskan catatan mereka pada kalimat-kalimat atau kata yang digunakan pada LKS yang tidak dimengerti maksud dan maknanya. Komentar atau masukan yang diberikan siswa sebagai hasil uji coba terbatas tentang lembar kegiatan siswa yaitu, lembar kegiatan siswa dinilai cukup baik dan mudah dipahami, baik dari segi bahasa, kejelasan tugas dalam Lembar kegiatan siswa, gambar, petunjuk pengerjaan soal serta langkah-langkah model pembelajaran think pair share pada lember kegiatan siswa. d. Analisis uji coba terbatas Analisis data uji coba terbatas dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari pengisian lembar penilaian produk lembar kegiatan siswa pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel menggunakan model
46
pembelejaran think pair share. Lembar penilaian produk lembar kegiatan siswa terbagi menjadi dua yaitu, lembar penilaian kepraktisan oleh siswa dan guru. a)
Analisis data kepraktisan oleh siswa Tabel 4. 5 Penilaian Angket Respon Siswa Hasil Penilaian
Aspek Penilaian 1
0
(2) Kurang Praktis 0
1
7
5
56
2
0
0
2
5
6
56
3
0
0
0
8
5
57
4
0
0
2
7
4
54
5
0
0
1
10
2
53
6
0
0
4
5
5
54
7
0
0
0
7
6
58
8
0
0
0
7
6
58
9
0
0
0
7
6
58
10
0
0
0
8
5
57
(1)Tidak Praktis
(3)Cukup Praktis
(4) Praktis
(5) Sangat Praktis
Total Nilai
Jumlah
561
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, secara keseluruhan hasil dari 13 responden diperoleh skor 561 dari 650 dengan persentase 86,30% produk lembar kegiatan siswa masuk pada kategori sangat praktis. Selain itu lembar kegiatan siswa menggunakan model pembelajaran think pair share pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel oleh siswa ditinjau dari komentar yang diberikan oleh responden. Oleh karena itu lembar kegiatan siswa yang dikembangkan berada pada kategori praktis. b) Analisis kepraktisan oleh guru Untuk data hasil penilaian guru didapat dengan menggunakan lembar penilaian guru terhadap perangkat dan pelaksanaan pembelajaran. Bagian yang dinilai pada lembar penilaian guru yaitu lembar kegiatan siswa. Lembar penilaian
47
ini diberikan kepada guru sebelum melakukan pembelajaran. Data yang didapat dari penilaian oleh guru dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4. 6 Penilaian Kepraktisan Oleh Guru Hasil Penilaian Aspek Penilaian 1
0
(2) Kurang Praktis 0
2
0
0
0
1
0
4
3
0
0
0
0
1
5
4
0
0
1
0
0
3
5
0
0
0
1
0
4
6
0
0
0
1
0
4
7
0
0
0
1
0
4
8
0
0
0
1
0
4
9
0
0
1
0
0
3
10
0
0
0
1
0
4
11
0
0
0
1
0
4
12
0
0
0
1
0
4
13
0
0
0
1
0
4
(1)Tidak Praktis
(3)Cukup Praktis
(4) Praktis
(5) Sangat Praktis
Total Nilai
0
1
0
4
Persentase Kepraktisan
51
Berdasarkan data diatas, secara keseluruhan hasil data dari guru diperoleh skor 51 dari skor 65 dengan persentase 78,46% berdasarkan hasil penilai dari lembar kepraktisan lembar kegiatan masuk pada kategori praktis. c) Lembar observasi Pembelajaran berlangsung sebanyak 3 kali. Pada setiap pertemuan dilakukan observasi pembelajaran. Observasi ini dilaksanakan untuk mengetahui kepraktisan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Hasil perhitungan lembar observasi secara ringkas terdapat pada Tabel 4.7.
48
Tabel 4. 7 Penilaian Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Pertemuan 1
Pertemuan 2
Pertemuan 3
Observer
Observer
Observer
1
1
1
1
2
1
1
1
3
1
0
1
4
0
1
0
5
1
1
1
6
1
1
1
7
1
0
1
8
1
1
1
9
1
1
1
10
1
0
1
11
1
1
1
12
0
1
1
13
1
1
1
14
1
1
1
15
1
1
1
Persentase
87%
83%
93%
Aspek Penilaian
Tabel 4.7 diketahui bahwa keterlaksanaan pembelajaran sudah berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Produk peneliti dikatakan praktis untuk pertemuan pertama dengan
persentase sebesar 87%, untuk pertemuan
kedua memeroleh persentase sebesar 83% , dan untuk pertemuan 3 memeroleh persentase sebesar 93% dengan kategori praktis. Kesimpulan bahwa perangkat pembelajaran praktis digunakan dalam pembelajaran (Sudjana, 2012). e. Uji coba lapangan Perangkat pembelajaran yang sudah direvisi selanjutnya diuji cobakan pada.uji coba lapangan. Subjek uji coba lapangan yaitu siswa kelas VII SMP YPPK St Mikael dengan banyak siswa 30 siswa. Sebelum uji coba lapangan dilakukan di
kelas, diadakan tahap persiapan yaitu berdiskusi dengan guru matematika tentang perangkat pembelajaran yang digunakan. Tahap persiapan ini disampaikan
49
bagian-bagian pembelajaran beserta pendekatan saintifik yang menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Pelaksanaan uji coba lapangan bermaksud mengukur keefektifan dan kepraktisan perangkat yang dikembangkan menggunakan data yang didapatkan. Data keefektifan meliputi data tes individu, sedangkan data kepraktisan terbagi menjadi data penilaian guru, penilaian siswa serta hasil observasi keterlaksanaan perangkat pembelajaran. 1. Analisis keefektifan Sebelum menggunakan lembar kegiatan siswa dapat dilihat bahwa nilai ulangan matematika siswa pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear belum memenuhi maksimum nilai KKM yaitu hanya 16,67 persentase ketuntasan, beberapa siswa yang mendapat nilai bagus dan mencapai maksimum KKM. Secara ringkas nilai ulangan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4. 8 Nilai Ulangan Siswa Nilai Ulangan
Keterangan
1
Nama siswa siswa 1
35
Tidak lulus
2
siswa 2
40
Tidak lulus
3
siswa 3
65
Tidak lulus
4
siswa 4
40
Tidak lulus
5
siswa 5
45
Tidak lulus
6
siswa 6
67
Lulus
7
siswa 7
45
Tidak lulus
8
siswa 8
50
Tidak lulus
9
siswa 9
67
Lulus
10
siswa 10
60
Tidak lulus
11
siswa 11
50
Tidak lulus
12
siswa 12
47
Tidak lulus
13
siswa 13
60
Tidak lulus
14
siswa 14
66
Lulus
15
siswa 15
54
Tidak lulus
16
siswa 16
37
Tidak lulus
17
siswa 17
47
Tidak lulus
18
siswa 18
34
Tidak lulus
No
50
19
siswa 19
45
Tidak lulus
20
siswa 20
43
Tidak lulus
21
siswa 21
75
Lulus
22
siswa 22
65
Tidak lulus
23
siswa 23
50
Tidak lulus
24
siswa 24
70
Lulus
25
siswa 25
80
Lulus
26
siswa 26
45
Tidak lulus
27
siswa 27
50
Tidak lulus
28
siswa 28
65
Tidak lulus
29
siswa 29
60
Tidak lulus
30
siswa 30
55
Tidak lulus
Persentase Ketuntasan
16,67%
Setelah melakukan uji coba produk kemudian peneliti melakukan tes soal persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel kepada 30 siswa. Secara ringkas data hasil pengerjaan soal individu data dilihat pada tabel berikut Tabel 4. 9 Data Hasil Belajar No
Nama Siswa
Nilai
Keterangan
1
siswa 1
85
Tuntas
2
siswa 2
69
Tuntas
3
siswa 3
70
Tuntas
4
siswa 4
55
Tidak tuntas
5
siswa 5
69
Tuntas
6
siswa 6
83
Tuntas
7
siswa 7
73
Tuntas
8
siswa 8
72
Tuntas
9
siswa 9
73
Tuntas
10
siswa 10
68
Tuntas
11
siswa 11
43
Tidak tuntas
12
siswa 12
70
Tuntas
13
siswa 13
70
Tuntas
14
siswa 14
57
Tidak tuntas
15
siswa 15
67
Tuntas
16
siswa 16
48
Tidak tuntas
17
siswa 17
50
Tidak tuntas
18
siswa 18
47
Tidak tuntas
51
19
siswa 19
70
Tuntas
20
siswa 20
72
Tuntas
21
siswa 21
80
Tuntas
22
siswa 22
75
Tuntas
23
siswa 23
63
Tidak tuntas
24
siswa 24
70
Tuntas
25
siswa 25
92
Tuntas
26
siswa 26
70
Tuntas
27
siswa 27
78
Tuntas
28
siswa 28
84
Tuntas
29
siswa 29
70
Tuntas
30
siswa 30
72
Tuntas 76,67%
persentase
Pada tabel 4.7 diperoleh nilai hasil lembar soal posttest yang telah dikerjakan oleh siswa setelah pembelajaran menggunakan lembar kegiatan siswa pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel menggunakan model pembelajaran think pair share diujicobakan terdapat peningkatan nilai siswa dari nilai KKM sekolah yaitu 65 diperoleh 23 siswa sampel tuntas. Dari tabel 4.8 persentase ketuntasan siswa kelas VII yakni 76,67% yang mencapi nilai KKM sekolah artinya pembelajaran menggunakan lembar kegiatan siswa mengalami peningkatan dikarenakan sebelum pembelajaran menggunakan LKS persentase ketuntasan siswa hanya 16,67%. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa produk lembar kegiatan siswa pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel menggunakan model pembelajaran think pair share yang dikembangkan baik dan efektif untuk digunakan dalam pembelajaran.
52
4. Disseminate (Penyebaran) Tahap akhir yang dilakukan dalam penelitian pengembangan ini adalah tahap disseminate atau tahap penyebaran. Pada tahap ini penyebaran dilakukan oleh peneliti yaitu memberikan produk berupa Lembar Kegiatan Siswa dengan model pembelajaran think pair share pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel kepada sekolah. Penyebaran hanya dialakukan disekolah tempat peneliti melakukan penelitian dikarenakan uji coba yang dilakukan hanya satu sekolah, dan penelitian dilakukan saat pandemi.
B. Pembahasan Pembahasan hasil penelitian berupa lembar kegiatan siswa yang dikembangkan berbasis model pembelajaran Think Pair Share. Proses pengembangan lembar kegiatan siswa menggunakan model pengembangan 4D yang terdiri atas empat tahap yaitu tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design), tahap pengembangan (develop) dan tahap penyebaran (disseminate). Lembar kegiatan siswa yang dibuat terdiri atas penjelasan materi dan latihan soal yang disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran model Think Pair Share. Tahap pertama yang dilakukan adalah
define yaitu observasi dan
berdiskusi dengan guru matematika di SMP YPPK St. Mikael memeroleh informasi bahwa buku yang digunakan guru adalah buku kurikukulum 2013, sedangkan disekolah terdapat banyak buku termasuk buku PR. Beberapa hal yang terjadi pada saat pembelajaran guru melakukan pembelajaran hanya dengan
53
menjelaskan dipapan tulis dan tidak melibatkan siswa dalam proses pembelajaran inilah yang membuat siswa menjadi kurang aktif di dalam kelas. Tahap selanjutnya yaitu design (tahap perancangan) pada tahap ini memilih media yang tepat untuk digunakan disekolah yang disesuaikan dengan kebutuhan yang dijelaskan pada tahap define. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kegiatan siswa yang bertujuan agar penerapannya akan berdampak pada peningkatan kemampuan dan keaktifan siswa dalam materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel yang dikembangkan. Setelah pemilihan media dilakukan pembutan lembar kegiatan siswa, lembar kegiatan siswa yang selesai selesai selanjutnya dikonsultasikan kepada pembimbing, apabila telah disetujui langkah berikutnya yaitu tahap validasi. Lembar kegiatan siswa divalidasi oleh 3 validator, 2 validator yang merupakan dosen pendidikan matematika Universitas Musamus Merauke, dan guru matematika SMP YPPK St. Mikael. Validasi dilakukan sebanyak 2 tahapan oleh ketiga validator. Saran dan masukan dari validator 1 untuk tahap 1 yang meliputi sampul, soal dan pertanyaan sesuaikan dengan tingkat usia dan kemampuan siswa kelas VII, sampul pada Lembar Kegiatan Siswa disesuaikan dengan model pembelajaran dan materi, perbaiki indikator yang ingin dicapai, warna pada lembar kegiatan siswa jangan terlalu terang, gambar disesuikan dengan kegunaan. Masukan dan saran tersebut dilakukan revisi, selanjutnya lembar kegiatan siswa kembali direvisi hingga lembar kegiatan siswa dinyatakan valid dan layak digunakan.
54
Saran dan masukan dari validator 2 untuk tahap pertama meliputi Pembagian materi belum sesuai, beri hint untuk masing-masing soal agar siswa terbiasa mengerjakan soal dengan terstruktur, kegiatan atau aktivitas siswa belum sesuai dengan model think pair share, tugas atau kegiatan belum sesuai. Masukan dan saran tersebut dilakukan revisi dan divalidasi kembali
hingga lembar
kegiatan siswa dinyatakan valid dan layak digunakan. Selanjutnya dilakukan validasi oleh guru matematika (validator 3) kelas VII SMP YPPK St. Mikael Merauke dengan masukan dan saran meliputi, terdapat kesalahan pengetikan di beberapa kata, materi dalam lembar kegiatan siswa belum lengkap. secara keseluruhan hasil data ketiga validator memberikan penilaian pada kriteria valid dan sangat valid pada aspek didaktif, aspek kontruksi, dan aspek teknis. Namun pada kriteria teknis untuk no item 1 berada pada kategori cukup valid, berdasarkan hasil validasi dari ketiga validator maka lembar kegiatan siswa yang dikembangkan layak digunakan dalam pembelajaran matematika disekolah. Setelah produk dikatakan layak digunakan pada tahap validasi oleh ketiga validator, didapat draf 2 yang siap diuji cobakan ke siswa. Draf 2 selanjutnya di Uji cobakan pada tahap uji coba terbatas ke 13 siswa. 13 siswa dimanta untuk mengamati dan membaca lembar kegiatan siswa kemudian diminta untuk memberikan masukan atau komentar terhadap produk yang dikembangkan. Komentar atau masukan yang diberikan siswa sebagai hasil uji coba terbatas tentang LKS yaitu LKS dinilai cukup baik dan mudah dipahami, baik dari segi bahasa, kejelasan tugas dalam LKS, langkah-langkah pengerjaan LKS, tampilan pada LKS, dan gambar pada LKS.
55
Selanjutnya
guru dan siswa diminta untuk mengisi lembar respon
kepraktisan, tahapan ini dilakukan untuk melihat kepraktisan lembar kegiatan siswa yang diuji cobakan serta mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa pada saat pembelajaran (Ardianto, Syaifudin, & Antari, 2018). Kepraktisan lembar kegiatan siswa didukung oleh penyusunan produk yang disesuaikan dengan tahapan model Think Pair Share. Kepraktisan produk berupa lembar kegiatan siswa yang dikembangkan dilihat dari penilaian guru yang mengatakan bahawa produk tersebut telah layak digunakan. Hasil analis penilaian kepraktisan siswa, bahwa lembar kegiatan siswa bernilai praktis dengan kelayakan sebesar persentase kepraktisan secara keseluruhan adalah sebesar 86,31% dan untuk guru kepraktisan sebesar 78,46%. Menurut Widoyoko (2012) perangkat pembelajaran Lembar Kegiatan Siswa dikatakan praktis apabila nilai persentase yang diperoleh ≥75%, sehingga dapat disimpulkan bahwa LKS yang dikembangkan telah layak digunakan dalam pembelajaran. Setelah produk dikatan valid dan praktis langkah selanjutnya yaitu uji coba lapangan dilakukan kepada 30 siswa
dengan melakaukan pembelajaran dan
disertai observasi oleh guru. Materi yang digunakan dalam lembar kegiatan siswa adalah persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel yang dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan, sekolah menerapkan sistem sift dikarenakan pandemi. Pertemuan pertama membahas tentang konsep persamaan linear satu variabel yaitu, kalimat terbuka, kalimat tertutup, apa itu persamaan, dan bentuk umum dari persamaan linear satu variabel. Materi pertemuan kedua tentang mengoprasikan persamaan linear seperti bagaimana mengoperasikan persamaan dengan operasi
56
pejumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan menyelesaikan masalah nyata yang berhubungan dengan persamaan linear satu variabel. Pada pertemuan ketiga materi yang dibahas tentang konsep, operasi pertidaksamaan linear satu variabel seperti mengetahui bentuk umum dari pertidaksamaan linear satu variabel, memahami sifat-sifat pertidaksamaan linear satu variabel, langkah-langkah menyelesaikan pertidaksamaan linear satu variabel, mengubah
dan
menyelesaikan
masalah
nyata
yang
berkaitan
dengan
pertidaksamaan linear satu variabel. pada tahap selanjutnya 30 siswa mengerjakan soal posttest yang terdapat untuk melihat keefektifan produk. persentase ketuntasan siswa kelas VII yakni 76,67% yang mencapi nilai KKM sekolah artinya pembelajaran menggunakan lembar kegiatan siswa mengalami peningkatan dikarenakan sebelum pembelajaran menggunakan LKS perssentase ketuntasan siswa hanya 16,67%. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa produk lembar kegiatan siswa pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel menggunakan model pembelajaran think pair share yang dikembangkan baik dan efektif untuk digunakan dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan persentase ketuntasan yaitu lembar kegiatan siswa dikatakan efektif jika persentase produk minimal memenuhi kategori efektif (B) yaitu x 60 .
57
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa produk lembar kegiatan siswa menggunakan model Think Pair Share yang dikembangkan secara keseluruhan hasil data ketiga validator memberikan penilaian pada kriteri valid dan sangat valid pada semua aspek. Berdasarkan hasil validasi dari ketiga validator lembar kerja siswa telah layak diujicobakan dan digunakan dalam pembelajaran di sekolah. Produk lembar kegiatan siswa yang dikembangkan telah melalui tahap ujicoba terbatas dan memeroleh kriteria praktis berdasarkan hasil analisis lembar kepraktisan guru dan siswa. Skor rata-rata untuk kepraktisan siswa dan guru diperoleh sebesar 86,31% dan 78,46%. Kualitas perangkat pembelajaran berdasarkan aspek keefektifan memenugi kriteria sangan efektif ditunjukkan dari peningkatan ketuntasan siswa yaitu 76,67%, hal ini menunjukkan bahwa produk lembar kegiatan siswa mendukung pelaksanaan pembelajaran yang aktif, memermudah memahami materi, dan memotivasi siswa untuk belajar. Prosedur kelayakan
untuk
produk lembar
kegiatan
siswa yang
dikembangkan telah dilakukan pengujian kevalidan dan kepraktisan produk dalam uji coba terbatas. Produk lembar kegiatan siswa yang dikembangkan dinyatakan valid, praktis, efektif dan layak digunakan pada proses pembelajaran matematika.
58
B. SARAN Saran untuk pemanfaatan pengembangan produk lembar kegiatan siswa yang
dihasilkan
dapat
dijadikan
sebagai
media
pembelajaran
dengan
menggunakan model Think Pair Share yang akan digunakan guru pada pembelajaran
di
kelas.
Pengembangan
lembar
kegiatan
siswa
dengan
menggunakan model Think Pair Share terbatas pada materi persamaan linear satu variabel,
sehingga
disarankan
untuk
penelitian
berikutnya
agar
mengembangkan lembar kegiatan siswa matematika dengan materi lainnya.
59
dapat
DAFTAR PUSTAKA Arifin, Z. (2017). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Bimo, I. (2013). Penerapan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Discovery Berorientasi Keterampilan Proses Sains Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA. Jurnal Unnes.ac.id. Elhefni. (2011). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Dan Hasil Belajar Di Sekolah. 02. Istikomah, D. A., & Jana, P. (2016). Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Mahasiswa Melalui Pendekatan Pembelajaran Saintifik Dalam Perkuliahan Aljabar Matrik. Kesumayanti, N. W. (2017). Pengembangan Bahan Ajar Materi Persamaan Kuadrat Berbantuan Rumus Cepat. Jurnal Edukasi Dan Sains Matematika (Jemsat). Kusuma, F. W., & Aisyah, M. N. (2012). Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 1 SMA NEGERI 2 Wonosobo. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, 43-63. Lestari, N. I., Afri, L. E., & Richardo, R. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Pendidikan Matematika Realistik Pada Materi PLSV Kelas VII SMP. 2015. Maulina, L. A. (2014). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Realistik Dengan Setting Kooperatif Tipe TPS (Think Pair Share) Pokok Bahasa Persegi Panjang Dan Persegi Untuk Siswa. 01. Muah, T. (2015). Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Matematika Siswa
60
Kelas 9B Semester Gasal Tahun Pelajaran 2014/2015 SMP NEGERI 2 Tuntang- Semarang. Mufidah, L., Effendi, D., & Purwanti, T. T. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Matriks. Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo, 01. Novita, R. (2014). Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Pada Materi Trigonometri Di Kelas XI 1A SMA NEGERI 8 Banda Aceh. 1. Paluru, F. T., & Widyaningrum, D. A. (2017). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Dengan Model Problem Based Learning (PBL) Dipadu Think Pair Share(TPS). 02. Sriyanti. (2015). Komparasi Keefektifan Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Kooperatif Tipe Talking Stick Dengan Tipe Make A Match Pada Siswa Kelas VII SMP LPP UMI Makassar. Jurnal Matematika dan Pembelajaran, 01. Sudjana, N. (2012). Penelitian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya. Widiyatmoko, P. (2012). Pengembangan LKS Ipa Terpadu Berbasis Inkuiri Tema Darah Di SMP N 2 Tengaran. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. Widoyoko, E. P. (2012). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wulandari, S. (2017). Perbandingan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Antara Yang Belajar Menggunakan Pembelajaran Problem Based Learning Dan Problem Posing . Jurnal Formatif, 75-82.
61
Hidayanti, D. (2016). Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Matematika Dengan Pendekatan Saintifik Pada Pokok Bahasan Garis Singgung Lingkaran Untuk SMP Kelas VIII. Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti, 42-56. Rohmad, A., & Suhandini, P. (2012). Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Berbasis Eksplorasi Elaborasi Dan Komfirmasi Serta Kebencanaan Sebagai Bahan Ajar Geografi SMA/MA Di Kabupaten Rembang. Triyanto, & Rosadi, A. (2016). Penerapan Pembelajaran Think Pair Share Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII A SMP NEGERI 17 Surakarta Tahun Ajaran 205/2016. 36. Mufidah, L. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Matriks . Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo, 117-125.
62
LAMPIRAN
Lampiran 1. 1 Lembar Validasi
63
64
65
66
67
68
Lampiran 1. 2 Lembar Penilaian Kepraktisan Dari Guru
69
70
71
Lampiran 1. 3 Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
72
73
74
75
76
Lampiran 1. 4 Angket Respons Siswa
77
78
79
80
81
Lampiran 1. 5 Lembar Kegiatan Siswa
82
Patuhi Protokol Kesehatan dan Ingat 5M 4. Menghindari Kerumunan
1. Memakai Masker 2. Mencuci Tangan Pakai Sabun
5. Membatasi Mobilitas 3. Menjaga Jarak
83
DAFTAR ISI DAFTAR ISI ......................................................................................................... 84 KOMPETENSI INTI ............................................................................................ 85 KOMPETENSI DASAR ....................................................................................... 85 INDIKATOR ........................................................................................................ 85 TUJUAN ............................................................................................................... 85 MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE ............................................ 86 PETUNJUK PENGGUNAAN .............................................................................. 86 PERTEMUAN PERTAMA .................................................................................. 87 PERTEMUAN KEDUA ........................................................................................... PERTEMUAN KETIGA ....................................... Error! Bookmark not defined.
84
KOMPETENSI INTI
K13 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata . K14 : Menunjukan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori. KOMPETENSI DASAR
3.8. Menejelaskan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel. 4.8. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan persamaan pertidaksamaan linear satu variabel.
dan
INDIKATOR
3.8.1. Menjelaskan konsep persamaan linear satu variabel. 3.8.2. Menjelaskan sifat-sifat operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian pada persamaan linear satu variabel. 3.8.3. Menjelaskan konsep pertidaksamaan linear satu variabel. 4.8.1. Mengubah dan menyelesaikan masalah nyata dengan bentuk persamaan linear satu variabel. 4.8.2. Mengubah dan menyelesaiakan masalah nyata dengan bentuk pertidaksamaan linear satu variabel. TUJUAN
1. Siswa mampu menjelaskan konsep persamaan linear satu variabel. 2. Siswa mampu menjelaskan sifat-sifat operasai penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. 3. Siswa mampu menjelaskan konsep pertidaksamaan linear satu variabel 4. Siswa mampu mengubah dan menyelesaiakan masalah nyata dengan bentuk persamaan linear satu variabel.
85
5. Siswa mampu mengubah dan menyelesaikan masalah nyata dengan bentuk pertidaksamaan linear satu variabel. MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE
Tahukah kalian apa itu model Pembelajaran Think Pair Share? Nah, model pembelajaran Think Pair Share merupakan model pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran melalui beberapa proses yaitu, Think yang artinya “berpikir”, Pair yang artinya “berpasangan” , dan Share artinya “berbagi”. Adapun langkah-langkah Model Pembelajaran Think Pair Share adalah 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai dan materi inti. 2. Siswa diminta agar memikirkan masalah yang diberikan guru (tahap think). 3. Guru menanyakan membuka diskusi untuk menanyakan kepada semua murid tentang masalah yang diberikan pada tahap think, kemudian membuat kesimpulan bersama. 4. Siswa berpasangan bersama siswa lainnya mengutarakan hasil tiap-tiap pemikiran (tahap pair). 5. Guru memimpin diskusi kecil, tiap kelompok menyampaikan hasil diskusi (tahap Share). 6. Guru bersama siswa menyampaikan kesimpulan 7. Penutup. PETUNJUK PENGGUNAAN
1. 2. 3. 4. 5.
Berdoalah sebelum mengerjakan LKS Bacalah materi dan petunjuk yang ada pada LKS Diskusikan dengan pasanganmu menegenai soal-soal yang ada pada LKS. Tanyakan pada bapak/ibu guru mengenai hal-hal yang kurang jelas. Ikutilah setiap tahapan dalam pelajaran ini yang menggunakan model pembelajaran Think Pair Share. 6. LKS diisi bersama pasanganmu secara mandiri.
86
Pertemuan Pertama
KOMPETENSI DASAR 3.8 Menjelaskan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variable dan penyelesaian
Indikator pembelajaran 3.8.1 Menjelaskan konsep persamaan linear satu variabel. 4.8.1 Mengubah masalah nyata dengan bentuk persamaan linear satu
variabel
Tujuan pembelajaran 1. Menemukan konsep kalimat tertutup dan terbuka melalui pengamatan masalah kontekstual. 2. Menemukan konsep persamaan linear satu variabel. 3. Mengubah masalah nyata dalam persamaan linear satu variabel
87
Tahapan Think
Menemukan Konsep Persamaan Linear Satu Variabel
Pada bab sebelumnya kalian sudah mempelajari tentang al-jabar, konsepkonsep yang telah kalian pelajari pada bab sebelumnya akan bermanfaat untuk kalian pada materi ini. Kalian akan menggunakan materi ini untuk menyelesaikan masalah-masalah nyata dan meteri-materi pada bab selanjutnya. Namun sebelum kalian memahami konsep persamaan linear satu variabel, terlebih dahulu kalian lakukan kegiatan berikut. Pada tahapan think cobalah kalian pikirkan secara mandiri permasalahanpermaslahan pada beberapa kasus berikut ini. Kemudian tuliskan jawaban kalian pada kolom yang telah disediakan. Kasus 1
Menemukan Konsep Kalimat Terbuka dan tertutup Suatu peristiwa di dalam kelas Haris : Hai Adi! Adi : Hai Haris, gimana Ris? Haris : Ris coba deh jawa pertanyaanku, siapakah nama kepala bupati merauke Adi : itu sih pertanyaan mudah ris, kepala bupati merauke bapak Drs. Romanus Mbaraka kan Haris :wah bener Di, nah coba deh jawab pertanyaanku. Suatu bilangan jika dikali 2 maka hasilnya adalah 4 dan jika dibagi 2 maka hasilnya 1, berapa jawabannya? Adi : Wah, aku tau ni jawabanya. Pasti 2 kan? Haris : Wah bener banget Di. Adi : Berapa dikali 5 hasilnya 10? Haris : 2 dikali 5 sama dengan 10. Nah, berapa hasil 4 dikali 4, Di? Adi : 4 dikali 4 sama dengan 20. Haris : Wah jawaban kamu salah, Di. Harusnya 16. Coba sekali lagi deh 10 dikali 10 berapa ? Adi : Wah ini mah mudah jawabannya 100 kan? Haris : Wah kamu bener, Di. 88
Dalam percakapan Haris dan Adi diatas maka dapat dikelompokan dalam beberapa kalimat. Tentukan kalimat-kalimat berikut: 1. Kalimat-kalimat yang tidak dapat dinyatakan benar maupun salah? 2. Kalimat-kalimat yang dinyatakan benar? 3. Kalimat-kalimat yang dinyatakan salah? tulislah jawaban kalian dibawah ini! Jawaban : 1. …………………………………………………………………………... …………………………………………………………………………... 2. …………………………………………………………………………... …………………………………………………………………………... 3. …………………………………………………………………………... ………………………………………………………………… ………... Sedikit Informasi ➢ Kalimat terbuka adalah kalimat yang belum diketahui nilai kebenaran nya, (bernilai benar saja atau bernilai salah). ➢ Kalimat tertutup adalah kaliamat yang sudah diketahui nilai benar atau salah.
Menemukan Konsep Persamaan Linear Satu Variabel Perhatikan kalimat terbuka berikut a.
x+3= 7
e. 2p = 20
b. y + 7 9
f. 12 – 2m < 9m
c. 4x + 2 = 6 – 8x
g. x + 10y = 100
d. P + 6 10
h. 8 + 2x −6 − 5x
3.
89
Adik-adik untuk menemukan sebuah konsep persamaan linear satu variabel ikutilah beberapa penjelasan di bawah ini. Kalimat-kalimat terbuka di atas memiliki variabel, kedua sisi dihubungkan oleh tanda sama dengan (=) artinya bentuk tersebut suatu persamaan, jika dihubungkan dengan tanda ( , , , dan ) artinya bentuk tersebut suatu pertidaksamaan sehingga dapat disimpulkan a. Bentuk a, c, e, dan g merupakan … b. Bentuk b, d, f, dan h merupakan … c. Nah berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan 1. Persamaan adalah kalimat terbuka yang terdapat tanda ….
2. Persamaan linear satu variabel adalah …..
Sebelum kalian melanngkah pada tahap pembelajaran berikutnya, diskusikan kembali bersama teman-teman dan guru mengenai kasus 1 yang teah kalian kerjakan. Kemudian tuliskan kesimpulan nya pada kolom yang telah disediakan. Kesimpulan 1. Kalimat terbuka adalah..
2. Kalimat tertutup adalah…
90
Tahap Pair Pada pasangan
tahap
diskusi
pair,
carilah
(boleh
teman
sebangku). Kemudian diskusikanlah
Kasus 2 Mengubah C Masalah Nyata Kedalam Persamaan Linear Satu Variabel
Rani membeli stroberi coklat di sebuah toko, setibanya di rumah Rani membarikan kepada kedua kakanya yaitu Dimas dan Galih sehingga coklat milik Rani tinggal 8 bungkus. 1. Ubahlah cerita tersebut kedalam kalimat terbuka! 2. Berapa banyak coklat yang Rani berikan kepada kedua kakaknya? 3. Temukan fakta-fakta dari kalimat terbuka yang kalian peroleh! Petunjuk kerja Untuk menyelesaikan permasalahan diatas maka lakukan langkah-langkah beikut ini! 1. Buatlah pemisalan tentang “coklat” dalam bentuk variabel. Ubah kata “memberi” dengan simbol kurang, kemudaian buatlah model matematikanya. 2. Temukan banyaknya coklat yang Rani berikan keapada kedua kakanya dengan melihat sisa coklat Rani tinggal 8. 3. Menemukan fakta-fakta dari kalimat terbuka pada masalah tersebut dengan memperhatikan model matematikanya pada poin 1.
91
Jawaban : Misalkan x adalah coklat yang diberikan kepada kedua kakak nya a. Kalimat terbuka nya adalah 12 - … = 8 b. Karena coklat Rani tinggal 8, berarti coklat yang diberi Rani kepada adiknya sebanyak … coklat Dari permasalahan diatas maka kesimpulannya adalah c. Fakta-fakta dari kalimat terbuka 12 - … = 8 • Memiliki satu variabel (…) • Pangkat satu variabel y adalah (…) • Jika y digantikan dengan 4 maka 12 - …=… merupakan kalimat yang dinyatakan benar.
Beberapa yang dapat disimpulkan dari kalimat terbuka 12 – …= 8 adalah : a. …………………………………………………………………. b. ………………………………………………………………… c. ………………………………………………………………….
Soal kelompok 1. Uang Ifa jika dibelikan buku seharga Rp. 3.000,00 tersisa Rp. 12.000,00, berapakah uang Ifa sebelum dibelikan buku? 2. Sebuah bus berangkat dai sebuah kota A dengan banyak penumpang mulamula 25 0rang. Dalam perjalanan naik beberepa orang penumpang dan turun 15 orang penumpang. Sesampainya diterminal tujuan kota B, semua penumpang yang berjumlah 40 orang turun. Tentukan banyak penumpang yang naik
92
Kolom Jawaban
1. Diketahui: Buku yang dibeli Ifa = Rp.3000,00 Uang Ifa yang tersisa = Rp.12.000,00 Ditanyakan berapakah uang Ifa sebelum digunakan untuk membeli buku? Jawab …………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… 2. Diketahui: Banyak penumpang awal =… orang Banyak penumpang turun = … orang Jumlah semua penumpang = … orang Ditanya banyaknya penumpang naik? ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………
93
Tahapan Share Nah setelah kalian menyelesaikan beberapa contoh diatas kegiatan selanjutnya adalah mempresentasikan hasil diskusi bersama pasangan kalian. Bagi salah seorang yang tidak maju presentasi untuk mencatatat jawaban yang berbeda dari kelompok lain.
Soal Latihan Individu Tentukan penyelesaian dari persamaan berikut. 1. Diyana mempunyai susu coklat sebanyak 10 buah, beberapa susu coklat miliknya telah ia berikan kepada wahyu. Kemudian susu coklat diyana tersisa 7, maka berapakah susu coklat yang diyana berikan kepada wahyu? 2. Tari dibelikan pensil kembali oleh ayah sebanyak 5 buah, sekarang pensil yang dimiliki tari adalah 20 buah. Berapakah jumlah awal pensil yang tari miliki sebelum dibelikan ayah?
94
Kolom Jawaban 1.
Diketahui: Susu coklat milik diyana = … buah Susu coklat diyana yang tersisa = … buah Ditanya: berapakah susu coklat yang diberikan diyana kepada wahyu? ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………
2.
Diketahui: Pensil yang diberikan ayah kepada tari =… buah Pensil yang dimiliki tari saat ini = … buah Ditanya, berapah jumlah pensil tari mula-mula ………………………………………………………………………… ……………….……………………………………………………... ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………
95
Pertemuan Kedua
Kompetensi Dasar 3.8
Menjelaskan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variable dan
penyelesaian 4.8 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan persamaan dan
pertidaksamaan linear satu variabel.
Indikator Pembelajaran 3.8.2 Menjalaskan sifat-sifat operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian pada persamaan linear satu variabel. 4.8.2 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan persamaan linear
Tujuan kegiatan 1. Siswa mampu Menjelaskan sifat-sifat operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian . 2. Siswa mampu Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan persamaan linear.
96
Tahapan Think Pada tahapan think cobalah kalian pikirkan secara mandiri permasalahanpermaslahan pada beberapa kasus berikut ini. Kemudian tuliskan jawaban kalian pada kolom yang telah disediakan
Menyelesaikan Persamaan Linear Satu Variabel Menggunakan Operasi Pengurangan atau Penjumlahan Dalam menyelesaikan persamaan linear satu variabel, tujuannya adalah menyederhanakan persamaan untuk menyisakan variabel saja disalah satu sisi. Setiap langkah yang digunakan untuk menyederhanakan persamaan menghasilkan persamaan ekuivalen. Tahukah kalian apa itu persamaan ekuivalen? Untuk mengetahui apa itu persamaan ekuivalen perhatikan persamaan-persamaan berikut. Contoh
1. x − 3 = 5 Gantikan nilai x dengan suatu bilangan sehingga pernyataan diatas bernilai benar ... − 3 = 5 2. 2x − 6 = 10 Gantikan niali x dengan suatu bilangan sehingga pernyaan diatas bernilai benar 2 x(...) − 6 = 10 3. x + 4 = 12 Gantikan nilai x dengan suatu bilangan sehingga pernyataan diatas bernilai benar ... + 4 = 12 Jadi, penyelesaian persamaan x + 4 = 12 adalah x = ...
97
Setelah kalian memahami bagaimana menentukan penyelesaian persamaan linear di atas, lengkapi tabel berikut. Tulis pertanyaan yang menyatakan persamaan. kemudian cek penyelesaian yang kalian peroleh. Persamaan Pertanyaan Penyelesaian Cek x+2=7 Berapakah nilai x agar 5+2 = 7 x+2=7 x=5 persamaan bernilai benar? 7 = 7 benar Berapakah nilai x agar persamaan bernilai benar? 2x + 1 = 5 x=2
x −3 =1
Berpakah nilai x agar persamaan bernilai benar?
x=4
x−7 = 3
Berapakah nilai x agar persamaan bernilai benar?
x = 10
Tahapan Pair Pada tahap pair, carilah pasangan diskusi (boleh teman sebangku). Kemudian diskusikanlah jawaban kalian pada kasus 2 berikut ini Ayo Berpikir ➢ Kedua ruas ditambah atau dikurangi dengan bilangan yang sama Contoh : Tentukan himpunan penyelesaian dari Penyelesaian:
Periksa
98
Menyelesaikan Persamaan Menggunakan operasi perkalian dan Pembagian
a. Operasi Perkalian
1 a=5 2 Penyelesaian: Contoh :
Kedua ruas dikali dengan 2 , persamaan
1 a = 5 adalah persamaan yang setara 2
1 a ... = 5 ... 2 Sehingga a = 10 dengan
b. Operasi Pembagian Contoh 4a = 20 Penyelesaian: Persamaan 4a = 20 adalah persamaan yang setara dengan 4a : 4 = 20 : .. sehingga, didapatkan a = ...
Menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan Persamaan Linear Satu Variabel
yang
Tahukah kalian bahwa persamaan linear satu variabel dapat menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penyelesaian masalah sehari-hari yang berkaitan dengan persaman linear satu variabel adalah dengan membuat model matematika terlebih dahulu. Model matematika ini digunakan dengan cara memisalkan informasi yang tidak diketahui yaitu memisalkan dengan variabel tertentu pada informasi yang tidak diketahui. Untuk lebih memahaminya lagi yuk simak contoh soal berikut ini.
99
Contoh Seorang petani mempunyai sebidang tanah berbentuk persegi panjang. Lebar tanah tersebut 6 m lebih pendek daripada panjangnya. Jika keliling tanah 60 m, buatlah model matematika dan tentukan luas tanah petani!
Penyelesaian: Diketahui : Cobalah kalian gambar sebidang tanah dan buatlah pemisalan. Karena permasalahan ini adalah mencari keliling sebidang tanah yang berbentuk peregi panjang maka rumus keliling dan luas tanah petani itu menggunakan rumus K & L persegi panjang Misalkan panjang tanah = x dan lebar tanah Jadi model matematika nya adalah dan Penyelesaian dari model matematika Sehingga luas tanah di atas adalah:
100
Tahapan Share Nah setelah kalian menyelesaikan beberapa contoh
diatas
kegiatan
selanjutnya
adalah
mempresentasikan hasil diskusi bersama pasangan kalian. Bagi salah seorang yang tidak maju
Soal Latihan Individu 1. Andi memakan 8 kue onde-onde dan Afiza memakan 11 kue onde-onde dari kemasan yang baru dibuka. Mereka berdua menyisakan 23 kue ondeonde didalam kemasan. Tulis persamaan dan tentukan penyelesaian untuk mengetahui banyak nya kue onde-onde dalam kemasan semula? Diketahui : Kue onde-onde yang dimakan andi = 8 buah Kue onde-onde yang dimakan afiza = 11 buah Kue yang tersisa = 23 buah Ditanya jumlah kue onde-onde semula dalam kemasan? …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………… …… 2. Uang ibu sebanyak Rp. 150.000,00 setelah di berikan kepada dua anaknya untuk keperluan sekolah dalam jumlah yang sama sisanya tinggal Rp. 20.000,00. Berapakah jumlah uang yang diterima masing-masing anaknya?
101
Diketahui : Uang ibu sebanyak Rp.150.000,00 Sisa uang ibu Rp.20.000,00 Ditanya berapakah jumlah uang yang diterima masing-masing anak ibu? …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………
102
Pertemuan Ketiga
KOMPETENSI DASAR 3.8 Menjelaskan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variable dan penyelesaian 4.8 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel.
Indikator Pembelajaran 3.8.3 menjelaskan konsep pertidaksamaan linear satu variable 4.8.3 mengubah dan menyelesaiakan masalah nyata dengan bentuk pertidaksamaan linear satu variabel
Tujuan kegiatan 1. Siswa mampu menjelaskan konsep pertidaksamaan linear satu variabel 2. Siswa mampu mengubah dan menyelesaikan masalah nyata dengan bentuk pertidaksamaan linear satu variabel
103
Tahapan Think Pada tahapan think cobalah kalian pikirkan secara mandiri permasalahanpermaslahan pada beberapa kasus berikut ini. Kemudian tuliskan jawaban kalian pada kolom yang telah disediakan Menemukan Konsep Pertidaksamaan Linear Satu Variabel
Adik-adik pada pertemuan sebelumnya kita telah membahas tentang persamaan linear satu variabel. Nah bila ada persamaan tentu saja ada yang namanya pertidaksamaan, untuk itu pada pertemuan ini kalian akan diajarkan pertidaksamaan linear satu variabel. Apa itu pertidaksamaan linear satu variabel? Untuk itu amatilah beberapa penjelasan dibawah ini. Ayo Berfikir Pertidaksamaan linear satu variabel adalah kalimat terbuka yang hanya memiliki satu variabel dan derajat satu dan memuat hubungan ( , . Lihatlah kalimat-kalimat berikut manakah yang termasuk dalam pertidaksamaan linear satu Variabe? Soal Ya Tidak 1. 2. 3. 4.
Memahami Sifat-sifat Pertidaksamaan Linear Satu Variabel Diketahui sebuah pernyataan yang menggunakan tanda pertidaksamaan, yaitu 3 1 1. Apabila tanda “>” kedua ruas nya ditambah dengan sebuah bilangan bulat positif, maka yang terjadi adalah
104
Misalkan bilangan bulat positif itu adalah 5 3>1
3 + ... 1 + ...(kedua ruas ditambah 5) …>… (merupakan pernyataan yang benar
Kita peroleh tanda “>” TIDAK BERUBAH 2. Apabila tanda “>” kedua ruas nya ditambah dengan sebuah bilangan bulat negative, maka yang teradi adalah Misalkan bilangan bulat negatif itu adalah -5 3+. 1+. (kedua ruas ditambah 5)3
>1
3+. 1+. (kedua ruas ditambah 5)3
+ …>1 +…(kedua ruas ditambah -5)
3+. 1+. (kedua ruas ditambah 5)…>…
(merupakan pernyataan yang bernilai …..)
Kita peroleh tanda “>” ……….
3. Apabila tanda “>” kedua ruas nya dikurangi dengan sebuah bilangan bulat positif, maka yang terjadi adalah Misalkan bilangan bulat negative itu adalah 6 3+. 1+. (kedua ruas ditambah 5)3
>1
3+. 1+. (kedua ruas ditambah 5)3
-… >1 - … (kedua ruas dikurangi 6)
3+. 1+. (kedua ruas ditambah 5)…
> … (merupakan pernyataan berniali ……)
Kita peroleh tanda “>”………
105
4. Apabila tanda “>” kedua ruas nya dikurangi dengan sebuah bilangan bulat negative, maka yang terjadi adalah Misalkan bilangan bulat negative itu adalah -6 3+. 1+. (kedua ruas ditambah 5)3
>1
3+. 1+. (kedua ruas ditambah 5)3
+ … >1 + …(kedua ruas dikurangi -6)
3+. 1+. (kedua ruas ditambah 5)…>…
(merupakan pernyataan berniali benar)
Kita peroleh tanda “>” ……… 5. Apabila tanda “>” kedua ruas nya dibagi dengan sebuah bilangan bulat positif maka yang terjadi adalah Misalkan bilangan bulat negatif itu adalah 3 3+. 1+. (kedua ruas ditambah 5)3
3+. 1+. (kedua ruas ditambah 5)
>1
3 1 (kedua ruas dibagi 3) 3 3
3+. 1+. (kedua ruas ditambah 5)…
> … (merupakan pernyataan yang bernilai ……)
Kita peroleh “>”……… 6. Bagaimana tanda “>” jika kedua ruas dibagi dengan sebuah bilangan bulat negatif, maka yang terjadi adalah Misalkan bilangan bulat negatif itu adalah -3 3>1 3+. 1+. (kedua ruas ditambah 5)
3 1 (kedua ruas dibagi − 3) −3 −3
3+. 1+. (kedua ruas ditambah 5)…
>… (merupakan pernyataan yang bernilai ……)
Kita peroleh tanda “>”…. Agar pernyataan tersebut …>…. Bernilai benar maka tanda “>” kita harus ubah menjadi tanda < sehingga : 3+. 1+. (kedua ruas ditambah 5)….
< … (merupakan pernyataan yang benar)
7. Apabila tanda “>” kedua ruas nya dikali dengan sebuah bilangan bulat positif, maka yang terjadi adalah
106
Misalkan bilangan bulat positif itu 3 3+. 1+. (kedua ruas ditambah 5)3 > 1 8. Apabila tanda “>” kedua ruas nya dikali dengan sebuah bilangan bulat negatif, +. (kedua ruas ditambah 5) 3 terjadi (kedua ruas dikali 3) 3 1 3adalah maka3+. 1yang 3+. 1+. (kedua ruas ditambah 5)…>… bilangan (merupakan bernilai …….) Misalkan bulatpernyataan positif itu yang adalah -3
Kita “>”…….. >1 33 133 peroleh 33 13 3 −3 1 −3 (kedua ruas dikali -3)
…>… (merupakan pernyataan yang bernilai …….)
Agar pernyataan tersebut ….> …… bernilai benar maka tanda “>” kita harus ubah menjadi tanda < sehingga : 33 13….